Assalamu’alaikum Putriku?
Surat ini berasal dari seorang
ibu yang biasa kamu panggil Umi. Umi selalu menyayangimu sepenuh hati tanpa
syarat. Umi menulisnya di kegelapan malam seusai sholat Lail dan setelah
memandangimu yang sedang tertidur lelap dengan indahnya. Entah di usia berapa
engkau akan membaca surat umi ini.
Putriku, saat umi menulis surat
ini usiamu genap 10 tahun kurang 1 minggu. Umi menulis surat ini juga untuk
mengenang masa-masa menakjubkan yang telah engkau lalui sejak engkau
dilahirkan. Sepertinya tak cukup hanya beberapa lembar surat untuk
menggambarkanmu butuh jutaan buku untuk menggambarkan betapa umi bersyukur
memilikimu.
Putriku, banyak orang mengatakan
bahwa memiliki anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah swt kepada
orang tua. Bagi umi lebih dari itu. Oleh karena itu, umi bahagia sekali diberi
kesempatan untuk mengandungmu. Betapa indah hidup ini ketika umi tahu akan menjadi
ibu.
Umi mulai memperhatikan setiap
aktivitas yang umi lakukan. Umi juga mulai memperhatikan kesehatan umi agar
kamu di dalam rahim umi juga tetap sehat. Umi sangat menjaga asupan makanan
agar ketika kamu lahir di dunia tumbuh sehat. Bahkan sayuran yang umi tidak
suka tapi kiranya itu baik umi rela memakannya. Karena umi berfikir bahwa
perjuangan umi masih belum seberapa dibanding melihat engkau terlahir sehat.
Bulan berganti bulan akhirnya
waktu melahirkan pun tiba. Malam itu umi merasakan perut sakit. Abi membawa umi
ke bidan. Bidan menyuruh kami pulang karena perkiraan lahir masih esok hari.
Kami pun pulang. Semalaman umi merasakan kontraksi karena desakanmu segera
ingin lahir ke dunia. Abi dengan sabar menenangkan umi dan mengajak umi untuk
terus berfikir setiap rasa sakit itu datang.
Pagi setelah subuh abi membawa umi
kembali ke bidan. Rasa sakit semakin menjadi pertanda engkau ingin segera dilahirkan.
Akan tetapi tiba-tiba bidan yang merawat umi sakit vertigonya kambuh sehingga
tidak bisa membantu persalinan. Beliau menghubungi beberapa bidan lainnya untuk membantu persalinan umi. Kami menunggu bidan datang dengan harap-harap cemas. Sekitar dua jam kemudian dua bidan datang. Mereka
membantu umi melahirkan.
Hari Senin tanggal 14 April 2008
pukul 13.40 WIB kamu lahir. Persalinanmu terbilang sulit karena lehermu
terlilit tali pusar dan berat badan mu cukup besar kal itu sekitar 3,8 kg dengan
panjang 51 cm. Akhirnya umi mengalami pendarahan hebat. Bidan pengganti bingung
mencari letak obat-obatan karena bukan di tempat praktik bersalin mereka. Akhirnya
abi diminta membeli infus di apotik terdekat. Bidan tersebut menyuntik
berkali-kali agar umi kuat.
Umi hampir tidak kuat untuk
menahan kantuk. Rasanya belum pernah merasakan kantuk yang luar biasa seperti
waktu itu. Menurut bidan, itu karena umi mengeluarkan darah yang begitu banyak
sehingga rasa kantuk yang luar biasa datang. Mereka menampar umi berkali-kali sebagai cara
untuk membangunkan umi agar jangan sampai tertidur. Pipi umi sampai sakit dan kemerah-merahan. Menurut bidan jika sampai tertidur berbahaya.
Setelah diglontor infus beberapa
botol dan disuntik vitamin berkali-kali, Alhamdulillah umi bisa membuka mata
kembali dan bisa melihat malaikat kecil yang cantik, dan itu adalah engkau, putriku. Umi segera menggendong dan menciumimu. Tangismu menjadi semangat hidup
bagi umi.
Wahai putriku, Syahida Asma
Amanina, begitu kami memberimu nama. Kami ingin engkau menjadi seorang putri
yang senantiasa hadir dalam setiap perjuangan dakwah Islam. Kami ingin engkau
menjadi saksi tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Kami juga ingin
engkau menjadikan syahid sebagai cita-citamu tertinggi.
Umi dan abi mendapatkan namamu
dari sebuah nasyid penyemangat favorit kami yang berjudul “Bingkai Kehidupan”. Salah satu liriknya “Al mauti fii sabilillah
asma amanina…” yang artinya “Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami
tertinggi. Semoga ini senantiasa menjadi spirit bagimu, putriku. Karena pilihan kita hanya ada dua hidup mulia atau mati syahid.
Putriku, kini engkau tumbuh kian
besar. Masih ingatkah engkau ketika umi menyuapimu makan dan engkau berlari-lari
minta dikejar? Masih ingatkah engkau ketika umi memandikanmu dan basah
seluruh baju umi karena disiram air dan engkau malah tertawa lucu? Masih ingatkah engkau ketika umi mengantarmu sekolah, mengajarimu hafalan surat pendek
dan bacaan sholat, mengajarimu bermain kosakata bergambar, mengajarimu memakai
jilbab dan bermain sepeda? Semua memori indah itu umi simpan di dalam benak
hati umi yang paling dalam.
Mungkin engkau tidak ingat ketika
dulu engkau demam tinggi hingga kejang. Umi merasa sangat khawatir dengan
kondisimu. Umi langsung menggendongmu lupa kalau umi sedang mengandung adikmu 7
bulan. Umi juga lupa tidak memakai alas kaki karena sangat panik. Umi meminta
tolong tetangga untuk mengantar kita ke rumah sakit terdekat. Umi menangis
sepanjang jalan menuju rumah sakit karena engkau pingsan. Pikiran umi sudah bermacam-macam saat itu. Alhamdulillah Allah
masih memberi kesempatan umi untuk merawatmu hingga sehat kembali.
Kini, tak terasa waktu 10 tahun
begitu cepat. Engkau tumbuh kian besar menjadi anak yang cantik dan pintar.
Sekarang engkau sudah kelas 4 SD. Sekarang kita berada dalam era digital yang sungguh
luar biasa tantangannya. Begitu banyak kemaksiatan terjadi menimpa dunia remaja
saat ini. Berbagai kenakalan remaja begitu marak dilakukan dan menjadi
pemandangan sehari-hari. Lalu apa yang
akan terjadi 10 atau 20 tahun yang akan datang terhadapmu?
Memang semua orang tidak akan tahu apa
yang akan terjadi nanti. Jangankan 10 atau 20 tahun lagi, bulan depan pun yang
tinggal beberapa hari lagi kita tidak tahu apa yang bakal terjadi. Karena, apa
yang akan terjadi nanti merupakan kekuasaan Allah SWT, Yang Menguasai alam ini.
Tetapi, bagaimana Indonesia 20 tahun yang akan datang bisa kita prediksi.
Prediksi adalah perkiraan berdasarkan kenyataan yang terjadi pada saat sekarang
ini. Namun, karena masih berbentuk prediksi dan belum menjadi kenyataan,
kemungkinan lain pun masih bisa terjadi.
Wahai putriku, umi sebenarnya
ngeri membayangkan kehidupan yang akan datang dimana kemaksiatan semakin
merajalela seperti perjudian, narkoba dipandang bukan lagi hal yang haram.
Bencana terjadi dimana-mana baik banjir, tanah longsor, angin topan maupun
gunung meletus. Pejabat yang korupsi semakin banyak dan merajalela. Ke depan
akan banyak orang yang berfikir siapa yang kuat dialah yang menang dan siapa
yang mempunyai uang dia akan mendapatkan segala-galanya. Dan yang paling umi khawatirkan kamu berada pada jaman itu.
Dua puluh tahun yang akan datang,
tidak akan heran lagi jika engkau melihat laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrim berciuman mesra di tepi jalan. Bahkan melakukan perzinaan di arena
terbuka. Engkau akan melihat bahwa nantinya agama, norma dan adat istiadat yang
selama ini menjadi filter dalam menjalani kehidupan tidak lagi berfungsi dengan
baik. Semua orang individualis, sibuk mengurusi urusannya masing-masing.
Nah, umi berharap engkau mempersiapkan
segala sesuatunya untuk menghadapi jaman yang penuh dengan tantangan tersebut.
Jangan ikuti arus generasi bermental rapuh. Bahkan ketika engkau dianggap
berbeda, kuatlah dan beranilah untuk tetap berbeda.
Wahai putriku, prediksi umi bukan
untuk menakut-nakutimu mu. Umi hanya ingin engkau mempersiapkan segala
sesuatunya sedini mungkin. Karena masih ada kesempatan agar prediksi tersebut
tidak menjadi kenyataan. Oleh karena itu, siapkan perbekalan sebanyak mungkin.
Selama ini, umi sebagai orang tua
berusaha mendidik dan membina engkau agar tidak terjerumus kepada perilaku yang
negatif dengan keterbatasan ilmu yang umi miliki. Janganlah engkau merasa ini
sebagai beban dan menganggap sebagai paksaan. Nasehat dari umi ini adalah bentuk kasih sayang agar
engkau bisa memiliki bekal untuk hidup di masa yang akan datang dengan tetap
berpegang teguh pada Alquran dan al hadits.
Wahai putriku, sungguh umi sangat
bahagia dikaruniai seorang anak perempuan sepertimu. Engkau adalah pelindung umi dari api neraka. Tahukah Engkau jika seorang pasangan suami istri diberi
anugerah Allah dengan titipan seorang anak perempuan dan mampu melewati ujian
Allah dalam hal menuntun dan mendidik anak perempuannya tersebut pada jalan
Allah, maka ia akan menjadi pelindung kedua orang tuanya dari api neraka. Untuk
itu, janganlah engkau marah bila umi memintamu untuk selalu mematuhi perintah
Allah dimanapun engkau berada. Umi berusaha mendidikmu dengan kasih sayang
karena umi ingin engkau menjadi anak sholihah yang memiliki hati yang lembut.
Wahai putriku, memiliki anak perempuan
sepertimu merupakan kebahagiaan. Allah menjamin surga bagi orang tua yang
memiliki anak perempuan kemudian memperlakukannya dengan baik dan tidak lebih
mengutamakan anak laki-lakinya. Untuk itu, umi berpesan janganlah engkau iri
dengan dua adikmu yang laki-laki. Mereka adalah saudaramu. Tak ada maksud umi
untuk membeda-bedakan kasih di antara kalian. Jadi hidup rukunlah dengan mereka
sampai kalian dewasa kelak.
Wahai putriku, sebentar lagi
engkau akan memiliki adik perempuan, jika Allah mengijinkan. Jagalah ia dengan
baik. Anak perempuan adalah pelindung di hari kiamat. Umi diberikan amanah
Allah anak perempuan agar dididik dengan sabar. Umi diminta memberi makan dan
minum serta pakaian pada kalian. Untuk itu, janganlah kalian saling mendengki
satu sama lain. Janganlah kalian saling berprasangka buruk terhadap makanan,
minuman dan pakaian yang umi berikan. InsyaAllah umi berusaha untuk adil dalam
memberikan semua itu.
Wahai putriku, anak perempuan
seharusnya memiliki hati yang lembut. Secara umum anak perempuan terbiasa
bermain segala sesuatu yang berhubungan dengan keindahan seperti boneka yang
cantik atau bermain masak-masakan. Umi mengarahkan mainan tersebut karena hal
itu adalah cermin kelembutan hati yang ingin umi tanamkan sejak kecil sebagai
ciri khas anak perempuan. Umi tahu kamu cenderung menyukai permainan anak
laki-laki dan cenderung bangga dikatakan tomboy. Tapi pada hakekatnya Allah
tidak menyukai perempuan yang menyerupai laki-laki. Perbanyaklah teman perempuan
agar fitrahmu terjaga.
Wahai putriku, bukan maksud umi
untuk membuatmu menderita dengan pekerjaan rumah tangga. Walaupun kita punya
khadimat (pembantu) di rumah, umi masih tetap menyuruhmu melakukan ini dan itu. Itu semua ada maksud
agar engkau kelak mudah dalam membantu orang tua atau bahkan ibu mertuamu.
Engkau mungkin marah ketika umi memintamu membantu memasak di dapur. Engkau mungkin juga marah ketika umi memintamu menyapu rumah. Umi hanya ingin mengarahkanmu agar berlatih membiasakan hal-hal baik tentang kewajiban perempuan sejak dini seperti
membersihkan rumah dan memasak. Kelak engkau akan merasakan manfaatnya ketika sudah berkeluarga.
Wahai putriku, berbanggalah menjadi
seorang perempuan dengan menghiasi diri dengan ilmu yang berlimpah. Janganlah bosan
untuk belajar dan belajar. Janganlah merasa bahwa hak pendidikan hanya dimiliki laki-laki.
Kelak banyak perempuan yang memiliki kesempatan sama dengan laki-laki baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Kejarlah terus 3 cita-citamu, menjadi hafidzah, dokter dan penulis sekaligus. Jangan berfikir itu tidak mungkin.
Yakinlah dengan pertolongan Allah.
Wahai putriku, tidaklah mudah
mendidik seorang anak perempuan. Melihat berita di televisi dan membaca berita
di koran tentang pergaulan remaja putri membuat hati umi selalu cemas setiap
malam. Tetapi umi yakin bahwa engkau adalah jalan untuk berbuat baik. Engkau
adalah ladang pahala yang besar buat umi. Umi berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Untuk itu janganlah engkau lelah untuk
terus berbuat baik bagi orang lain. Jangan biarkan waktumu diisi hal-hal yang tidak bermanfaat
agar kemaksiatan tidak punya ruang sedikitpun di dalam benakmu.
Wahai putriku, betapa besar
sayangku padamu. Umi tahu engkau memiliki sifat yang manja. Oleh karena itu
janganlah marah ketika umi selalu mengkhawatirkan keseharianmu. Janganlah
curiga jika umi mengawasimu dalam bergaul dan berteman. Janganlah marah ketika
umi tidak membelikanmu handphone saat ini dan umi memilih mengawasi percakapanmu dengan
teman-temanmu lewat whats app umi. Itu semua umi lakukan agar bisa mencegah mu
terhadap hal-hal yang berbahaya dalam pergaulan. Bagi umi mencegah lebih baik
daripada mengobati. Kelak ketika engkau sudah kuliah dan engkau sudah memahami
manfaat handphone engkau boleh memilikinya.
Wahai putriku, seorang perempuan
itu dimuliakan oleh Allah. Untuk itu janganlah engkau menghinakan dirimu. Jelas
dari berbagai ayat di dalam Alquran dan hadits bahwa perempuan selalu
dimuliakan dan dilindungi. Hal tersebut berlaku sejak kecil, selama masa dewasa
juga setelah anak perempuan tersebut berkeluarga. Jagalah dirimu dan keluargamu
dari perbuatan hina sekecil apapun.
Wahai putriku, sebuah kebahagiaan
bagi umi jika mempunyai anak yang baik dan penurut. Umi berharap engkau lebih
cerdas dalam ilmu dan dalam menerima nasehat. Jika engkau mempunyai kecenderungan
menjadi anak yang penurut engkau akan mudah dalam menerima ilmu dan dalam
menerima nasehat. Oleh karena itu jangan pernah membantah nasehat orang tua.
Bahkan ketika kamu merasa benar. Bantahlah dengan cara yang baik yang tidak
menyakiti hati orang tua.
Wahai putriku, wanita adalah
aurat jadi jagalah. Umi memakaikan jilbab kepadamu sejak bayi sampai
sekarang. Umi ingatkan setiap engkau keluar rumah atau jika ada tamu datang.
Engkau mungkin kesal dengan kecerewetan umi. Pernah umi melarangmu untuk
mengikuti lomba fashion show agar engkau tidak berlenggak lenggok, tapi engkau
tidak patuh. Walaupun demikian, umi tetap mengantarmu ke lomba tersebut demi menjaga hubungan kita. Alhamdulillah kalah. Kalau
sampai menang pasti engkau akan ikut lagi ke jenjang berikutnya.
Pernah juga
engkau ikut audisi lomba menyanyi. Umi melarang karena suara wanita adalah
aurat. Engkaupun tetap melanggarnya. Alhamdulillah kalah lagi. Untuk itu,
cukuplah lomba-lomba yang mempertontonkan aurat diikuti. Kelak ketika dewasa
engkau akan paham kenapa umi melakukan ini. Sekarang engkau boleh marah
terhadap apa yang umi larang dan perintahkan tetapi suatu hari engkau akan
mengambil hikmahnya.
Wahai putriku, umi senantiasa
mendoakanmu dengan doa yang special. Doa yang tak pernah lekang di setiap sujud.
Doaku agar engkau diberikan umur yang barokah, diberikan kebahagiaan di dunia
dan akhirat serta dipertemukan dengan jodoh yang sholih. Oleh karena itu,
berdoalah juga untuk kebahagianmu. Ingatlah bahwa doa yang akan mengetuk pintu
langit. Percayalah pada kekuatan doa setiap kali engkau mendapat ujian dari
Allah.
Wahai putriku, jika engkau nanti
sudah siap untuk berkeluarga. Pilihlah suami yang baik agamanya. InsyaAllah dia
akan memberikanmu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Umi sudah menceritakan
kepadamu tentang bagaimana pernikahan umi dan abi yang begitu sederhana, tidak
berlebihan, tidak meninggalkan waktu sholat, tidak bercampur baur antara tamu
laki-laki dan perempuan, tidak tabaruj dan tidak memperdengarkan musik-musik yang
mengandung maksiat. Untuk itu, janganlah engkau meniru sesuatu yang tidak
ada tuntunannya dari Allah dan Rasulullah dan hanya sekedar ikut-ikutan trend yang ada di masyarakat . Fokuslah pada esensi pernikahan yaitu
membina sebuah keluarga agar menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah wa
dakwah.
Itu pesan umi kepadamu wahai
putriku. InsyaAllah, jaman mau berubah seperti apapun jika engkau masih memiliki
segenggam iman kepada Allah engkau akan diberi petunjuk. Dampak kecanggihan
teknologi di masa depan tentu sangat dahsyat, tetaplah jadikan Alquran dan Al
hadits sebagai pijakanmu. Penanaman ilmu agama sejak dini baik di lingkungan
rumah maupun sekolah umi harap menjadi bekal untukmu kelak.
Umi meminta maaf belum bisa
menajdi ibu yang baik untukmu. Maafkan umi yang tidak bisa menjadi ibu yang
sempurna di matamu. Tapi umi ingin mengucapkan terima kasih karena engkau telah
menjadi putri kecil umi yang sempurna. Umi selalu menyayangimu dan mencintaimu.
Wassalamu’alaikum
Ummu Syahida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar