Follow Us @soratemplates

Kamis, 05 April 2018

Surat Cinta Untuk Putriku


Assalamu’alaikum Putriku?

Surat ini berasal dari seorang ibu yang biasa kamu panggil Umi. Umi selalu menyayangimu sepenuh hati tanpa syarat. Umi menulisnya di kegelapan malam seusai sholat Lail dan setelah memandangimu yang sedang tertidur lelap dengan indahnya. Entah di usia berapa engkau akan membaca surat umi ini.

Putriku, saat umi menulis surat ini usiamu genap 10 tahun kurang 1 minggu. Umi menulis surat ini juga untuk mengenang masa-masa menakjubkan yang telah engkau lalui sejak engkau dilahirkan. Sepertinya tak cukup hanya beberapa lembar surat untuk menggambarkanmu butuh jutaan buku untuk menggambarkan betapa umi bersyukur memilikimu.

Putriku, banyak orang mengatakan bahwa memiliki anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah swt kepada orang tua. Bagi umi lebih dari itu. Oleh karena itu, umi bahagia sekali diberi kesempatan untuk mengandungmu. Betapa indah hidup ini ketika umi tahu akan menjadi ibu.

Umi mulai memperhatikan setiap aktivitas yang umi lakukan. Umi juga mulai memperhatikan kesehatan umi agar kamu di dalam rahim umi juga tetap sehat. Umi sangat menjaga asupan makanan agar ketika kamu lahir di dunia tumbuh sehat. Bahkan sayuran yang umi tidak suka tapi kiranya itu baik umi rela memakannya. Karena umi berfikir bahwa perjuangan umi masih belum seberapa dibanding melihat engkau terlahir sehat.

Bulan berganti bulan akhirnya waktu melahirkan pun tiba. Malam itu umi merasakan perut sakit. Abi membawa umi ke bidan. Bidan menyuruh kami pulang karena perkiraan lahir masih esok hari. Kami pun pulang. Semalaman umi merasakan kontraksi karena desakanmu segera ingin lahir ke dunia. Abi dengan sabar menenangkan umi dan mengajak umi untuk terus berfikir setiap rasa sakit itu datang.

Pagi setelah subuh abi membawa umi kembali ke bidan. Rasa sakit semakin menjadi pertanda engkau ingin segera dilahirkan. Akan tetapi tiba-tiba bidan yang merawat umi sakit vertigonya kambuh sehingga tidak bisa membantu persalinan. Beliau menghubungi beberapa bidan lainnya untuk membantu persalinan umi. Kami menunggu bidan datang dengan harap-harap cemas. Sekitar dua jam kemudian dua bidan datang. Mereka membantu umi melahirkan.

Hari Senin tanggal 14 April 2008 pukul 13.40 WIB kamu lahir. Persalinanmu terbilang sulit karena lehermu terlilit tali pusar dan berat badan mu cukup besar kal itu sekitar 3,8 kg dengan panjang 51 cm. Akhirnya umi mengalami pendarahan hebat. Bidan pengganti bingung mencari letak obat-obatan karena bukan di tempat praktik bersalin mereka. Akhirnya abi diminta membeli infus di apotik terdekat. Bidan tersebut menyuntik berkali-kali agar umi kuat.

Umi hampir tidak kuat untuk menahan kantuk. Rasanya belum pernah merasakan kantuk yang luar biasa seperti waktu itu. Menurut bidan, itu karena umi mengeluarkan darah yang begitu banyak sehingga rasa kantuk yang luar biasa datang. Mereka menampar umi berkali-kali sebagai cara untuk membangunkan umi agar jangan sampai tertidur. Pipi umi sampai sakit dan kemerah-merahan. Menurut bidan jika sampai tertidur berbahaya.

Setelah diglontor infus beberapa botol dan disuntik vitamin berkali-kali, Alhamdulillah umi bisa membuka mata kembali dan bisa melihat malaikat kecil yang cantik, dan itu adalah engkau, putriku. Umi segera menggendong dan menciumimu. Tangismu menjadi semangat hidup bagi umi.


Wahai putriku, Syahida Asma Amanina, begitu kami memberimu nama. Kami ingin engkau menjadi seorang putri yang senantiasa hadir dalam setiap perjuangan dakwah Islam. Kami ingin engkau menjadi saksi tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Kami juga ingin engkau menjadikan syahid sebagai cita-citamu tertinggi.

Umi dan abi mendapatkan namamu dari sebuah nasyid penyemangat favorit kami yang berjudul “Bingkai Kehidupan”.  Salah satu liriknya “Al mauti fii sabilillah asma amanina…” yang artinya “Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi. Semoga ini senantiasa menjadi spirit bagimu, putriku. Karena pilihan kita hanya ada dua hidup mulia atau mati syahid.

Putriku, kini engkau tumbuh kian besar. Masih ingatkah engkau ketika umi menyuapimu makan dan engkau berlari-lari minta dikejar? Masih ingatkah engkau ketika umi memandikanmu dan basah seluruh baju umi karena disiram air dan engkau malah tertawa lucu? Masih ingatkah engkau ketika umi mengantarmu sekolah, mengajarimu hafalan surat pendek dan bacaan sholat, mengajarimu bermain kosakata bergambar, mengajarimu memakai jilbab dan bermain sepeda? Semua memori indah itu umi simpan di dalam benak hati umi yang paling dalam. 

Mungkin engkau tidak ingat ketika dulu engkau demam tinggi hingga kejang. Umi merasa sangat khawatir dengan kondisimu. Umi langsung menggendongmu lupa kalau umi sedang mengandung adikmu 7 bulan. Umi juga lupa tidak memakai alas kaki karena sangat panik. Umi meminta tolong tetangga untuk mengantar kita ke rumah sakit terdekat. Umi menangis sepanjang jalan menuju rumah sakit karena engkau pingsan. Pikiran umi sudah bermacam-macam saat itu. Alhamdulillah Allah masih memberi kesempatan umi untuk merawatmu hingga sehat kembali.

Kini, tak terasa waktu 10 tahun begitu cepat. Engkau tumbuh kian besar menjadi anak yang cantik dan pintar. Sekarang engkau sudah kelas 4 SD. Sekarang kita berada dalam era digital yang sungguh luar biasa tantangannya. Begitu banyak kemaksiatan terjadi menimpa dunia remaja saat ini. Berbagai kenakalan remaja begitu marak dilakukan dan menjadi pemandangan sehari-hari.  Lalu apa yang akan terjadi 10 atau 20 tahun yang akan datang terhadapmu?

Memang semua orang tidak akan tahu apa yang akan terjadi nanti. Jangankan 10 atau 20 tahun lagi, bulan depan pun yang tinggal beberapa hari lagi kita tidak tahu apa yang bakal terjadi. Karena, apa yang akan terjadi nanti merupakan kekuasaan Allah SWT, Yang Menguasai alam ini. Tetapi, bagaimana Indonesia 20 tahun yang akan datang bisa kita prediksi. Prediksi adalah perkiraan berdasarkan kenyataan yang terjadi pada saat sekarang ini. Namun, karena masih berbentuk prediksi dan belum menjadi kenyataan, kemungkinan lain pun masih bisa terjadi.

Wahai putriku, umi sebenarnya ngeri membayangkan kehidupan yang akan datang dimana kemaksiatan semakin merajalela seperti perjudian, narkoba dipandang bukan lagi hal yang haram. Bencana terjadi dimana-mana baik banjir, tanah longsor, angin topan maupun gunung meletus. Pejabat yang korupsi semakin banyak dan merajalela. Ke depan akan banyak orang yang berfikir siapa yang kuat dialah yang menang dan siapa yang mempunyai uang dia akan mendapatkan segala-galanya. Dan yang paling umi khawatirkan kamu berada pada jaman itu.

Dua puluh tahun yang akan datang, tidak akan heran lagi jika engkau melihat laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berciuman mesra di tepi jalan. Bahkan melakukan perzinaan di arena terbuka. Engkau akan melihat bahwa nantinya agama, norma dan adat istiadat yang selama ini menjadi filter dalam menjalani kehidupan tidak lagi berfungsi dengan baik. Semua orang individualis, sibuk mengurusi urusannya masing-masing.

Nah, umi berharap engkau mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi jaman yang penuh dengan tantangan tersebut. Jangan ikuti arus generasi bermental rapuh. Bahkan ketika engkau dianggap berbeda, kuatlah dan beranilah untuk tetap berbeda.

Wahai putriku, prediksi umi bukan untuk menakut-nakutimu mu. Umi hanya ingin engkau mempersiapkan segala sesuatunya sedini mungkin. Karena masih ada kesempatan agar prediksi tersebut tidak menjadi kenyataan. Oleh karena itu, siapkan perbekalan sebanyak mungkin.  

Selama ini, umi sebagai orang tua berusaha mendidik dan membina engkau agar tidak terjerumus kepada perilaku yang negatif dengan keterbatasan ilmu yang umi miliki. Janganlah engkau merasa ini sebagai beban dan menganggap sebagai paksaan. Nasehat dari umi ini adalah bentuk kasih sayang agar engkau bisa memiliki bekal untuk hidup di masa yang akan datang dengan tetap berpegang teguh pada Alquran dan al hadits.

Wahai putriku, sungguh umi sangat bahagia dikaruniai seorang anak perempuan sepertimu. Engkau adalah pelindung umi dari api neraka. Tahukah Engkau jika seorang pasangan suami istri diberi anugerah Allah dengan titipan seorang anak perempuan dan mampu melewati ujian Allah dalam hal menuntun dan mendidik anak perempuannya tersebut pada jalan Allah, maka ia akan menjadi pelindung kedua orang tuanya dari api neraka. Untuk itu, janganlah engkau marah bila umi memintamu untuk selalu mematuhi perintah Allah dimanapun engkau berada. Umi berusaha mendidikmu dengan kasih sayang karena umi ingin engkau menjadi anak sholihah yang memiliki hati yang lembut.

Wahai putriku, memiliki anak perempuan sepertimu merupakan kebahagiaan. Allah menjamin surga bagi orang tua yang memiliki anak perempuan kemudian memperlakukannya dengan baik dan tidak lebih mengutamakan anak laki-lakinya. Untuk itu, umi berpesan janganlah engkau iri dengan dua adikmu yang laki-laki. Mereka adalah saudaramu. Tak ada maksud umi untuk membeda-bedakan kasih di antara kalian. Jadi hidup rukunlah dengan mereka sampai kalian dewasa kelak.

Wahai putriku, sebentar lagi engkau akan memiliki adik perempuan, jika Allah mengijinkan. Jagalah ia dengan baik. Anak perempuan adalah pelindung di hari kiamat. Umi diberikan amanah Allah anak perempuan agar dididik dengan sabar. Umi diminta memberi makan dan minum serta pakaian pada kalian. Untuk itu, janganlah kalian saling mendengki satu sama lain. Janganlah kalian saling berprasangka buruk terhadap makanan, minuman dan pakaian yang umi berikan. InsyaAllah umi berusaha untuk adil dalam memberikan semua itu.

Wahai putriku, anak perempuan seharusnya memiliki hati yang lembut. Secara umum anak perempuan terbiasa bermain segala sesuatu yang berhubungan dengan keindahan seperti boneka yang cantik atau bermain masak-masakan. Umi mengarahkan mainan tersebut karena hal itu adalah cermin kelembutan hati yang ingin umi tanamkan sejak kecil sebagai ciri khas anak perempuan. Umi tahu kamu cenderung menyukai permainan anak laki-laki dan cenderung bangga dikatakan tomboy. Tapi pada hakekatnya Allah tidak menyukai perempuan yang menyerupai laki-laki. Perbanyaklah teman perempuan agar fitrahmu terjaga.

Wahai putriku, bukan maksud umi untuk membuatmu menderita dengan pekerjaan rumah tangga. Walaupun kita punya khadimat (pembantu) di rumah, umi masih tetap menyuruhmu melakukan ini dan itu. Itu semua ada maksud agar engkau kelak mudah dalam membantu orang tua atau bahkan ibu mertuamu. Engkau mungkin marah ketika umi memintamu membantu memasak di dapur. Engkau mungkin juga marah ketika umi memintamu menyapu rumah. Umi hanya ingin mengarahkanmu agar berlatih membiasakan hal-hal baik tentang kewajiban perempuan sejak dini seperti membersihkan rumah dan memasak. Kelak engkau akan merasakan manfaatnya ketika sudah berkeluarga.

Wahai putriku, berbanggalah menjadi seorang perempuan dengan menghiasi diri dengan ilmu yang berlimpah. Janganlah bosan untuk belajar dan belajar. Janganlah merasa bahwa hak pendidikan hanya dimiliki laki-laki. Kelak banyak perempuan yang memiliki kesempatan sama dengan laki-laki baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Kejarlah terus 3 cita-citamu, menjadi hafidzah, dokter dan penulis sekaligus. Jangan berfikir itu tidak mungkin. Yakinlah dengan pertolongan Allah.

Wahai putriku, tidaklah mudah mendidik seorang anak perempuan. Melihat berita di televisi dan membaca berita di koran tentang pergaulan remaja putri membuat hati umi selalu cemas setiap malam. Tetapi umi yakin bahwa engkau adalah jalan untuk berbuat baik. Engkau adalah ladang pahala yang besar buat umi. Umi berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Untuk itu janganlah engkau lelah untuk terus berbuat baik bagi orang lain. Jangan biarkan waktumu diisi hal-hal yang tidak bermanfaat agar kemaksiatan tidak punya ruang sedikitpun di dalam benakmu.

Wahai putriku, betapa besar sayangku padamu. Umi tahu engkau memiliki sifat yang manja. Oleh karena itu janganlah marah ketika umi selalu mengkhawatirkan keseharianmu. Janganlah curiga jika umi mengawasimu dalam bergaul dan berteman. Janganlah marah ketika umi tidak membelikanmu handphone saat ini dan umi memilih mengawasi percakapanmu dengan teman-temanmu lewat whats app umi. Itu semua umi lakukan agar bisa mencegah mu terhadap hal-hal yang berbahaya dalam pergaulan. Bagi umi mencegah lebih baik daripada mengobati. Kelak ketika engkau sudah kuliah dan engkau sudah memahami manfaat handphone engkau boleh memilikinya.

Wahai putriku, seorang perempuan itu dimuliakan oleh Allah. Untuk itu janganlah engkau menghinakan dirimu. Jelas dari berbagai ayat di dalam Alquran dan hadits bahwa perempuan selalu dimuliakan dan dilindungi. Hal tersebut berlaku sejak kecil, selama masa dewasa juga setelah anak perempuan tersebut berkeluarga. Jagalah dirimu dan keluargamu dari perbuatan hina sekecil apapun.

Wahai putriku, sebuah kebahagiaan bagi umi jika mempunyai anak yang baik dan penurut. Umi berharap engkau lebih cerdas dalam ilmu dan dalam menerima nasehat. Jika engkau mempunyai kecenderungan menjadi anak yang penurut engkau akan mudah dalam menerima ilmu dan dalam menerima nasehat. Oleh karena itu jangan pernah membantah nasehat orang tua. Bahkan ketika kamu merasa benar. Bantahlah dengan cara yang baik yang tidak menyakiti hati orang tua.

Wahai putriku, wanita adalah aurat jadi jagalah. Umi memakaikan jilbab kepadamu sejak bayi sampai sekarang. Umi ingatkan setiap engkau keluar rumah atau jika ada tamu datang. Engkau mungkin kesal dengan kecerewetan umi. Pernah umi melarangmu untuk mengikuti lomba fashion show agar engkau tidak berlenggak lenggok, tapi engkau tidak patuh. Walaupun demikian, umi tetap mengantarmu ke lomba tersebut demi menjaga hubungan kita. Alhamdulillah kalah. Kalau sampai menang pasti engkau akan ikut lagi ke jenjang berikutnya. 

Pernah juga engkau ikut audisi lomba menyanyi. Umi melarang karena suara wanita adalah aurat. Engkaupun tetap melanggarnya. Alhamdulillah kalah lagi. Untuk itu, cukuplah lomba-lomba yang mempertontonkan aurat diikuti. Kelak ketika dewasa engkau akan paham kenapa umi melakukan ini. Sekarang engkau boleh marah terhadap apa yang umi larang dan perintahkan tetapi suatu hari engkau akan mengambil hikmahnya.

Wahai putriku, umi senantiasa mendoakanmu dengan doa yang special. Doa yang tak pernah lekang di setiap sujud. Doaku agar engkau diberikan umur yang barokah, diberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat serta dipertemukan dengan jodoh yang sholih. Oleh karena itu, berdoalah juga untuk kebahagianmu. Ingatlah bahwa doa yang akan mengetuk pintu langit. Percayalah pada kekuatan doa setiap kali engkau mendapat ujian dari Allah.

Wahai putriku, jika engkau nanti sudah siap untuk berkeluarga. Pilihlah suami yang baik agamanya. InsyaAllah dia akan memberikanmu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Umi sudah menceritakan kepadamu tentang bagaimana pernikahan umi dan abi yang begitu sederhana, tidak berlebihan, tidak meninggalkan waktu sholat, tidak bercampur baur antara tamu laki-laki dan perempuan, tidak tabaruj dan tidak memperdengarkan musik-musik yang mengandung maksiat. Untuk itu, janganlah engkau meniru sesuatu yang tidak ada tuntunannya dari Allah dan Rasulullah dan hanya sekedar ikut-ikutan trend yang ada di masyarakat . Fokuslah pada esensi pernikahan yaitu membina sebuah keluarga agar menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah wa dakwah.

Itu pesan umi kepadamu wahai putriku. InsyaAllah, jaman mau berubah seperti apapun jika engkau masih memiliki segenggam iman kepada Allah engkau akan diberi petunjuk. Dampak kecanggihan teknologi di masa depan tentu sangat dahsyat, tetaplah jadikan Alquran dan Al hadits sebagai pijakanmu. Penanaman ilmu agama sejak dini baik di lingkungan rumah maupun sekolah umi harap menjadi bekal untukmu kelak.

Umi meminta maaf belum bisa menajdi ibu yang baik untukmu. Maafkan umi yang tidak bisa menjadi ibu yang sempurna di matamu. Tapi umi ingin mengucapkan terima kasih karena engkau telah menjadi putri kecil umi yang sempurna. Umi selalu menyayangimu dan mencintaimu.

Wassalamu’alaikum

Ummu Syahida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar