Follow Us @soratemplates

Minggu, 25 Maret 2018

Eksistensi Pasar Tradisional Terancam oleh Pasar Modern

Pasar Tradisional
Suasana Tawar Menawar di Pasar Tradisional 
Sumber : seruji.co.id

Kita perlu belajar dari nabi Muhammad SAW saat pertama kali hijrah ke Madinah membangun masjid dan menyatukan kaum Anshar dan Muhajirin. Perintah selanjutnya adalah membangun pasar. Kita menyadari betul bahwa pasar merupakan satu penunjang bagi kesejahteraan masyarakat.

Memasuki era globalisasi, harus diakui bahwa pasar tradisional di Indonesia terancam keberadaannya oleh pasar modern. Rata-rata pasar tradisional di Indonesia berbentuk warung, kios, ruko atau tempat perbelanjaan pasar tradisional. Sedangkan pasar modern berbentuk minimarket, supermarket atau mall.

Persaingan ketat mulai tampak di dunia perekonomian Indonesia antara pasar tradisional dan pasar modern. Maraknya pasar modern secara tidak langsung perlahan-lahan menghentikan keberadaan pasar tradisional di negeri ini. Hal ini terbukti ketika menilik kemunculan pasar-pasar modern baru yang dibangun bersebelahan  dengan pasar-pasar tradisional.

Pada kenyataannya, pasar tradisional memang dimiliki oleh perseorangan atau individu. Hal ini berbeda dengan pasar-pasar modern yang sudah berbentuk korporasi. Kondisi ini berakibat pada tata kelola pasar modern yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pasar tradisional.

Melihat kondisi ini, pasar tradisional semakin  jauh tertinggal dibandingkan dengan pasar modern. Ditambah lagi dengan kebiasaan masyarakat yang mulai berubah. Masyarakat mulai berbondong-bondong meninggalkan pasar tradisional dan beralih berbelanja ke pasar modern.

Harapan Masyarakat terhadap Pasar Tradisional

Harapan masyarakat dari sebuah tempat belanja adalah bersih dan nyaman untuk berbelanja. Mereka merasa nyaman jika tempat belanja terdapat fasilitas AC, toilet yang bersih, tempat ibadah atau mushola yang memadai. Masyarakat juga merasa aman ketika ada petugas keamanan yang menjaga tempat berbelanja. Respon yang cepat, adanya fasilitas hiburan, banyaknya diskon dan adanya pembayaran non tunai pada dasarnya menjadi kelebihan yang dimiliki oleh pasar modern.

Kendati demikian, pasar tradisional juga memiliki keunggulannya sendiri. Pasar tradisional menjanjikan kedekatan personal antara penjual dan pembeli yang jauh lebih menonjol ditandai oleh adanya proses tawar menawar. Proses tawar-menawar yang merupakan modal sosial tersebut mampu mempengaruhi emosi antara penjual dan pembeli di pasar tradisional. Modal sosial inilah yang membuat pasar tradisional masih eksis hingga saat ini.

Pasar Klewer Menjadi Percontohan Pasar Tradisional

Pasar Klewer, Solo yang Bersih dan Rapi
Sumber : jawapos.com

Akan tetapi, kita tidak boleh pesimis dengan perkembangan pasar tradisional sekarang ini. Presiden Jokowi telah meresmikan Pasar Klewer, Solo menjadi percontohan pasar tradisional modern 21 April tahun 2017. Setelah terjadi musibah kebakaran pada Desember 2014, Pasar Klewer telah direvitalisasi menjadi pasar tradisional modern. 

Pasar Klewer telah direvitalisasi menjadi pasar yang dapat dicontoh bagi pasar-pasar lainnya di Indonesia dan tidak boleh kalah dengan mall atau pusat perbelanjaan modern. Sehingga kita bisa belajar banyak dari Pasar Klewer untuk memperbaiki kondisi pasar di sekitar tempat kita tinggal.

Sejak diresmikan, Pasar Klewer berubah menjadi lebih modern, nyaman dan aman bagi pedagang dan pembeli. Keramahan pedagang dan kualitas produk terjaga. Selain itu ciri khas Pasar Klewer sebagai pasar rakyat dengan tradisi tawar-menawar juga tetap ada.

Pengelolaan pasar semakin maju dengan pembagian kartu E-retribusi. Ini mengakibatkan jaminan bahwa tidak ada lagi pasar yang retribusinya jalan terus tapi kotor dan tidak nyaman. Transparansi menuntut pemerintah dan pedagang untuk mematuhi peraturan yang berlaku.

Selain itu, pemerintah setempat juga membagikan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada para pedagang pasar. Pedagang pasar bukan lagi dianggap sektor informal, tetapi sektor formal yang diakui memberi kontribusi nyata bagi perekonomian regional maupun nasional.

Pedagang pasar juga dihimbau untuk mempunyai NPWP. Kepemilikan NPWP bagi para pedagang pasar adalah tanda bahwa Pasar Klewer siap menjadi pasar modern tanpa meninggalkannilai-nilai tradisi dan kearifan lokal. Kepemilikan NPWP juga menjadi standar layanan pemerintah kepada pedagang di pasar rakyat.

Dengan berbagai fasilitas yang disediakan di Pasar Klewer tersebut, tidaklah heran jika Pasar Klewer akhirnya menjadi jantung perekonomian kota Solo dan Jawa Tengah. Walaupun harus menyedot alokasi APBN 2015 sebesar Rp. 61,8 milyar dan APBN 2016 sebesar Rp. 96 milyar pedagang maupun rakyat kecil merasa terlayani oleh pemerintah.

Salah satu hal penting yang perlu ditingkatkan dari pasar tradisional adalah tata kelola yang lebih baik, dimana tata kelola yang baik akan menghilangkan image negatif yang melekat pada pasar tradisional itu sendiri. Tata kelola yang baik akan meningkatkan eksistensi pasar tradisional ditengah globalisasi dari pasar modern di Indonesia. Dengan kata lain, semua ini akan kembali pada political will dari pemerintah untuk berani menjamin kelangsungan pasar tradisional di tengah gempuran pasar modern.

Melihat kondisi ideal Pasar Klewer, Solo dan membandingkan dengan kondisi pasar di tempat lain pada umumnya menjadi sangat miris. Ibarat pepatah “Jauh Panggang dari Api”, masih jauh dari yang diharapkan. Masih banyak pasar yang sedang dibangun kemudian menempati pasar penampungan sementara. Sehingga banyak pedagang kecil yang secara omzet mengalami penurunan.

Belum lagi di beberapa kota ada beberapa supermarket yang berdiri di sekitar pasar yang secara tidak langsung menyedot para konsumen untuk meninggalkan pasar tradisional dan memilih berbelanja di supermarket tersebut. Bahkan semakin banyak mall-mall besar berdiri. 

Mall-mall baru tersebut dibuat megah dan lengkap. Tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan melainkan ada beragam fasilitas pendukung baik hotel, wahana permainan anak, pusat rekreasi dan hiburan, bioskop dan pusat kuliner yang ditawarkan. Dengan berbagai kelengkapan fasilitas yang ditawarkan pasti akan membuat pengunjung berbondong-bondong berbelanja dan semakin enggan berkinjung ke pasar tradisional yang kotor, tidak nyaman dan tidak aman.

Perlu Kerjasama Berbagai Pihak Untuk Upgrade Pasar Tradisional


Simbol Kerjasama dari Berbagai Pihak
Sumber : meitymamahitministry.blogspot.co.id

Oleh karena itu perlu sebuah gerakan untuk menyelamatkan pasar tradisional dari ancaman pasar modern tersebut. Demi kemajuan pasar tradisional dan kelancaran proses pembangunan semua pihak harus bekerjasama sehingga kualitas pembangunan pasar tradisional sesuai.

Untuk mengubah pasar tradisional menjadi pasar tradisional modern tentu tidak mudah, perlu kerjasama berbagai pihak. Sinergisitas antara pedagang, pengunjung, aktivis pro pasar tradisional dan pemerintah harus terus diupayakan. Jika semua bahu membahu melakukan tindakan untuk upgrade pasar tradisional, niscaya pasar tradisional modern akan terwujud. Upaya yang bisa dilakukan dari pihak-pihak tersebut, di antaranya :

1.    Pemerintah

Pemerintah harus melakukan pembenahan berbagai hal mulai dari sektor infrastruktur pasar, menyediakan fasilitas penunjang kebutuhan konsumen yang bisa meningkatkan omset penjualan. Selain itu pemerintah harus menindak tegas oknum-oknum yang melanggar terhadap peraturan daerah tentang pembangunan minimarket. Bahkan jika perlu pemerintah menerbitkan aturan moratorium pasar modern karena dugaan banyaknya pasar modern yang menyalahi zonasi atau tidak mengantongi izin. 

Aturan jarak antara pasar modern dengan pasar tradisional harusnya benar-benar sesuai dengan aturan, minimal 5 kilometer. Begitu pula jam operasional. Pasar tradisional hanya buka delapan jam, sedangkan pasarl modern bisa 24 jam. Jika aturan ditegakkan rakyat kecil pasti tidak akan tercekik.

Selain itu juga perlu pembatasan jenis dagangan. Di beberapa pasar modern sudah menjual sayur mayur, buah-buahan dan jenis komoditas lainnya yang biasa dijual di pasar tradisional. Bahkan pasar modern juga sudah menjual pulsa sekarang. Ini jelas telah merebut pangsa pasar para pedagang kecil. Oleh karena itu, pemerintah harus tegas dalam menegakkan aturan agar pasar tradisional tetap eksis dan mempunyai denyut di kotanya.

2.    Pedagang

Pedagang juga harus mempunyai strategi agar para pengunjung tertarik untuk berbelanja di pasar tradisional. Strategi yang dipakai pedagang pasar tradisional dalam menghadapi persaingan pasar modern adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen dengan sebaik-baiknya. Keramahan pedagang sangat diperlukan dalam melayani pembeli. Pedagang juga harus menjaga kualitas produk yang dijual agar pembeli merasa puas.
Selain itu, pedagang juga harus menjaga fasilitas umum yang disediakan pemerintah seperti toilet umum dan tempat ibadah. Dan yang tidak kalah penting, pedagang juga harus mempunyai tanggung jawab terhadap kebersihan pasar di lingkungan kiosnya dengan cara membuang sampah pada tempatnya.

3.    Pengunjung

Pengunjung pasar memang mempunyai hak untuk memilih ingin berbelanja di pasar tradisional atau pasar modern. Pasar tradisional adalah pilihan tempat belanja yang wajib dikunjungi. Perlu kesadaran untuk memilih pasar tradisional sebagai tempat belanja. Bagi yang masih memilih pasar modern, perlu kiranya merenungkan 7 alasan berikut:

a.       Pasar adalah tempat belanja dimana kita bisa tawar-menawar dengan penjual
Tawar menawar adalah seni yang tak bisa kita dapatkan di pasar modern. Tentunya tawar menawar yang dilakukan dengan harga yang masuk akal, jangan terlalu rendah. Kita harus bisa menentukan harga yang pantas dan sesuai dengan barang yang kita beli.

b.      Pasar bisa juga dijadikan tempat bertukar informasi dengan penjual
Terkadang kita menemukan penjual yang semangat dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kita bisa bercakap-cakap dengan penjual tersebut. Sebagai contoh, kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang bumbu masakan tertentu dan cara mengolah sayur dari penjual. Ilmu tersebut bisa jadi tidak kita dapatkan di bangku sekolah tentunya.

c.       Di pasar tradisional, fashion nomer sekian
Kita sering melihat banyak ibu-ibu belanja di pasar modern dengan pakaian modis, sepatu atau sandal high heels dan juga make-up tebal. Tapi di pasar tradisional kita akan jarang menemukannya. Di pasar tradisional, para pengunjung lebih memilih pakaian sederhana yang nyaman digunakan. Bahkan lebih sering kita lihat ibu-ibu memakai daster sebagai kostum saat berbelanja di pasar tradisional.

Walaupun ibu-ibu memakai dasterpun tau bapak-bapak memakai kaos oblong tak ada satu pun pengunjung yang mencela. Bahkan sering mendapat harga lebih murah dibanding  ketika kita berbelanja sepulang dari kantor dengan mengenakan seragam kantor.

d.      Banyak pilhan dan lebih lengkap
Beberapa orang menganggap pasar modern lengkap, tetapi kalau kita mau menjelajah pasar tradisional justru lebih lengkap dan banyak pilihan, mulai dari sayur, ikan, daging, bumbu dapur hingga peralatan rumah tangga. Kita juga bisa memilih berbagai ikan dengan berbagai macam ukuran dan harga yang bersahabat jika kita pandai menawar.

e.       Buka lebih pagi
Keuntungan lain dari pasar tradisional adalah jam buka yang bisa dibilang terlalu pagi bahkan saat yang lain masih tertidur. Ini cocok sekali bagi mereka yang sibuk bekerja berangkat pagi dan menuntut pulang sore. Mereka mempunyai kesempatan untuk berbelanja di awal pagi. Berbelanja di pagi hari juga memberikan keuntungan akan mendapatkan barang-barang belanjaan yang lebih segar bahkan masih berembun karena penjual biasanya mendatangkan barang sejak dini hari.

f.       Tidak semua pasar tradisional kotor
Walaupun pasar tradisional sudah terkenal kumuh dan lain-lain yang membuat kita enggan belanja disana, nyatanya kalau kita cermat masih bisa menemukan beberapa lorong kios yang bersih dan rapi. Lantainya juga kering dan keramik. Jadi sebagai pembeli juga jangan lelah mencari sudut-sudut pasar yang rapi dan bersih yang membuat belanja menjadi nyaman.

g.      Belanja di pasar tradisional mendukung usaha rakyat kecil
Ini seharusnya menjadi landasan utama bagi kita dalam memilih pasar tradisional sebagai tempat belanja. Menolong pedagang-pedagang yang omzetnya kecil merupakan perbuatan mulia. Jika kita belanja di pasar modern kita semakin mendukung para pedagang yang omzetnya sudah besar bahkan memiliki cabang dimana-mana.. Ini membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Jika omzet pedagang kecil turun akan berimbas pada petani dan peternak yang mengandalkan pasar tradisional untuk menjual produk mereka. Dengan belanja di pasar tradisional berarti kita telah mendukung produsen lokal juga.

4.      Aktivis Pro Pasar Tradisional

Di beberapa kota sudah ada paguyuban atau organisasi kemasyarakatan yang intens memperjuangkan pasar tradisional termasuk juga ormas. Jika paguyuban-paguyuban dan ormas bisa saling bekerjasama untuk mengkampanyekan tentang kesadaran masyarakan agar lebih mengutamakan pasar daripada mall insyaAllah pasar tradisional akan tetap ada.

Sejumlah wakil rakyat yang pro dengan pasar tradisional juga perlu digandeng. Idealnya mereka tidak cukup hanya menampung aspirasi saja dari pedagang kecil tetapi harus menjadi jembatan yang mempertemukan para pedagang dengan pemerintah agar terlahir kebijakan yang pro dengan rakyat kecil.

Walaupun sebagian besar pedagang pasar dan masyarakat menolak keberadaan pasar modern, jangan sampai melakukan langkah sendiri dalam menindak keberadaan pasar modern tetapi harus bersinergi. Jika ada mall-mall baru yang hendak berdiri segera bersatu dan mengadakan audiensi dengan pemerintah terkait pembangunan mall tersebut. Apalagi pembangunan mall yang belum mengantongi ijin tapi sudah berani membangun. Dengan bersatunya seluruh pihak, kemungkinan besar pembangunan mall bisa dihentikan tergantung kebijakan pemerintah setempat.

Begitulah jika semua pihak bekerja sama, pasar tradisional akan tetap eksis dan tetap ada di hati masyarakat. Adanya pasar modern memang menjadi ancaman bagi pasar tradisional. Namun, jika semua pihak bersinergi ancaman tersebut bisa diubah menjadi tantangan yang justru akan membuat pasar tradisional semakin menata diri dan semakin baik lagi.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar