Follow Us @soratemplates

Minggu, 03 Juni 2018

Dasar-Dasar Menulis



Mulai bulan Januari 2018 saya mengikuti Kelas Menulis Online. Ada sekitar 150 peserta yang mengikuti kelas tersebut. Admin menyebut kelas kami KMOJAN kepanjangan dari Kelas Menulis Online Januari. Di kelas menulis online ini kami dibimbing oleh penulis senior Bapak Cahyadi Takariawan dan Ibu Ida Nur Laila.  Menurut saya materi-materi yang diberikan sangat bagus.

Pak Cah, begitulah sapaan beliau,  menganggap semua peserta yang ikut  KMOJAN belum bisa menulis sama sekali, sehingga beliau mengajarkan materi yang benar-benar dari dasar, bahkan terlebih dahulu beliau membangkitkan semangat kami untuk berani menulis dan memiliki rasa percaya diri dengan tulisan sendiri yang dibuat. Beliau juga mengajari kami untuk mengatasi bad mood ketika proses menulis itu berlangsung. Materi yang diberikan kepada peserta kadang melalui video, materi pdf dan materi via whats app. Saya merasa beruntung mengikuti kelas KMOJAN ini.

Di kelas KMOJAN ada banyak tugas menulis yang harus kami selesaikan. Admin sering memberi tantangan dengan tema tertentu dan ketentuan khusus kepenulisan. Nah, kali ini admin KMOJAN meminta kami menonton video materi Pak Cah tentang kepenulisan lalu membuat resume dari materi tersebut.

Saya menonton video tersebut dengan seksama. Menyimak kata demi kata yang disampaikan Pak Cah. Pada awal tayangan video beliau banyak menyampaikan tentang pengalaman beliau menulis pertama kali sampai kemudian beliau istiqomah menulis sampai sekarang hingga lahirlah 46 buku. Beberapa diantaranya adalah buku-buku best seller. Sungguh luar biasa pengalaman beliau, sangat menginspirasi khususnya bagi penulis bpemula seperti saya.

Bagi Pak Cah sendiri menulis bertujuan untuk berbagi ilmu, informasi dan pengalaman khususnya tentang konseling. Beliau juga berpesan sebelum menulis yang harus dipikirkan oleh  penulis harus memiliki tujuan menulis. Kenapa seseorang harus memiliki tujuan menulis?

Nah, setidaknya ada delapan tujuan seseorang kenapa ia harus menulis.

1.      Tujuan Ideologis

Seseorang ingin menulis karena ia ingin mempengaruhi orang lain melalui tulisannya. Orang tersebut sudah mempunyai keyakinan hidup tertentu dan ia ingin mempengaruhi orang lain lewat tulisannya tersebut karena bermula dari keyakinan ideologinya. Misalnya keyakinan tentang agamanya, keyakinan tentang pandangan hidupnya, keyakinan tentang suatu kebenaran dan ia ingin orang lain juga meyakini kebenarannya yang ia miliki tersebut.

Biasanya orang yang menulis karena alasan ideologis ia tidak berfikir tentang suatu alasan yang sifatnya pragmatis. Misalnya, dia tidak berfikir bahwa tulisannya itu nanti akan dibayar atau tidak, apakah dia menjadi populer atau tidak, apakah dia menjadi orang yang diakses atau tidak, apakah dia mendapatkan likers atau haters yang terbanyak atau tidak. Dia tidak mempedulikannya karena tujuan ia menulis adalah ideologi.

Contoh orang yang menulis karena tujuan ideologis adalah para pendakwah. Ia menulis karena ingin berdakwah. Orang tersebut ingin mendakwahkan apa yang ia yakini agar orang lain terpengaruh dengan apa yang ia yakini.

2.      Tujuan Akademis

Tujuan menulis ini biasanya untuk kalangan akademisi seperti di sekolah atau kampus atau yang menyangkut masa depan kariernya. Sebut saja jurnal, artikel ilmiah atau bahan ajar adalah contoh dari tulisan yang dihasilkan.

Contoh lainnya adalah ketika para dosen membuat buku agar mahasiswanya lebih paham dan mempunyai referensi terhadap mata kuliah yang diampu. Guru membuat modul dan digunakan untuk pembelajaran siswanya. Termasuk juga guru, dosen dan profesi lain yang menulis dengan persyaratan tertentu untuk kenaikan pangkat atau kenaikan jenjang tertentu.

Menulis untuk tujuan akademis tentu terikat dengan sejumlah aturan-aturan akademis. Misalnya, bagaimana sistematika menulis, bagaimana cara menyajikan tulisan, bagaimana format bahasa dan bagaimana format penggunaan istilah. Aturan kepenulisan tentu disesuaikan dengan instansi atau lembaga terkait.

3.      Tujuan Ekonomis

Menulis dengna tujuan ekonomis maksudnya adalah seseorang menulis untuk mendapatkan keuntungan materi atau memperoleh pundi-pundi rupiah. Hal ini sah-sah saja dalam dunia kepenulisan, karena banyak penulis yang menggantungkan hidupnya melalui karya-karyanya.

Dengan menulis seseorang bisa dengan mudah mendapatkan royalti, honor kepenulisan dari media massa atau mendapatkan hadiah dari mengikuti lomba kepenulisan. Bahkan ada orang yang menjadikan menulis sebagai profesi untuk menghidupi biaya sehari-harinya.  

4.      Tujuan Psikologis

Menulis untuk menyalurkan emosi atau sesuatu yang mengganjal di hati, kalau secara psikologi dikenal dengan katarsis. Penulis sering menjadikan tulisannya untuk menyampaikan perasaan gembira, sedih, duka atau nestapa yang sedang ia rasakan. Ia mendapatkan kelegaan diri ketika sudah menulis. Misalnya orang yang sedang bahagia akan mendapatkan kebahagiaan yang optimal ketika dia menulis. Orang yang sedih lalu ia menuliskan kesedihannya itu mampu mengurangi kesedihan yang sedang ia rasakan. Seseorang yang menulis karena tujuan seperti ini dinamakan menulis karena tujuan psikologis.

5.      Tujuan Politis

Tujuan menulis ini adalah untuk kepentingan politik, seperti mengumpulkan massa dan simpatisan terhadap partai atau lembaga tertentu. Misalnya para politisi atau orang yang berkecimpung di dunia politik. Karena untuk tujuan politik mereka menggunakan cara-cara yang sifatnya politis. Menulis untuk tujuan politis biasanya terkait dengan event-event yang tujuannya politis atau bisa juga terkait dengan edukasi yang sifatnya politik. Jadi ada yang sifatnya untuk politik praktis ada yang sifatnya melakukan pendidikan politik untuk para pembaca.

6.      Tujuan Pedagogis

Menulis untuk memberikan edukasi kepada orang lain, mendidik dan mengajarkan orang lain terhadap sesuatu hal. Temanya apapun, bebas tapi tujuan menulisnya adalah mengedukasi. Misalnya saja mengedukasi tentang gaya hidup, mengedukasi nilai-nilai dan dia mengedukasi semua lapisan masyarakat..

7.      Tujuan Medis

Biasanya menuangkan emosi jiwa dalam tulisan akan membuat seseorang merasa lebih baik. Bukankah itu akan menjaga kualitas kesehatannya? Maka menulislah, kamu akan sehat. Menulis bagian dari terapi. Diyakini bahwa menulis itu mempunyai manfaat kesehatan. Bukan hanya kesehatan yang sifatnya spiritual, mental tetapi ada juga penyakit-penyakit fisik yang diyakini bisa disembuhkan karena menulis. Adapula yang meyakini bahwa dengan jalan menulis maka telah melakukan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu

8.      Tujuan Praktis / Pragmatis

Ini tujuan yang paling random di antara yang lain. Tujuan ini lebih beraneka ragam, sebut saja menulis karena ingin populer, menulis karena ingin mendapatkan posisi tertentu. Atau bisa juga ia menulis karena memenuhi tugas atau syarat tertentu sehingga ia harus menulis pada saat itu juga seperti mahasiswa di kampus yang disuruh dosennya untuk menulis.

Seorang penulis harusnya menetapkan alasan kenapa ia harus menulis. Delapan tujuan menulis bisa menjadi panduan kenapa seseorang harus menulis. Dan tujuan menulis itu tidak melulu satu tujuan saja, bisa saja satu tulisan merangkum beberapa tujuan, dan itu bukan masalah sama sekali. Yuk para penulis kita tetapkan tujuan kenapa kita menulis!,

Saya sendiri paling sering menulis dengan tujuan pedagogis. Mungkin karena profesi saya sebagai guru dan banyak tulisan saya tentang pendidikan anak, khususnya keempat anak saya. Saya sering menuliskannya di facebook dan di blog saya. Setiap hari saya sempatkan untuk menulis seperti nasehat pak Cah, “Asosiasikan waktu untu menulis”. Jadi jangan heran kalau saya kadang membuat tulisan malam-malam sambil menggendong bayi.

Keluarga dan sahabat saya sering menanyakan kepada saya, kenapa sih harus menulis? Memangnya nggak capek harus meluangkan waktu setiap harinya bermain dengan abjad kemudian merangkainya menjadi sesuatu yang bermakna? Keuntungan apa yang saya dapatkan dari berbagai tulisan saya itu?

Apakah saya mendapatkan sebuah popularitas atau uang? Apa keuntungan hobi nulis di blog dengan profesi saya sebagai guru? Sepertinya banyak orang memandang bahwa menulis itu pekerjaan sia-sia. Seolah menulis hanya membuang-buang waktu saya saja.

Semua mindset  itu berubah ketika saya menonton video Pak Cah. Pengetahuan saya menjadi bertambah, terutama mengenai manfaat menulis. Mengapa saya semangat menulis? Pertanyaan itu terjawab ketika saya tahu tujuan saya menulis dan tahu apa manfaat menulis. Pak Cah memberikan berbagai manfaat yang ternyata bisa kita peroleh dari dunia tulis menulis. Ini dia kemanfaatan menulis yang lebih bersifat spiritual/ nilai;

1.    Membuat kita banyak membaca dan banyak belajar.

Dari kegiatan membaca yang sering kita lakukan, otomatis kita akan banyak belajar tentang sesuatu hal. Banyak membaca dan belajar akan membuat seseorang kaya akan ilmu. Intinya, menulis akan membuat seseorang bertambah pengetahuannya. Jika seseorang jarang membaca lalu tiba-tiba menulis maka tulisannya tidak akan berkembang. Seseorang akan menulis pada pengetahuan yang dangkal karena tidak memiliki perluasan pengetahuan kita dari hasil pembelajaran dan bacaan.

Begitu kita menulis kita akan dituntut semakin banyak baca. Ketika kita semakin banyak baca maka semakin banyak pengetahuan yang kita miliki. Ketika pengetahuan kita semakin banyak semakin banyak pula kita memahami apa yang disciptakan Allah di dunia ini.

2.    Melatih berpikir logis dan sistematis.
Entah tulisan kita fiksi atau non fiksi membuat kita terlatih berfikir logis dan sistematis. Semakin banyak menulis maka kita akan semakin terlatih untuk berfikir sistematis apalagi untuk tulisan-tulisan yang panjang seperti buku, karya ilmiah, novel dll. Tulisan pendek sekalipun juga harus logis dan sistematis misalnya ketika membuat artikel. Artikel itu sependek apapun juga ada sistematikanya. Contoh ada bagian pendahuluan, lalu isinya mau seperti apa dan akan dibagi menjadi sub bagian apa saja, dan terakhir penutupnya mau seperti apa.

Walaupun kita tidak membuat outline (kerangka tulisan), secara sistematis dalam menulis artikel akan terdiri dari pendahuluan, isi lalu penutup. Kebiasaan inilah yang akan membuat kita terlatih untuk berfikir sistematis.

3.  Menulis membuat kita bisa mengikat makna. 

Jika membaca dapat membuat kita menangkap makna, maka menulis akan mengikat makna tersebut. Seorang guru ketika ia membaca buku sebelum mengajar maka ia sedang menangkap makna, tapi ketika ia menuliskan hasil bacaannya tersebut maka ia sedang mengikat makna. Jadi menulis itu untuk mengikat makna agar tersimpan di memori kita, tidak menguap dan tidak mudah hilang dari ingatan.  
         
4.  Sarana katarsis.

Ketika kita mencoba menuliskan kegelisahan kita, maka emosi itu serasa lepas, setidaknya bisa mengurangi beban kegelisahan yang kita rasakan dan akhirnya kita merasa lega dan nyaman. Inilah yang dinamakan katarsis yaitu sebuah bentuk meluapkan emosi jiwa. Biasanya penulis akan mengungkapkan perasaan lewat tulisan-tulisannya. Oleh karena itu orang yang menulis biasanya jauh dari stress dan depresi karena sesuatu yang mengganjal hati biasanya langsung ia tuangkan dalam bentuk tulisan.

5.  Sarana dakwah.

Kita bisa menulis dan dibaca oleh banyak kalangan dibanding kita ceramah dalam satu tempat saja. Ketika ada mubaligh yang keliling dari satu tempat ke tempat yang lain hanya aka nada beberapa kalangan saja yang bisa ia sentuh. Tetapi begitu ia menulis maka ia telah menyebarkan materi dakwahnya itu kepada semua kalangan yang bahkan ke tempat-tempat yang selama ini belum pernah ia kunjungi.

6.  Sarana edukasi dan berbagi.

Melalui tulisan kita dapat memberi manfaat kepada orang lain. Kita berbagi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Misalnya ketika seseorang mengisi seminar, ia hanya mampu mengedukasi kepada para peserta yang datang saja. Akan tetapi ketika ia menulis ia bisa mengedukasi puluhan ribu bahkan lebih orang yang membaca tulisannya karena tulisannya tersebar kemana-mana. Jadi menulis bisa menjadi sarana memberikan informasi tentang hal-hal yang bermanfaat.

7.  Mendapatkan kepuasan mental, kepuasan spiritual dan kepuasan intelektual. 

Melalui menulis seseorang bisa merasakan sebuah kepuasan tersendiri. Ketika tulisannya selesai ada kepuasan, ketika tulisannya dimuat ada kepuasan. Kadang ada kepuasan intelektual yang tidak bisa dibayar dengan sesuatu apapun. Mungkin buku itu tidak best seller tapi karena si penulis telah menuliskannya dengan penuh perjuangan, riset yang melelahkan, pencarian data dan referensi dari berbagai sumber, begitu buku tersebut selesai ditulis, rasanya puas sekali. Wow..jadi lebih termotivasi untuk menulis kan?

8.  Dikenal publik.

Ini pasti dong, apalagi kalau tulisan kita udah keren bingits. Semua orang bisa kenal dengan kita, mengagumi kita bahkan mengidolakan kita, hihihi. Tapi menurutku ini bonus. Jangan jadikan ini sebagai orientasi utama ya!

                  Nah sekarang alasan apalagi yang membuat kita menunda menulis? So segeralah menulis!. Dimana saja, kapan saja, yuk sempatkan diri untuk menyampaikan ide dalam bentuk tulisan. Jangan pernah takut untuk memulai menulis. Lihatlah, betapa banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sebuah kegiatan menulis. Teruslah menulis, kita akan mendapatkan hasil dari setiap karya kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar