Suasana Tawar Menawar di Pasar Tradisional
Sumber : seruji.co.id
Kita
perlu belajar dari nabi Muhammad SAW saat pertama kali hijrah ke Madinah
membangun masjid dan menyatukan kaum Anshar dan Muhajirin. Perintah selanjutnya
adalah membangun pasar. Kita menyadari betul bahwa pasar merupakan satu
penunjang bagi kesejahteraan masyarakat.
Memasuki
era globalisasi, harus diakui bahwa pasar tradisional di Indonesia terancam
keberadaannya oleh pasar modern. Rata-rata pasar tradisional di Indonesia berbentuk
warung, kios, ruko atau tempat perbelanjaan pasar tradisional. Sedangkan pasar
modern berbentuk minimarket, supermarket atau mall.
Persaingan
ketat mulai tampak di dunia perekonomian Indonesia antara pasar tradisional dan
pasar modern. Maraknya pasar modern secara tidak langsung perlahan-lahan
menghentikan keberadaan pasar tradisional di negeri ini. Hal ini terbukti ketika
menilik kemunculan pasar-pasar modern baru yang dibangun bersebelahan dengan pasar-pasar tradisional.
Pada
kenyataannya, pasar tradisional memang dimiliki oleh perseorangan atau
individu. Hal ini berbeda dengan pasar-pasar modern yang sudah berbentuk
korporasi. Kondisi ini berakibat pada tata kelola pasar modern yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan pasar tradisional.
Melihat
kondisi ini, pasar tradisional semakin jauh tertinggal dibandingkan dengan pasar
modern. Ditambah lagi dengan kebiasaan masyarakat yang mulai berubah.
Masyarakat mulai berbondong-bondong meninggalkan pasar tradisional dan beralih
berbelanja ke pasar modern.
Harapan Masyarakat terhadap Pasar Tradisional
Harapan masyarakat dari
sebuah tempat belanja adalah bersih dan nyaman untuk berbelanja. Mereka merasa
nyaman jika tempat belanja terdapat fasilitas AC, toilet yang bersih, tempat
ibadah atau mushola yang memadai. Masyarakat juga merasa aman ketika ada
petugas keamanan yang menjaga tempat berbelanja. Respon
yang cepat, adanya fasilitas hiburan, banyaknya diskon dan adanya pembayaran
non tunai pada dasarnya menjadi kelebihan yang dimiliki oleh pasar modern.
Kendati
demikian, pasar tradisional juga memiliki keunggulannya sendiri. Pasar
tradisional menjanjikan kedekatan personal antara penjual dan pembeli yang jauh
lebih menonjol ditandai oleh adanya proses tawar menawar. Proses tawar-menawar
yang merupakan modal sosial tersebut mampu mempengaruhi emosi antara penjual
dan pembeli di pasar tradisional. Modal sosial inilah yang membuat pasar
tradisional masih eksis hingga saat ini.
Pasar Klewer Menjadi Percontohan Pasar Tradisional
Pasar Klewer, Solo yang Bersih dan Rapi
Sumber : jawapos.com
Akan tetapi, kita tidak
boleh pesimis dengan perkembangan pasar tradisional sekarang ini. Presiden
Jokowi telah meresmikan Pasar Klewer, Solo menjadi percontohan pasar
tradisional modern 21 April tahun 2017. Setelah terjadi musibah kebakaran pada
Desember 2014, Pasar Klewer telah direvitalisasi menjadi pasar tradisional
modern.
Pasar Klewer telah direvitalisasi menjadi pasar yang dapat dicontoh
bagi pasar-pasar lainnya di Indonesia dan tidak boleh kalah dengan mall atau
pusat perbelanjaan modern. Sehingga kita bisa belajar banyak dari Pasar Klewer
untuk memperbaiki kondisi pasar di sekitar tempat kita tinggal.
Sejak diresmikan, Pasar
Klewer berubah menjadi lebih modern, nyaman dan aman bagi pedagang dan pembeli.
Keramahan pedagang dan kualitas produk terjaga. Selain itu ciri khas Pasar Klewer
sebagai pasar rakyat dengan tradisi tawar-menawar juga tetap ada.
Pengelolaan pasar
semakin maju dengan pembagian kartu E-retribusi. Ini mengakibatkan jaminan
bahwa tidak ada lagi pasar yang retribusinya jalan terus tapi kotor dan tidak
nyaman. Transparansi menuntut pemerintah dan pedagang untuk mematuhi peraturan
yang berlaku.
Selain itu, pemerintah
setempat juga membagikan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada para pedagang pasar.
Pedagang pasar bukan lagi dianggap sektor informal, tetapi sektor formal yang
diakui memberi kontribusi nyata bagi perekonomian regional maupun nasional.
Pedagang pasar juga
dihimbau untuk mempunyai NPWP. Kepemilikan NPWP bagi para pedagang pasar adalah
tanda bahwa Pasar Klewer siap menjadi pasar modern tanpa meninggalkannilai-nilai
tradisi dan kearifan lokal. Kepemilikan NPWP juga menjadi standar layanan
pemerintah kepada pedagang di pasar rakyat.
Dengan berbagai
fasilitas yang disediakan di Pasar Klewer tersebut, tidaklah heran jika Pasar
Klewer akhirnya menjadi jantung perekonomian kota Solo dan Jawa Tengah.
Walaupun harus menyedot alokasi APBN 2015 sebesar Rp. 61,8 milyar dan APBN 2016
sebesar Rp. 96 milyar pedagang maupun rakyat kecil merasa terlayani oleh
pemerintah.
Salah
satu hal penting yang perlu ditingkatkan dari pasar tradisional adalah tata
kelola yang lebih baik, dimana tata kelola yang baik akan menghilangkan image negatif yang melekat pada pasar
tradisional itu sendiri. Tata kelola yang baik akan meningkatkan eksistensi
pasar tradisional ditengah globalisasi dari pasar modern di Indonesia. Dengan
kata lain, semua ini akan kembali pada political
will dari pemerintah untuk berani menjamin kelangsungan pasar tradisional
di tengah gempuran pasar modern.
Melihat
kondisi ideal Pasar Klewer, Solo dan membandingkan dengan kondisi pasar di
tempat lain pada umumnya menjadi sangat miris. Ibarat pepatah “Jauh Panggang
dari Api”, masih jauh dari yang diharapkan. Masih banyak pasar yang sedang
dibangun kemudian menempati pasar penampungan sementara. Sehingga banyak
pedagang kecil yang secara omzet mengalami penurunan.
Belum
lagi di beberapa kota ada beberapa supermarket yang berdiri di sekitar pasar
yang secara tidak langsung menyedot para konsumen untuk meninggalkan pasar
tradisional dan memilih berbelanja di supermarket tersebut. Bahkan semakin
banyak mall-mall besar berdiri.
Mall-mall baru tersebut dibuat megah dan
lengkap. Tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan melainkan ada beragam fasilitas
pendukung baik hotel, wahana permainan anak, pusat rekreasi dan hiburan,
bioskop dan pusat kuliner yang ditawarkan. Dengan berbagai kelengkapan
fasilitas yang ditawarkan pasti akan membuat pengunjung berbondong-bondong
berbelanja dan semakin enggan berkinjung ke pasar tradisional yang kotor, tidak
nyaman dan tidak aman.
Perlu Kerjasama Berbagai Pihak Untuk Upgrade Pasar Tradisional
Simbol Kerjasama dari Berbagai Pihak
Sumber : meitymamahitministry.blogspot.co.id
Oleh
karena itu perlu sebuah gerakan untuk menyelamatkan pasar tradisional dari
ancaman pasar modern tersebut. Demi kemajuan pasar tradisional dan kelancaran
proses pembangunan semua pihak harus bekerjasama sehingga kualitas pembangunan pasar
tradisional sesuai.
Untuk
mengubah pasar tradisional menjadi pasar tradisional modern tentu tidak mudah, perlu
kerjasama berbagai pihak. Sinergisitas antara pedagang, pengunjung, aktivis pro
pasar tradisional dan pemerintah harus terus diupayakan. Jika semua bahu membahu
melakukan tindakan untuk upgrade
pasar tradisional, niscaya pasar tradisional modern akan terwujud. Upaya yang
bisa dilakukan dari pihak-pihak tersebut, di antaranya :
1. Pemerintah
Pemerintah harus melakukan pembenahan
berbagai hal mulai dari sektor infrastruktur pasar, menyediakan fasilitas
penunjang kebutuhan konsumen yang bisa meningkatkan omset penjualan. Selain itu
pemerintah harus menindak tegas oknum-oknum yang melanggar terhadap peraturan
daerah tentang pembangunan minimarket. Bahkan jika perlu pemerintah menerbitkan aturan moratorium pasar modern
karena dugaan banyaknya pasar modern yang menyalahi zonasi atau tidak
mengantongi izin.
Aturan jarak antara pasar
modern dengan pasar tradisional harusnya benar-benar sesuai dengan aturan,
minimal 5 kilometer. Begitu pula jam operasional. Pasar tradisional hanya buka
delapan jam, sedangkan pasarl modern bisa 24 jam. Jika aturan ditegakkan rakyat
kecil pasti tidak akan tercekik.
Selain itu juga perlu pembatasan
jenis dagangan. Di beberapa pasar modern sudah menjual sayur mayur, buah-buahan
dan jenis komoditas lainnya yang biasa dijual di pasar tradisional. Bahkan pasar
modern juga sudah menjual pulsa sekarang. Ini jelas telah merebut pangsa pasar
para pedagang kecil. Oleh karena itu, pemerintah harus tegas dalam menegakkan
aturan agar pasar tradisional tetap eksis dan mempunyai denyut di kotanya.
2. Pedagang
Pedagang
juga harus mempunyai strategi agar para pengunjung tertarik untuk berbelanja di
pasar tradisional. Strategi yang dipakai pedagang pasar tradisional dalam menghadapi
persaingan pasar modern adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
konsumen dengan sebaik-baiknya. Keramahan pedagang sangat diperlukan dalam
melayani pembeli. Pedagang juga harus menjaga kualitas produk yang dijual agar
pembeli merasa puas.
Selain
itu, pedagang juga harus menjaga fasilitas umum yang disediakan pemerintah
seperti toilet umum dan tempat ibadah. Dan yang tidak kalah penting, pedagang
juga harus mempunyai tanggung jawab terhadap kebersihan pasar di lingkungan
kiosnya dengan cara membuang sampah pada tempatnya.
3. Pengunjung
Pengunjung
pasar memang mempunyai hak untuk memilih ingin berbelanja di pasar tradisional
atau pasar modern. Pasar tradisional adalah pilihan tempat belanja yang wajib
dikunjungi. Perlu kesadaran untuk memilih pasar tradisional sebagai tempat
belanja. Bagi yang masih memilih pasar modern, perlu kiranya merenungkan 7
alasan berikut:
a. Pasar
adalah tempat belanja dimana kita bisa tawar-menawar dengan penjual
Tawar menawar adalah seni yang tak bisa kita
dapatkan di pasar modern. Tentunya tawar menawar yang dilakukan dengan harga
yang masuk akal, jangan terlalu rendah. Kita harus bisa menentukan harga yang
pantas dan sesuai dengan barang yang kita beli.
b. Pasar
bisa juga dijadikan tempat bertukar informasi dengan penjual
Terkadang kita menemukan penjual yang
semangat dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kita bisa bercakap-cakap
dengan penjual tersebut. Sebagai contoh, kita bisa mendapatkan banyak informasi
tentang bumbu masakan tertentu dan cara mengolah sayur dari penjual. Ilmu tersebut
bisa jadi tidak kita dapatkan di bangku sekolah tentunya.
c. Di
pasar tradisional, fashion nomer
sekian
Kita sering melihat banyak ibu-ibu
belanja di pasar modern dengan pakaian modis, sepatu atau sandal high heels dan juga make-up tebal. Tapi di pasar tradisional kita akan jarang
menemukannya. Di pasar tradisional, para pengunjung lebih memilih pakaian sederhana
yang nyaman digunakan. Bahkan lebih sering kita lihat ibu-ibu memakai daster
sebagai kostum saat berbelanja di pasar tradisional.
Walaupun ibu-ibu memakai dasterpun tau
bapak-bapak memakai kaos oblong tak ada satu pun pengunjung yang mencela.
Bahkan sering mendapat harga lebih murah dibanding ketika kita berbelanja sepulang dari kantor
dengan mengenakan seragam kantor.
d. Banyak
pilhan dan lebih lengkap
Beberapa orang menganggap pasar modern
lengkap, tetapi kalau kita mau menjelajah pasar tradisional justru lebih
lengkap dan banyak pilihan, mulai dari sayur, ikan, daging, bumbu dapur hingga
peralatan rumah tangga. Kita juga bisa memilih berbagai ikan dengan berbagai
macam ukuran dan harga yang bersahabat jika kita pandai menawar.
e. Buka
lebih pagi
Keuntungan lain dari pasar tradisional
adalah jam buka yang bisa dibilang terlalu pagi bahkan saat yang lain masih
tertidur. Ini cocok sekali bagi mereka yang sibuk bekerja berangkat pagi dan menuntut
pulang sore. Mereka mempunyai kesempatan untuk berbelanja di awal pagi. Berbelanja
di pagi hari juga memberikan keuntungan akan mendapatkan barang-barang
belanjaan yang lebih segar bahkan masih berembun karena penjual biasanya
mendatangkan barang sejak dini hari.
f. Tidak
semua pasar tradisional kotor
Walaupun pasar tradisional sudah
terkenal kumuh dan lain-lain yang membuat kita enggan belanja disana, nyatanya kalau
kita cermat masih bisa menemukan beberapa lorong kios yang bersih dan rapi.
Lantainya juga kering dan keramik. Jadi sebagai pembeli juga jangan lelah
mencari sudut-sudut pasar yang rapi dan bersih yang membuat belanja menjadi
nyaman.
g. Belanja
di pasar tradisional mendukung usaha rakyat kecil
Ini seharusnya menjadi landasan utama bagi
kita dalam memilih pasar tradisional sebagai tempat belanja. Menolong
pedagang-pedagang yang omzetnya kecil merupakan perbuatan mulia. Jika kita
belanja di pasar modern kita semakin mendukung para pedagang yang omzetnya
sudah besar bahkan memiliki cabang dimana-mana.. Ini membuat yang kaya semakin
kaya dan yang miskin semakin miskin.
Jika omzet pedagang kecil turun akan
berimbas pada petani dan peternak yang mengandalkan pasar tradisional untuk
menjual produk mereka. Dengan belanja di pasar tradisional berarti kita telah mendukung
produsen lokal juga.
4. Aktivis
Pro Pasar Tradisional
Di beberapa kota sudah ada paguyuban
atau organisasi kemasyarakatan yang intens memperjuangkan pasar tradisional termasuk
juga ormas. Jika paguyuban-paguyuban dan ormas bisa saling bekerjasama untuk
mengkampanyekan tentang kesadaran masyarakan agar lebih mengutamakan pasar
daripada mall insyaAllah pasar tradisional akan tetap ada.
Sejumlah wakil rakyat
yang pro dengan pasar tradisional juga perlu digandeng. Idealnya mereka tidak
cukup hanya menampung aspirasi saja dari pedagang kecil tetapi harus menjadi
jembatan yang mempertemukan para pedagang dengan pemerintah agar terlahir
kebijakan yang pro dengan rakyat kecil.
Walaupun sebagian besar pedagang pasar
dan masyarakat menolak keberadaan pasar modern, jangan sampai melakukan langkah
sendiri dalam menindak keberadaan pasar modern tetapi harus bersinergi. Jika
ada mall-mall baru yang hendak berdiri segera bersatu dan mengadakan audiensi
dengan pemerintah terkait pembangunan mall tersebut. Apalagi pembangunan mall
yang belum mengantongi ijin tapi sudah berani membangun. Dengan bersatunya
seluruh pihak, kemungkinan besar pembangunan mall bisa dihentikan tergantung
kebijakan pemerintah setempat.
Begitulah jika semua
pihak bekerja sama, pasar tradisional akan tetap eksis dan tetap ada di hati
masyarakat. Adanya pasar modern memang menjadi ancaman bagi pasar tradisional.
Namun, jika semua pihak bersinergi ancaman tersebut bisa diubah menjadi
tantangan yang justru akan membuat pasar tradisional semakin menata diri dan semakin
baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar