Mulai bulan Januari 2018 saya mengikuti Kelas Menulis Online.
Ada sekitar 150 peserta yang mengikuti kelas tersebut. Admin menyebut kelas
kami KMOJAN kepanjangan dari Kelas Menulis Online Januari. Di kelas menulis
online ini kami dibimbing oleh penulis senior Bapak Cahyadi Takariawan dan Ibu
Ida Nur Laila. Menurut saya materi-materi
yang diberikan sangat bagus.
Pak Cah, begitulah sapaan beliau, menganggap semua peserta yang ikut KMOJAN belum bisa menulis sama sekali,
sehingga beliau mengajarkan materi yang benar-benar dari dasar, bahkan terlebih
dahulu beliau membangkitkan semangat kami untuk berani menulis dan memiliki
rasa percaya diri dengan tulisan sendiri yang dibuat. Beliau juga mengajari
kami untuk mengatasi bad mood ketika proses menulis itu
berlangsung. Materi yang diberikan kepada peserta kadang melalui video, materi
pdf dan materi via whats app. Saya merasa beruntung mengikuti kelas KMOJAN ini.
Di kelas KMOJAN ada banyak tugas menulis yang harus kami
selesaikan. Admin sering memberi tantangan dengan tema tertentu dan ketentuan
khusus kepenulisan. Nah, kali ini admin KMOJAN meminta kami menonton video
materi Pak Cah tentang kepenulisan lalu membuat resume dari materi tersebut.
Saya menonton video tersebut dengan seksama. Menyimak kata demi
kata yang disampaikan Pak Cah. Pada awal tayangan video beliau banyak
menyampaikan tentang pengalaman beliau menulis pertama kali sampai kemudian beliau
istiqomah menulis sampai sekarang hingga lahirlah 46 buku. Beberapa diantaranya
adalah buku-buku best seller. Sungguh luar biasa pengalaman beliau, sangat
menginspirasi khususnya bagi penulis bpemula seperti saya.
Bagi Pak Cah sendiri menulis bertujuan untuk berbagi ilmu, informasi
dan pengalaman khususnya tentang konseling. Beliau juga berpesan sebelum menulis
yang harus dipikirkan oleh penulis harus
memiliki tujuan menulis. Kenapa seseorang harus memiliki tujuan menulis?
Nah, setidaknya ada delapan tujuan seseorang kenapa ia harus menulis.
1.
Tujuan Ideologis
Seseorang
ingin menulis karena ia ingin mempengaruhi orang lain melalui tulisannya. Orang
tersebut sudah mempunyai keyakinan hidup tertentu dan ia ingin mempengaruhi
orang lain lewat tulisannya tersebut karena bermula dari keyakinan ideologinya.
Misalnya keyakinan tentang agamanya, keyakinan tentang pandangan hidupnya,
keyakinan tentang suatu kebenaran dan ia ingin orang lain juga meyakini
kebenarannya yang ia miliki tersebut.
Biasanya
orang yang menulis karena alasan ideologis ia tidak berfikir tentang suatu
alasan yang sifatnya pragmatis. Misalnya, dia tidak berfikir bahwa tulisannya
itu nanti akan dibayar atau tidak, apakah dia menjadi populer atau tidak,
apakah dia menjadi orang yang diakses atau tidak, apakah dia mendapatkan likers
atau haters yang terbanyak atau tidak. Dia tidak mempedulikannya karena tujuan
ia menulis adalah ideologi.
Contoh
orang yang menulis karena tujuan ideologis adalah para pendakwah. Ia menulis
karena ingin berdakwah. Orang tersebut ingin mendakwahkan apa yang ia yakini
agar orang lain terpengaruh dengan apa yang ia yakini.
2.
Tujuan Akademis
Tujuan
menulis ini biasanya untuk kalangan akademisi seperti di sekolah atau kampus
atau yang menyangkut masa depan kariernya. Sebut saja jurnal, artikel ilmiah
atau bahan ajar adalah contoh dari tulisan yang dihasilkan.
Contoh
lainnya adalah ketika para dosen membuat buku agar mahasiswanya lebih paham dan
mempunyai referensi terhadap mata kuliah yang diampu. Guru membuat modul dan
digunakan untuk pembelajaran siswanya. Termasuk juga guru, dosen dan profesi
lain yang menulis dengan persyaratan tertentu untuk kenaikan pangkat atau
kenaikan jenjang tertentu.
Menulis
untuk tujuan akademis tentu terikat dengan sejumlah aturan-aturan akademis.
Misalnya, bagaimana sistematika menulis, bagaimana cara menyajikan tulisan,
bagaimana format bahasa dan bagaimana format penggunaan istilah. Aturan
kepenulisan tentu disesuaikan dengan instansi atau lembaga terkait.
3.
Tujuan Ekonomis
Menulis
dengna tujuan ekonomis maksudnya adalah seseorang menulis untuk mendapatkan keuntungan
materi atau memperoleh pundi-pundi rupiah. Hal ini sah-sah saja dalam dunia
kepenulisan, karena banyak penulis yang menggantungkan hidupnya melalui
karya-karyanya.
Dengan
menulis seseorang bisa dengan mudah mendapatkan royalti, honor kepenulisan dari
media massa atau mendapatkan hadiah dari mengikuti lomba kepenulisan. Bahkan
ada orang yang menjadikan menulis sebagai profesi untuk menghidupi biaya
sehari-harinya.
4.
Tujuan Psikologis
Menulis
untuk menyalurkan emosi atau sesuatu yang mengganjal di hati, kalau secara
psikologi dikenal dengan katarsis. Penulis sering menjadikan tulisannya untuk
menyampaikan perasaan gembira, sedih, duka atau nestapa yang sedang ia rasakan.
Ia mendapatkan kelegaan diri ketika sudah menulis. Misalnya orang yang sedang
bahagia akan mendapatkan kebahagiaan yang optimal ketika dia menulis. Orang
yang sedih lalu ia menuliskan kesedihannya itu mampu mengurangi kesedihan yang
sedang ia rasakan. Seseorang yang menulis karena tujuan seperti ini dinamakan
menulis karena tujuan psikologis.
5.
Tujuan Politis
Tujuan
menulis ini adalah untuk kepentingan politik, seperti mengumpulkan massa dan
simpatisan terhadap partai atau lembaga tertentu. Misalnya para politisi atau
orang yang berkecimpung di dunia politik. Karena untuk tujuan politik mereka
menggunakan cara-cara yang sifatnya politis. Menulis untuk tujuan politis
biasanya terkait dengan event-event yang tujuannya politis atau bisa juga terkait
dengan edukasi yang sifatnya politik. Jadi ada yang sifatnya untuk politik
praktis ada yang sifatnya melakukan pendidikan politik untuk para pembaca.
6.
Tujuan Pedagogis
Menulis
untuk memberikan edukasi kepada orang lain, mendidik dan mengajarkan orang lain
terhadap sesuatu hal. Temanya apapun, bebas tapi tujuan menulisnya adalah mengedukasi.
Misalnya saja mengedukasi tentang gaya hidup, mengedukasi nilai-nilai dan dia mengedukasi
semua lapisan masyarakat..
7.
Tujuan Medis
Biasanya
menuangkan emosi jiwa dalam tulisan akan membuat seseorang merasa lebih baik.
Bukankah itu akan menjaga kualitas kesehatannya? Maka menulislah, kamu akan
sehat. Menulis bagian dari terapi. Diyakini bahwa menulis itu mempunyai manfaat
kesehatan. Bukan hanya kesehatan yang sifatnya spiritual, mental tetapi ada
juga penyakit-penyakit fisik yang diyakini bisa disembuhkan karena menulis.
Adapula yang meyakini bahwa dengan jalan menulis maka telah melakukan
pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu
8.
Tujuan Praktis / Pragmatis
Ini
tujuan yang paling random di antara yang lain. Tujuan ini
lebih beraneka ragam, sebut saja menulis karena ingin populer, menulis karena
ingin mendapatkan posisi tertentu. Atau bisa juga ia menulis karena memenuhi
tugas atau syarat tertentu sehingga ia harus menulis pada saat itu juga seperti
mahasiswa di kampus yang disuruh dosennya untuk menulis.
Seorang penulis harusnya menetapkan alasan kenapa ia harus
menulis. Delapan tujuan menulis bisa menjadi panduan kenapa seseorang harus
menulis. Dan tujuan menulis itu tidak melulu satu tujuan saja, bisa saja satu
tulisan merangkum beberapa tujuan, dan itu bukan masalah sama sekali. Yuk para
penulis kita tetapkan tujuan kenapa kita menulis!,
Saya sendiri paling sering menulis dengan tujuan pedagogis. Mungkin
karena profesi saya sebagai guru dan banyak tulisan saya tentang pendidikan
anak, khususnya keempat anak saya. Saya sering menuliskannya di facebook dan di
blog saya. Setiap hari saya sempatkan untuk menulis seperti nasehat pak Cah, “Asosiasikan
waktu untu menulis”. Jadi jangan heran kalau saya kadang membuat tulisan
malam-malam sambil menggendong bayi.
Keluarga dan sahabat saya sering menanyakan kepada saya, kenapa
sih harus menulis? Memangnya nggak capek harus meluangkan waktu setiap harinya
bermain dengan abjad kemudian merangkainya menjadi sesuatu yang bermakna?
Keuntungan apa yang saya dapatkan dari berbagai tulisan saya itu?
Apakah saya mendapatkan sebuah popularitas atau uang? Apa
keuntungan hobi nulis di blog dengan profesi saya sebagai guru? Sepertinya
banyak orang memandang bahwa menulis itu pekerjaan sia-sia. Seolah menulis hanya
membuang-buang waktu saya saja.
Semua mindset itu berubah ketika saya menonton
video Pak Cah. Pengetahuan saya menjadi bertambah, terutama mengenai manfaat
menulis. Mengapa saya semangat menulis? Pertanyaan itu terjawab ketika saya
tahu tujuan saya menulis dan tahu apa manfaat menulis. Pak Cah memberikan
berbagai manfaat yang ternyata bisa kita peroleh dari dunia tulis menulis. Ini
dia kemanfaatan menulis yang lebih bersifat spiritual/ nilai;
1. Membuat kita banyak membaca dan banyak belajar.
Dari kegiatan membaca yang sering kita
lakukan, otomatis kita akan banyak belajar tentang sesuatu hal. Banyak membaca
dan belajar akan membuat seseorang kaya akan ilmu. Intinya, menulis akan
membuat seseorang bertambah pengetahuannya. Jika seseorang jarang membaca lalu
tiba-tiba menulis maka tulisannya tidak akan berkembang. Seseorang akan menulis
pada pengetahuan yang dangkal karena tidak memiliki perluasan pengetahuan kita
dari hasil pembelajaran dan bacaan.
Begitu kita menulis kita akan dituntut semakin
banyak baca. Ketika kita semakin banyak baca maka semakin banyak pengetahuan
yang kita miliki. Ketika pengetahuan kita semakin banyak semakin banyak pula
kita memahami apa yang disciptakan Allah di dunia ini.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Entah tulisan kita fiksi atau non fiksi
membuat kita terlatih berfikir logis dan sistematis. Semakin banyak menulis
maka kita akan semakin terlatih untuk berfikir sistematis apalagi untuk tulisan-tulisan
yang panjang seperti buku, karya ilmiah, novel dll. Tulisan pendek sekalipun
juga harus logis dan sistematis misalnya ketika membuat artikel. Artikel itu
sependek apapun juga ada sistematikanya. Contoh ada bagian pendahuluan, lalu
isinya mau seperti apa dan akan dibagi menjadi sub bagian apa saja, dan
terakhir penutupnya mau seperti apa.
Walaupun kita tidak membuat outline (kerangka
tulisan), secara sistematis dalam menulis artikel akan terdiri dari
pendahuluan, isi lalu penutup. Kebiasaan inilah yang akan membuat kita terlatih
untuk berfikir sistematis.
3. Menulis membuat kita bisa mengikat makna.
Jika
membaca dapat membuat kita menangkap makna, maka menulis akan mengikat makna
tersebut. Seorang guru ketika ia membaca buku sebelum mengajar maka ia sedang
menangkap makna, tapi ketika ia menuliskan hasil bacaannya tersebut maka ia sedang
mengikat makna. Jadi menulis itu untuk mengikat makna agar tersimpan di memori
kita, tidak menguap dan tidak mudah hilang dari ingatan.
4. Sarana katarsis.
Ketika kita mencoba menuliskan kegelisahan
kita, maka emosi itu serasa lepas, setidaknya bisa mengurangi beban kegelisahan
yang kita rasakan dan akhirnya kita merasa lega dan nyaman. Inilah yang
dinamakan katarsis yaitu sebuah bentuk meluapkan emosi jiwa. Biasanya penulis
akan mengungkapkan perasaan lewat tulisan-tulisannya. Oleh karena itu orang
yang menulis biasanya jauh dari stress dan depresi karena sesuatu yang
mengganjal hati biasanya langsung ia tuangkan dalam bentuk tulisan.
5. Sarana dakwah.
Kita
bisa menulis dan dibaca oleh banyak kalangan dibanding kita ceramah dalam satu
tempat saja. Ketika ada mubaligh yang keliling dari satu tempat ke tempat yang
lain hanya aka nada beberapa kalangan saja yang bisa ia sentuh. Tetapi begitu
ia menulis maka ia telah menyebarkan materi dakwahnya itu kepada semua kalangan
yang bahkan ke tempat-tempat yang selama ini belum pernah ia kunjungi.
6. Sarana edukasi dan berbagi.
Melalui tulisan kita dapat memberi manfaat
kepada orang lain. Kita berbagi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Misalnya ketika seseorang mengisi seminar, ia hanya mampu mengedukasi kepada
para peserta yang datang saja. Akan tetapi ketika ia menulis ia bisa
mengedukasi puluhan ribu bahkan lebih orang yang membaca tulisannya karena
tulisannya tersebar kemana-mana. Jadi menulis bisa menjadi sarana memberikan
informasi tentang hal-hal yang bermanfaat.
7. Mendapatkan kepuasan mental, kepuasan spiritual dan kepuasan
intelektual.
Melalui menulis seseorang bisa merasakan
sebuah kepuasan tersendiri. Ketika tulisannya selesai ada kepuasan, ketika
tulisannya dimuat ada kepuasan. Kadang ada kepuasan intelektual yang tidak bisa
dibayar dengan sesuatu apapun. Mungkin buku itu tidak best seller tapi karena
si penulis telah menuliskannya dengan penuh perjuangan, riset yang melelahkan,
pencarian data dan referensi dari berbagai sumber, begitu buku tersebut selesai
ditulis, rasanya puas sekali. Wow..jadi lebih termotivasi untuk menulis kan?
8. Dikenal publik.
Ini pasti dong, apalagi kalau tulisan kita udah keren bingits.
Semua orang bisa kenal dengan kita, mengagumi kita bahkan mengidolakan kita,
hihihi. Tapi menurutku ini bonus. Jangan jadikan ini sebagai orientasi utama
ya!
Nah sekarang alasan apalagi yang membuat kita menunda
menulis? So segeralah menulis!. Dimana saja, kapan saja, yuk sempatkan diri
untuk menyampaikan ide dalam bentuk tulisan. Jangan pernah takut untuk memulai
menulis. Lihatlah, betapa banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sebuah
kegiatan menulis. Teruslah menulis, kita akan mendapatkan hasil dari setiap karya
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar