Follow Us @soratemplates

Jumat, 30 Maret 2018

Mie Ongklok, Kuliner Khas Wonosobo yang Legendaris

Maret 30, 2018 2 Comments

Sumber :  arinamabruroh.com

Mie Ongklok. Pernah dengar? Atau pernah mencoba? Sejak saya dan keluarga domisili di Wonosobo Jawa Tengah 8 tahun yang lalu, saya menjadi ketagihan mencicipi kuliner khas daerah ini, yaitu Mie Ongklok. Saya penasaran dengan Mie Ongklok karena hampir di setiap jalan ada gerobak yang menjual Mie Ongklok seperti penjual bakso yang bertebaran di kota-kota lain.

Pada dasarnya saya kurang suka mie tapi karena suami saya suka sekali diajaklah saya ke suatu warung. Kata salah satu pengunjung di warung tersebut. kurang afdhol rasanya bila sudah menjadi warga Wonosobo tidak mencicipi kuliner khas yang cukup popular ini. Akhirnya saya mencobanya. Ternyata luar biasa enak rasanya dan aman di perut saya yang biasanya sakit setelah makan mie karena gangguan saluran pencernaan.

Asal Usul Mie Ongklok

Sumber : kotawonosobo.com

Mie Ongklok merupakan salah satu makanan kuliner khas kabupaten Wonosobo. Rasanya unik dan lezat sehingga memanjakan lidah para pengunjungnya. Popularitas Mie Ongklok telah menyebar dikalangan para wisatawan baik dalam negeri maupun dari berbagai negara di benua Amerika, Eropa dan Asia. Beberapa tokoh nasional pun juga tak ketinggalan kecanduan Mie yang lezat ini. Salah satu yang kecanduan Mie Ongklok adalah mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Mungkin para pembaca penasaran kenapa kuliner khas Wonosobo ini disebut Mie Ongklok. Karena dalam proses penyajiannya, mie ini diramu dengan sayuran kol dan dan potongan daun kucai kemudian dicampur di sebuah gayung yang terbuat dari bambu. Campuran mie dan sayuran tadi dicelup-celupkan dengan ongklok/saringan yang terbuat dari bambu selama beberapa menit pada air mendidih kemudian
dilempar-lempar keatas dengan menggunakan ongklok /saringan tersebut. Rupanya cara inilah yang disebut diongklok atau diguncang. 

Menurut cerita masyarakat sekitar, sejarah Mie Ongklok berasal dari pencipta resep makanan lezat yang bernama Pak Muhadi. Beliau seorang juru masak sebuah warung makan bakmi. Konon, Pak Muhadi menciptakan resep Mie Ongklok ini secara tidak sengaja di mana pada saat itu pak Muhadi tidak lagi bekerja di warung bakmi.

Kemudian beliau memutuskan untuk mandiri dengan cara berjualan mie secara keliling. Namun tak puas dengan mie buatannya, kemudian Pak Muhadi mencoba mengolah mie dengan cara yang berbeda. Dengan potensi alam yang ada dan proses percobaan yang berkali-kali, akhirnya Pak Muhadi berhasil menciptakan resep mie ongklok yang melegenda hingga saat ini.

Cara Membuat Mie Ongklok
Sumber : ksmtour.com

Lalu bagaimana sih sebenarnya proses pembuatannya? Berikut ini resep mie ongklok kuliner khas daerah Wonosobo.

Bahan
• 300 gram mie basah
• 10 kucai, iris halus
• 750 ml kaldu daging
• 3 sendok makan tepung kanji
• 3 sendok makan kecap manis
• 2 sendok makan minyak untuk menumis,
• Ebi secukupnya

Bumbu halus
• 2 siung bawang putih
• ¼ sendok teh merica
• ½ sendok teh garam halus

Cara pembuatan

  1. Pertama panaskan minyak goreng kemudian tumis bumbu halus yang telah disiapkan tadi.
  2. Tunggu hingga harum kemudian masukkan kaldu daging. Tambahkan pula ebi dan tepung kanji yang sebelumnya telah dilarutkan pada air. Aduk hingga kuah tersebut mengental lalu angkat.
  3. Sembari menunggu kuah Mie Ongklok kental, siapkan air panas untuk merebus mie dan kucai. Nah setelah air mendidih kemudian masukkan mie, kol dan kucai dalam saringan lalu rebus hingga matang.
  4. Tuangkan rebusan mie kucai dan irisan kol ke dalam mangkuk.
  5. Selanjutnya siramkan kuah mie ongklok yang telah anda buat sebelumnya.
  6. Untuk menambah cita rasa anda bisa menaburkan irisan bawang goreng dan sedikit kecap manis.
  7. Tambahkan sate sapi dan tempe kemul menjadi lauk pelengkap yang membuat sajian ini sempurna.

Nah bagi yang belum bisa berkunjung ke Wonosobo panduan proses pembuatan mie ongklok di atas bisa dicoba dengan membuat sendiri di rumah. Tapi bagi yang tidak mau repot ada juga lho Mie Ongklok Instant. dengan harga yang murah.

Sumber : bukalapak.com

Komposisi
1. Mie telur
2. Bumbu: tepung tapioka, ebi, bawang putih, gula, garam, kaldu ayam
3. Bahan pelengkap: kecap, cabe kering, bawang goreng dan sayur kering.

Panduan memasak:
1. Didihkan air secukupnya
2. Setelah air mendidih, masukan mie dan sayuran kering.
3. Sambil menunggu mienya matang, masukan bumbu putih kedalam gelas dan ambil air yang  sudah  
mendidih kira2 100ml (setengah gelas kecil) tuang kedalam gelas sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai mengental.
4. Setelah mienya matang (empuk) tiriskan dan hidangkan dipiring saji.
5. Tuangkan kuah kental keatas mie kemudian masukan mie, bawang goreng dan bubuk cabe sesuai selera.
6. Mie ongklok siap dihidangkan

Tips dan Trik
* Tambahkan kubis segar agar rasa semakin mendekati aslinya.
* Mie ongklok tidak menggunakan kuah air tapi menggunakan kuah kental yang dibikin pada poin nomer 3.
* Membutuhkan sentuhan seni dalam membuatnya.
* Dijamin merasa puas dengan rasanya

Untuk rasa sedikit mendekati rasa mie ongklok yang asli, karena rasa khas yang asli hanya bisa dinikmati di Wonosobo . Jadi sempatkan waktu untuk berkunjung ya ke wonosobo ya.

Tips Membuat Mie Ongklok Enak

Mie sebaiknya dipilih mie kuning dan racikan sayuran dicelup – celupkan kedalam air mendidih hingga masak. Proses ongklok dilakukan beberapa menit untuk membuat sayuran menjadi layu, tapi masih terasa renyah saat dimakan. Kemudian setelah matang ditaruh di mangkuk dan diguyur kuah jenang. Selain kuah khusus tadi  mie masih ditambah dengan sambal kacang yang manis, tidak lupa diberi kecap, merica, dan bawang goreng.

Kalau doyan selera pedas, bukan saos sambal teman Mie Ongklok yang pas. Melainkan cabe rawit yang telah dihaluskan jadi sambal. Kalau masih kurang pedas, gigit cabe rawit yang masih utuh juga boleh.

Untuk mendapatkan hidangan yang lebih sempurna, Mie Ongklok pun dapat dinikmati dengan lauk pendamping seperti sate sapi, tempe kemul, dan aci goreng yang disebut lekuk (di beberapa kota disebut geblek). Sate sapi dipercaya dengan keempukannya dapat menyatu dengan mie ketika masuk dimulut. Kemudian minumannya juga minuman carica. Buah carica adalah buah khas Wonosobo yang hanya tumbuh di Dieng.

Menikmati Mie Ongklok juga ada seninya. Kalau dikacau/diaduk menurut saya sih akan berkurang nikmat kuahnya. Jadi enaknya dinikmati seperti menikmati kue tart. Dinikmati sesuap demi sesuap tanpa merusak bentuknya.

Rekomendasi Mie Ongklok Legendaris

Di Wonosobo sendiri banyak sekali kedai dan warung Mie Ongklok. Tapi, yang enak, ramai dan legendaris cuma ada beberapa saja. Anda bisa ke kedai Mie Ongklok berikut saat berada di Wonosobo atau Dieng:

1. Mie Ongklok Longkrang

Salah satu warung Mie Ongklok legendaris di Wonosobo adalah Mie Ongklok Longkrang milik Pak Waluyo. Kedai ini dikenal sebagai generasi Mie Ongklok pertama yang kelezatannya tak berubah sejak dulu. Lokasinya mudah dijangkau karena letaknya sekitar 1 Km dari Alun-alun Wonosobo. Di jalan Pasukan Ronggolawe No. 14, Longkrang. Buka mulai dari pukul 09.00-17.00 dan selalu ramai oleh para pembeli.

Untuk harga jangan ditanya cuma Rp. 5.000,- kita sudah bisa mencicipi nikmatnya Mie Ongklok Longkrang. Murah banget kan…. kalau untuk lauknya, sate sapi seharga Rp. 15.000,- untuk 10 tusuk serta geblek dan tempe kemul yang per bijinya seharga Rp. 500,-

2. Mie Ongklok Pak Muhadi

Satu lagi warung Mie Ongklok yang legendaris, namanya Mie Ongklok Pak Muhadi Kedai ini berada di jalan Ahmad Yani, jalan utama di Wonosobo yang mudah ditemukan. Warung ini cukup besar dengan bangku panjang. Parkirnya luas dan juga mie ongkloknya sangat lezat. Harga per porsinya terjangkau Rp. 16.000,- sudah dengan sate. Minuman yang tersedia juga terbilang standar teh manis dan aneka softdrink tersedia disana.

3. Resto Ongklok
Bagi anda yang ingin merasakan makan mie Ongkok dengan suasana mewah dengan pemandangan kece di kawasan Dieng, Anda bisa ke Resto Ongklok saja. Lokasinya strategis, yaitu jalan yang menghubungkan kota Wonosobo dan Dieng. Alamat lengkapnya di Jalan Raya Dieng, Kalianget, kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. Harga per porsi Mie Ongklok di sini Rp. 10.000,- dan sate sapi Rp. 15.000,- per 5 tusuk.

4. Kedai Mie Ongklok Alun-Alun Wonosobo

Bagi anda yang ingin merasakan warung Mie Ongklok dengan lokasi yang mudah, Anda bisa langsung ke Kedai Mie Ongklok Alun-alun Wonosobo aja. Di sini banyak sekali penjual Mie Ongklok. Tapi, nggak semuanya legendaris sih. Saran saya sih, kedai Mie Ongklok alun-alun jadi pilihan terakhir saja. Mendingan ke 3 kedai di atas. Tapi kalau terpaksa dan ingin menikmati keindahan alun-alun Wonosobo anda bisa mencobanya.

Bicara tentang harga Mie Ongklok di alun-alun sangat terjangkau. Satu porsi Mie Ongklok Rp.5000,- sampai dengan Rp. 7000,-. Sedangkan sate sapi harganya Rp. 1.500,- per tusuk dan tempe kemul dan lekuk seharga Rp. 1000,- per bijinya. Jadi anda tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk menikmati sensasi kelezatan Mie Ongklok yang menggugah selera itu.

Demikian informasi tentang kuliner khas Wonosobo yang legendaris, Mie Ongklok. Anda penasaran kan mencicipi rasanya. Datanglah ke Wonosobo, dinginnya kota ini semakin menambah selera makan di samping itu anda bisa sekaligus menikmati pemandangan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Pegunungan Dieng yang mengelilingi kota Wonosobo. Menikmati Mie Ongklok di Wonosobo serasa di Eropa dech pokoknya.


Kamis, 29 Maret 2018

Kelas Menulis Online Sebagai Kawah Candradimuka Penulis Pemula

Maret 29, 2018 2 Comments
Sumber: wonderfulfamily.id

Pengalaman menulis tentu diawali dari pengalaman membaca. Ketika saya bisa mengetik kata demi kata di keyboard tentu ada sejarah panjang di belakangnya. Waktu itu sekitar tahun 1987, saya dan kakak saya menjadi tukang loper koran Wawasan untuk mencari tambahan uang saku. Saya masih duduk di bangku SD waktu itu. Selain mendapat tambahan uang, menjadi tukang loper koran juga memperoleh tambahan ilmu pengetahuan secara gratis. Saya masih ingat dengan persis setiap hari kami berebut membaca koran Wawasan. Berawal dari membaca koran Wawasan tersebut hobi membaca saya dimulai.

Terinspirasi dari Wartawan

Sumber : blog.penerbitlokamedia.com

Banyak agen Koran dan wartawan yang sering berkunjung ke rumah. Mereka bercerita tentang pengalamannya menulis dan meliput berita. Bahkan mereka bisa mewawancarai orang-orang terkenal yang biasa tampil di televisi. Nah, cerita pengalaman seperti ini yang memberikan inspirasi bagi saya dan memotivasi saya untuk bisa menulis seperti mereka.

Hobi membaca koran Wawasan tidak langsung membuat saya bisa menulis. Alhamdulillah, saya punya paman yang mau membimbing saya dengan sabar. Beliau berpesan, “Kalau ingin bisa menulis ya harus banyak baca”. Karena tidak mempunyai uang untuk membeli buku dan berlangganan majalah, saya sering berkunjung ke tetangga saya. Kebetulan anaknya adalah teman sekelas semasa SD. Dia berlangganan majalah Bobo. Saya suka sekali membacanya. Kadang saya pinjam Bobo edisi lama 5 sampai 10 majalah dan saya bawa pulang untuk dibaca sambil menanti majalah Bobo yang baru.

Saya mempunyai paman yang suka membaca dan menulis yang tinggal bersama kami. Akhirnya sedikit demi sedikit saya bisa mengarang dengan teknik yang diajarkan paman saya. Dan ketika kelas 4 SD, wali kelas saya pada waktu itu menunjuk saya untuk mewakili sekolah mengikuti lomba mengarang di tingkat kecamatan. Walaupun belum juara 1 cukup menyemangati saya untuk belajar menulis lebih giat lagi.

Bergabung dalam Komunitas Membaca dan Menulis di Kampus


Ketika menjadi mahasiswa saya bergabung dalam sebuah komunitas yaitu Reading and Writing Society. Di komunitas inilah saya kembali tersemangati untuk membaca banyak buku dan kemudian menuliskannya dengan bahasa saya sendiri dan kemudian mempresentasikan hasil review terhadap buku yang dibaca kepada teman-teman yang lain. Kebiasaan membaca dan menulis membuat saya lebih mudah dalam mengerjakan skripsi saya. Sehingga dengan pertolongan Allah skripsi saya yang berjudul “The Biographical Approach of House of Seven Gables” 2 bulan selesai saya kerjakan.

Setelah lulus kuliah dan menikah saya diterima sebagai PNS di Wonosobo Jawa Tengah. Di kota inilah kesempatan menulis kembali muncul. Awalnya saya sering menulis di buletin sebuah organisasi yang bernama Persaudaraan Muslimah (Salimah). Kebetulan saya menjadi pengurus di bidang humas dan media. Kemudian buletin tersebut saya bagi-bagi ke teman kantor. Saya cari sponsor untuk membiayai ongkos cetak buletin. Fokus tulisan adalah mengenai perempuan, anak dan keluarga.

Awal Mula Membimbing Ekstrakurikuler Jurnalistik


Sumber : bangsyaiha.com

Mungkin karena kepala sekolah melihat saya sering menulis saya diberi amanah untuk mengampu ekstrakurikuler Jurnalistik. Saya sebenarnya buta dengan kepenulisan jurnalistik. Dari situlah saya kemudian mengundang wartawan untuk mengisi workshop tentang jurnalistik.

Saya dan murid-murid mendapatkan banyak materi tentang straight news, feature news dan opini dari seorang wartawan. Saya kemudian mencoba membuat beberapa tulisan dan mengirimkan ke beberapa lomba. Alhamdulillah meraih Juara 3 Lomba Menulis Artikel tingkat Kabupaten dan Juara 3 Lomba Menulis Essay tingkat Propinsi.

Dengan sedikit pengalaman menulis tersebut saya membimbing siswa yang ikut ekstrakurikuler Jurnalistik dan Photografi di sekolah. Kami di tim Jurnalistik membuat buletin sekolah sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan minat di dunia kepenulisan. Saya juga sambil belajar terutama masalah ejaan yang masih amburadul. Biasanya saya meminta bantuan guru bahasa Indonesia untuk mengoreksi.

Dari buletin yang dibuat kami beranikan untuk mengikuti lomba karya jurnalistik. Alhamdulillah beberapa kali mendapat juara. Prestasi dari tim jurnalistik di tingkat nasional sampai sekarang diantaranya Juara 2 lomba jurnalistik (Medali Perak) tahun 2014 di Jogjakarta dan Juara 3 Lomba Jurnalistik (Medali Perunggu) tahun 2015 di Solo serta Juara 2 (Medali Perak) Lomba Penelitian Siswa Nasional tahun 2017 di Jakarta.

Untuk prestasi tingkat provinsi yaitu Juara 1 lomba karya tulis ilmiah tingkat kabupaten tentang sanitasi dan maju tingkat propinsi  tahun 2014 dan Juara 1 Lomba Penelitian Siswa Nasional tahun 2017 serta Juara 1 Lomba Karya Ilmiah Remaja tahun 2017.

Sedangkan untuk tingkat kabupaten diantaranya Juara 2 lomba penulisan berita tahun 2014, Juara 3 lomba fotografi tahun 2014, Juara 1 Lomba Jurnalistik tahun 2016, Juara 1 Lomba Photografi tahun 2016, Juara 1 Lomba Mading Digital Tema Anti Narkoba tahun 2016, Juara 1 Lomba Mading Digital Tema Generasi Berencana tahun 2016, Juara 2 Lomba Writing Contest Jenis Recount text tahun 2016 dan  Juara Harapan 2 Writing text tahun 2018.  Lomba-lomba seperti ini ternyata semakin memotivasi diri dalam dunia tulis menulis.

Dari prestasi tim jurnalistik di sekolah kami tersebut ternyata mendapat apresiasi dari pemerintah kabupaten Wonosobo melalui beberapa penghargaan berupa piagam dan sejumlah uang.  Penghargaan yang pernah kami terima diantaranya: Penghargaan kepada tim Jurnalistik dari Bupati Wonosobo tahun 2014, dari ketua DPRD Wonosobo tahun 2014, dari Gubernur Jawa Tengah tahun 2015 dan dari ketua DPRD Wonosobo tahun 2015.

Akan tetapi, sejak tahun 2016 kami sangat bersedih karena Lomba Karya Jurnalistik Nasional dihilangkan karena kendala pendanaan. Bahkan bulletin sekolah juga tidak terbit dengan alasan pungutan liar. Karena kami membagi bulletin tidak gratis. Siswa diminta mengganti ongkos cetak. Hal Itu membuat siswa saya tidak semangat lagi untuk menulis. Saya terus memotivasi mereka agar tetap semangat menulis walaupun tidak ada lomba. Tapi semakin lama siswa yang ikut ekstra jurnalistik semakin berkurang.

Akhirnya saya bersama tim pendidikan karakter di sekolah membuat program tentang literasi. Seluruh siswa setiap hari Jumat diminta bawa buku dan diwajibkan membaca buku selama setengah jam kemudian menuliskan isi buku yang dibaca dalam buku khusus. Bahkan guru-guru juga dilombakan untuk membuat resensi buku dari buku yang dibaca. Alhamdulillah, saya mendapat juara 1 lomba menulis resensi buku. Semangat menulis kembali menggelora.

Sebagai guru tuntutan untuk menulis di beberapa tahun terakhir ini juga sangat didengung-dengungkan oleh pemerintah. Setelah mengikuti pelatihan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas yang diselenggarakan oleh Dinas Kabupaten, saya termotivasi untuk menulis PTK. Saya mencoba membuat PTK dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara dan Prestasi Belajar Bahasa Inggris melalui Model Two Stay Two Stray Kelas VIIB SMP Negeri 2 Selomerto Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016”. Dan Alhamdulillah berhasil diseminarkan di depan rekan guru satu sekolah dan mengundang beberapa guru dari luar. Rasanya lega luar biasa ketika tulisan kita mendapat apresiasi dari orang lain. Kemudian tulisan tersebut saya kirim ke penerbit jurnal. Alhamdulillah masuk di Jurnal Ilmiah tingkat provinsi yang sudah mempunyai ISBN. 

Selain itu artikel saya  juga pernah dimuat di majalah GOW Kabupaten Wonosobo dengan judul “Dengan Penerapan MIOnKlok Ibu Mampu Mencetak Generasi Penentu Peradaban di Era Digital” dan essay saya dimuat di majalah Salimah dengan judul “Mahalnya Waktu Orang Tua untuk Anak”. Selain menulis artikel saya belajar menulis buku dan sudah dicetak tahun 2016 dengan judul  English For Children. Tapi saya merasa belum puas, saya masih ingin belajar menulis dari berbagai pelatihan untuk memperindah tulisan saya. Saya masih iri dengan tulisan para penulis yang sangat indah dalam memilih kosakata. Saya masih jauh ketinggalan tentang kohesi dan koherensi dari sebuah tulisan.

KMO Sebagai Kawah Candradimuka


Sumber : youtube.com

Di tahun 2017 alhamdulillah saya melanjutkan studi S2 dan lulus dengan predikat Lulusan terbaik dan cumlaude. Judul Thesis yang saya ambil “The Effect of Concept Mapping in Improving Reading Comprehension Viewed From Student’s Motivation (An Experimental Study in the Ninth Grade of State Junior High School 2 Selomerto, Wonosobo in the First Semester of Academic Year 2016/ 2017. Pengalaman menulis thesis sungguh menjadi cambuk bagi saya dalam menulis. Dosen Pembimbing banyak mengajarkan tentang cara menulis yang benar agar enak dibaca.

Nah setelah lulus S2, saya merasa harus mempunyai sebuah komunitas menulis. Saya melihat iklan di facebook tentang Komunitas Menulis Online (KMO). Saya sangat senang melihat instruktur yang akan melatih adalah penulis idola saya yaitu Pak Cahyadi Takariawan dan Bu Ida. Ketika masih tinggal di Yogyakarta saya sering mengikuti seminar dan pelatihan yang diisi beliau. Langsung saja saya daftar KMO.

Sungguh saya sangat beruntung mengikuti KMO karena saya merasa menemukan komunitas yang selama ini saya cari. Dengan ikut KMO kita diberi berbagai materi tentang kepenulisan. Kita bisa menyimak video tentang motivasi menulis dan tata cara kepenulisan hingga membuat menulis semudah bernafas. Setelah itu kita diberi tugas untuk menulis satu paragraf. Kemudian kita kirim via email dan dikoreksi oleh narasumber. Narasumber memberi masukan terhadap tulisan kita dan kita diminta merevisi tulisan kita baik ejaan, kalimat maupun isi dari tulisan kita. Setelah direvisi kita kirim balik via email kembali.

Kemudian tugas yang diberikan naik level menjadi beberapa paragraf. Langkahnya sama hingga terbentuk satu artikel utuh yan galyak dibaca. Sampai titik ini rasanya puas karena ada yang mengoreksi tulisan kita. Berbeda ketika kita menulis artikel dan kita sendiri yang baca, seolah-olah sudah benar. Padahal ketika dibaca orang lain ditemukan banyak kesalahan. Disinilah perlunya seorang editor. Dan saya menemukannya di KMO ini.

Setelah semua peserta KMO mengirimkan tugas. Admin KMO memberikan challenge atau tantangan menulis kepada seluruh peserta. Tema umum tulisan dari admin KMO sedangkan peserta boleh mengembangkan judul artikel asal sesuai dengan tema umum tersebut. Admin KMO memberikan tema setiap hari Kamis dan peserta di target untuk menyelesaikan tulisannya maksimal di hari Kamis.

Saya sendiri merasa tertantang dengan challenge yang diberikan admin. Kadang kita kalau tidak dipaksa menulis tidak keluar ide. Tema kepenulisan pun sangat beragam. Sampai saat ini sudah ada 6 tema yang diberikan. Alhamdulillah saya bisa mengikutinya walaupun kadang di akhir waktu baru sempat mengirim tulisan saya.

Ada beberapa judul yang telah saya ikuti dalam challenge tersebut, di antaranya : “Autobiografi; Berawal dari Tukang Loper Koran”, “Dengan Pena Ingin Kuubah Dunia”, “Keelokan Telaga Menjer dari Bukit Seroja”, “Mengatasi Komunitas Punk yang Meresahkan Pelajar”, “Menjadikan Multikulturalisme Sebagai Kekuatan” dan “Eksistensi Pasar Tradisional Terancam oleh Pasar Modern”. Tanpa challenge dari KMO tidak mungkin saya akan menuliskan tema-tema tersebut karena saya lebih tertarik menulis dengan tema-tema pendidikan atau parenting. Tapi karena dipaksa menulis, kita jadi banyak baca referensi tentang tema tersebut. Dan ternyata kita bisa menuliskannya walaupun secara isi masih belum matang karena minimnya buku yang kit abaca dan dalam waktu yang singkat.

Nah sejak ikut KMO ini saya kemudian membuat blog untuk menyalurkan minat saya dalam kepenulisan. Jadi tema challenge saya tulis di blog dulu baru saya kirim ke admin  KMO. Sejak ikut KMO saya bisa menulis di blog sebanyak 18 artikel selama 1 bulan. Sungguh bagi saya ini adalah pengalaman yang luar biasa. Selama ini belum pernah merasa seproduktif ini.

Hal yang membuat saya semangat untuk menulis adalah nasehat pak Cahyadi agar setiap hari kita luangkan waktu khusus walaupun hanya 1 jam untuk menulis. Saya memilih malam hari ketika anak-anak sudah tidur. Ketika saya tertidur di malam hari dan belum menulis saya ganti dengan bangun lebih awal. Biasanya setelah sholat tahajud saya menulis. Ternyata menulis dalam keadaan hening lebih fresh dan ide-idenya berdatangan di kepala kita. Dan saya ingin itu menjadi kebiasaan walaupun sekarang masih belum bisa konsisten.

Berani Menulis di Media Massa Berkat Ikut KMO


Sumber: magazine.job-like.com

Saya juga mulai berani menulis dan mengirimkannya di koran-koran. Alhamdulillah ada 3 artikel yang sudah dimuat, di antaranya : “Guru, Generasi Alpha dan Indonesia Emas 2045” dan “Peta Konsep Bantu Siswa Pahami Teks Report” (dimuat di Koran Wawasan), “Beajar Speaking Menyenangkan dengan Model Two Stay Two Stray” (dimuat di Koran Jateng Pos). Mungkin bagi sebagian orang tulisannya dimuat di koran biasa saja. Namun, bagi penulis pemula seperti saya ini sungguh luar biasa dan menambah semangat saya dalam menulis.

Hingga puncaknya ketika saya mencoba ikut lomba menulis di blog dengan tema “Wonosobo Seneng Maca” saya ikut. Saya memilih judul artikel “Anak enggan Membaca, Cobalah Gunakan Pendekatan Arpusda”. Tulisan ini berdasarkan pengalaman yang saya alami dalam mendidik anak gemar membaca. Alhamdulillah tulisan tersebut mendapat juara 1 dan mendapat apresiasi dari Bupati Wonosobo. Saya diminta membuat tulisan oleh Bupati Wonosobo tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah saya. Sungguh ini adalah kesempatan emas bagi saya.

Komunitas Menulis banyak sekali di dunia nyata maupun maya. Tapi ikut KMO ini memang berbeda. Bagi saya KMO merupakan kawah candradimuka yang melatih para pesertanya tidak hanya produktif dalam menulis tapi juga melatih peserta agar memiliki tulisan yang mempunyai ruh. Sehingga tulisan yang dibuat mampu memberikan banyak kebaikan kepada para pembaca dan menginspirasi pembaca. Memang sepertinya mahal ketika kita melihat nominal angka pendaftaran ikut KMO. Akan tetapi setelah kita masuk di KMO nominal sebesar itu menjadi sangat murah sekali. Bahkan kita akan mendapatkan keuntungan berkali lipat jika kita mau mengirim tulisan kita di media cetak atau mau mengikuti lomba lomba.

            Semua kemudahan datangnya dari Allah SWT. Biasanya ketika mengandung seorang ibu akan terasa lemah dan malas untuk beraktivitas. Alhamdulillah saya ikut KMO dalam keadaan hamil 6 bulan. Selama 3 bulan dilatih di KMO ini. Dan sedih rasanya karena jatah pelatihan menulis di KMO ini segera akan berakhir.

Tulisan ini saya buat dalam keadaan mengandung anak keempat dan berusia 9 bulan 4 hari atau 39 minggu. Semoga nantinya anak yang saya lahirkan mampu menjadi penulis yang bisa memberikan perubahan dan mampu menginspirasi semua pembacanya agar lebih baik lagi. Sebagai penulis pemula, tentu tulisan saya masih jauh panggang dari api. Terima kasih buat KMO yang telah menjadi kawah candradimuka bagi kami dalam menulis terutama para admin dan narasumber Ustadz Cahyadi Takariawan dan Bu Ida yang telah sabar membimbing kami dan melayani pertanyaan-pertanyaan dari kami. Semoga menjadi amal jariyah  

Wallahu a’lam bi showab

Senin, 26 Maret 2018

Peta Konsep Bantu Siswa Pahami Teks Report

Maret 26, 2018 0 Comments
peta konsep bantu siswa pahami teks report
Siswa sedang mempresentasikan hasil peta konsep yang dibuat

Reading Comprehension adalah salah satu keterampilan membaca pemahaman yang harus dikuasai siswa ketika mereka mempelajarai bahasa Inggris. Melalui keterampilan membaca pemahaman, siswa bisa mendapatkan informasi yang lebih dalam terhadap teks tertulis.

Ketika siswa mempelajari teks report, sebagian besar siswa merasa kesulitan untuk memahami teks karena berhadapan dengan teks yang panjang dan kosakata yang cukup sulit dipahami. Teks report, merupakan salah satu genre atau jenis teks dalam bahasa Inggris yang menggambarkan suatu benda atau fenomena alam.


Secara berkelompok memahami teks report dan membuat peta konsep

Lalu, sebenarnya bagaimana struktur teks report itu? Struktur teks report terdiri dari Pertama, General Opening Statement yang berisi pengantar untuk menerangkan subjek yang akan dibahas. Kedua bagian Description atau deskripsi. Bagian ini berisi penjabaran dari hal-hal yang akan dibahas. Inti pembahasan berpedoman pada bagian pertama. Dan ketiga adalah conclusion atau kesimpulan.

Dikarenakan kesulitan memahami teks report, akhirnya banyak siswa mendapatkan nilai yang rendah dalam tes reading comprehension. Prestasi yang rendah mengindikasikan bahwa siswa masih lemah dalam keterampilan membaca pemahaman.

Maka guru perlu menyusun sebuah metode pembelajaran  yang menarik untuk mengatasi  persoalan tersebut. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah “concept mapping” atau peta konsep. Peta konsep diprakarsai oleh Novak yang menekankan pada pentingnya pengetahuan sebelumnya dalam mempelajari konsep baru. Peta konsep adalah konsep yang ditandai dengan lingkaran atau kotak dan menggunakan garis penghubung atau kata hubung yang mengindikasikan hubungan antar konsep (Kalhor, 2012: 725).


Guru menjelaskan cara membuat peta konsep kepada siswa

Siswa dikatakan menguasai keterampilan membaca pemahaman apabila memiliki beberapa indikator, di antaranya siswa bisa menemukan informasi khusus dalam teks dengan tepat, siswa bisa mendapatkan sinonim dari istilah tertentu dalam teks dengan benar, siswa bisa menentukan antonim dari kata tertentu secara akurat, siswa bisa menemukan informasi tersirat dalam teks dengan benar dan siswa bisa menentukan ide pokok dari setiap paragraf dalam teks.

Lalu bagaimana langkah memahami teks report menggunakan metode Peta Konsep? Mulailah dari menuliskan topik dari teks yang dibaca. Kemudian identifikasi konsep yang relevan mulai dari yang paling umum, sedang dan yang paling khusus. Ini dilakukan dengan membaca setiap paragraf dan menemukan kata kuncinya.


Hasil Peta Konsep yang dibuat siswa

Selanjutnya gambarlah sebuah peta konsep di atas kertas. Hubungkan konsep yang berkaitan dengan cara menggambar sebuah garis dengan menuliskan kata kunci yang mengaitkan antar konsep. Berilah kata penghubung pada setiap garis penghubung tersebut. Terakhir lihat kembali peta konsep yang telah dibuat dan adakan revisi jika masih ada yang salah atau tambahkan bila masih ada yang kurang.

Kelebihan

Ada banyak jenis concept map yang bisa digunakan diantaranya hierarchical map, spider map, flowchart map, dan  system map. Spider Concept Map (Peta konsep laba-laba) lebih cocok digunakan untuk memahami teks report dibanding jenis peta konsep yang lain. Jenis ini menampilkan baik konsep secara hierarki maupun elemen-elemen yang dihubungkan dengan konsep utama. Selain itu jenis peta konsep ini disusun dengan menempatkan tema utama atau faktor utama di tengah peta konsep.


Peta Konsep Laba-laba karya siswa

Peta konsep sangat bermanfaat bagi siswa maupun guru. Peta konsep dapat menolong guru mengorganisasi seperangkat pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan. Selain itu peta konsep merupakan cara yang baik dalam menghadirkan materi pelajaran.

Hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi siswa karena siswa dengan mudah melihat, membaca dan mengerti makna dari sebuah teks. Peta konsep juga sangat membantu guru  meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran.


Sedangkan manfaat yang bisa diambil oleh siswa dari peta konsep adalah memudahkan siswa membuat catatan dan mengingatnya kembali karena disusun secara visual. Selain itu peta konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar yang bermakna, yang akan meningkatkan pemahaman siswa dan daya ingat belajarnya. Peta konsep juga dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas berfikir siswa, yang pada gilirannya akan menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa.

Kelebihan lainnya adalah mampu mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik, yang akan memudahkan belajar. Terakhir tapi tidak kalah penting adalah dapat membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep- konsep dan mengenali miskonsepsi.

Minggu, 25 Maret 2018

Eksistensi Pasar Tradisional Terancam oleh Pasar Modern

Maret 25, 2018 0 Comments
Pasar Tradisional
Suasana Tawar Menawar di Pasar Tradisional 
Sumber : seruji.co.id

Kita perlu belajar dari nabi Muhammad SAW saat pertama kali hijrah ke Madinah membangun masjid dan menyatukan kaum Anshar dan Muhajirin. Perintah selanjutnya adalah membangun pasar. Kita menyadari betul bahwa pasar merupakan satu penunjang bagi kesejahteraan masyarakat.

Memasuki era globalisasi, harus diakui bahwa pasar tradisional di Indonesia terancam keberadaannya oleh pasar modern. Rata-rata pasar tradisional di Indonesia berbentuk warung, kios, ruko atau tempat perbelanjaan pasar tradisional. Sedangkan pasar modern berbentuk minimarket, supermarket atau mall.

Persaingan ketat mulai tampak di dunia perekonomian Indonesia antara pasar tradisional dan pasar modern. Maraknya pasar modern secara tidak langsung perlahan-lahan menghentikan keberadaan pasar tradisional di negeri ini. Hal ini terbukti ketika menilik kemunculan pasar-pasar modern baru yang dibangun bersebelahan  dengan pasar-pasar tradisional.

Pada kenyataannya, pasar tradisional memang dimiliki oleh perseorangan atau individu. Hal ini berbeda dengan pasar-pasar modern yang sudah berbentuk korporasi. Kondisi ini berakibat pada tata kelola pasar modern yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pasar tradisional.

Melihat kondisi ini, pasar tradisional semakin  jauh tertinggal dibandingkan dengan pasar modern. Ditambah lagi dengan kebiasaan masyarakat yang mulai berubah. Masyarakat mulai berbondong-bondong meninggalkan pasar tradisional dan beralih berbelanja ke pasar modern.

Harapan Masyarakat terhadap Pasar Tradisional

Harapan masyarakat dari sebuah tempat belanja adalah bersih dan nyaman untuk berbelanja. Mereka merasa nyaman jika tempat belanja terdapat fasilitas AC, toilet yang bersih, tempat ibadah atau mushola yang memadai. Masyarakat juga merasa aman ketika ada petugas keamanan yang menjaga tempat berbelanja. Respon yang cepat, adanya fasilitas hiburan, banyaknya diskon dan adanya pembayaran non tunai pada dasarnya menjadi kelebihan yang dimiliki oleh pasar modern.

Kendati demikian, pasar tradisional juga memiliki keunggulannya sendiri. Pasar tradisional menjanjikan kedekatan personal antara penjual dan pembeli yang jauh lebih menonjol ditandai oleh adanya proses tawar menawar. Proses tawar-menawar yang merupakan modal sosial tersebut mampu mempengaruhi emosi antara penjual dan pembeli di pasar tradisional. Modal sosial inilah yang membuat pasar tradisional masih eksis hingga saat ini.

Pasar Klewer Menjadi Percontohan Pasar Tradisional

Pasar Klewer, Solo yang Bersih dan Rapi
Sumber : jawapos.com

Akan tetapi, kita tidak boleh pesimis dengan perkembangan pasar tradisional sekarang ini. Presiden Jokowi telah meresmikan Pasar Klewer, Solo menjadi percontohan pasar tradisional modern 21 April tahun 2017. Setelah terjadi musibah kebakaran pada Desember 2014, Pasar Klewer telah direvitalisasi menjadi pasar tradisional modern. 

Pasar Klewer telah direvitalisasi menjadi pasar yang dapat dicontoh bagi pasar-pasar lainnya di Indonesia dan tidak boleh kalah dengan mall atau pusat perbelanjaan modern. Sehingga kita bisa belajar banyak dari Pasar Klewer untuk memperbaiki kondisi pasar di sekitar tempat kita tinggal.

Sejak diresmikan, Pasar Klewer berubah menjadi lebih modern, nyaman dan aman bagi pedagang dan pembeli. Keramahan pedagang dan kualitas produk terjaga. Selain itu ciri khas Pasar Klewer sebagai pasar rakyat dengan tradisi tawar-menawar juga tetap ada.

Pengelolaan pasar semakin maju dengan pembagian kartu E-retribusi. Ini mengakibatkan jaminan bahwa tidak ada lagi pasar yang retribusinya jalan terus tapi kotor dan tidak nyaman. Transparansi menuntut pemerintah dan pedagang untuk mematuhi peraturan yang berlaku.

Selain itu, pemerintah setempat juga membagikan kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada para pedagang pasar. Pedagang pasar bukan lagi dianggap sektor informal, tetapi sektor formal yang diakui memberi kontribusi nyata bagi perekonomian regional maupun nasional.

Pedagang pasar juga dihimbau untuk mempunyai NPWP. Kepemilikan NPWP bagi para pedagang pasar adalah tanda bahwa Pasar Klewer siap menjadi pasar modern tanpa meninggalkannilai-nilai tradisi dan kearifan lokal. Kepemilikan NPWP juga menjadi standar layanan pemerintah kepada pedagang di pasar rakyat.

Dengan berbagai fasilitas yang disediakan di Pasar Klewer tersebut, tidaklah heran jika Pasar Klewer akhirnya menjadi jantung perekonomian kota Solo dan Jawa Tengah. Walaupun harus menyedot alokasi APBN 2015 sebesar Rp. 61,8 milyar dan APBN 2016 sebesar Rp. 96 milyar pedagang maupun rakyat kecil merasa terlayani oleh pemerintah.

Salah satu hal penting yang perlu ditingkatkan dari pasar tradisional adalah tata kelola yang lebih baik, dimana tata kelola yang baik akan menghilangkan image negatif yang melekat pada pasar tradisional itu sendiri. Tata kelola yang baik akan meningkatkan eksistensi pasar tradisional ditengah globalisasi dari pasar modern di Indonesia. Dengan kata lain, semua ini akan kembali pada political will dari pemerintah untuk berani menjamin kelangsungan pasar tradisional di tengah gempuran pasar modern.

Melihat kondisi ideal Pasar Klewer, Solo dan membandingkan dengan kondisi pasar di tempat lain pada umumnya menjadi sangat miris. Ibarat pepatah “Jauh Panggang dari Api”, masih jauh dari yang diharapkan. Masih banyak pasar yang sedang dibangun kemudian menempati pasar penampungan sementara. Sehingga banyak pedagang kecil yang secara omzet mengalami penurunan.

Belum lagi di beberapa kota ada beberapa supermarket yang berdiri di sekitar pasar yang secara tidak langsung menyedot para konsumen untuk meninggalkan pasar tradisional dan memilih berbelanja di supermarket tersebut. Bahkan semakin banyak mall-mall besar berdiri. 

Mall-mall baru tersebut dibuat megah dan lengkap. Tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan melainkan ada beragam fasilitas pendukung baik hotel, wahana permainan anak, pusat rekreasi dan hiburan, bioskop dan pusat kuliner yang ditawarkan. Dengan berbagai kelengkapan fasilitas yang ditawarkan pasti akan membuat pengunjung berbondong-bondong berbelanja dan semakin enggan berkinjung ke pasar tradisional yang kotor, tidak nyaman dan tidak aman.

Perlu Kerjasama Berbagai Pihak Untuk Upgrade Pasar Tradisional


Simbol Kerjasama dari Berbagai Pihak
Sumber : meitymamahitministry.blogspot.co.id

Oleh karena itu perlu sebuah gerakan untuk menyelamatkan pasar tradisional dari ancaman pasar modern tersebut. Demi kemajuan pasar tradisional dan kelancaran proses pembangunan semua pihak harus bekerjasama sehingga kualitas pembangunan pasar tradisional sesuai.

Untuk mengubah pasar tradisional menjadi pasar tradisional modern tentu tidak mudah, perlu kerjasama berbagai pihak. Sinergisitas antara pedagang, pengunjung, aktivis pro pasar tradisional dan pemerintah harus terus diupayakan. Jika semua bahu membahu melakukan tindakan untuk upgrade pasar tradisional, niscaya pasar tradisional modern akan terwujud. Upaya yang bisa dilakukan dari pihak-pihak tersebut, di antaranya :

1.    Pemerintah

Pemerintah harus melakukan pembenahan berbagai hal mulai dari sektor infrastruktur pasar, menyediakan fasilitas penunjang kebutuhan konsumen yang bisa meningkatkan omset penjualan. Selain itu pemerintah harus menindak tegas oknum-oknum yang melanggar terhadap peraturan daerah tentang pembangunan minimarket. Bahkan jika perlu pemerintah menerbitkan aturan moratorium pasar modern karena dugaan banyaknya pasar modern yang menyalahi zonasi atau tidak mengantongi izin. 

Aturan jarak antara pasar modern dengan pasar tradisional harusnya benar-benar sesuai dengan aturan, minimal 5 kilometer. Begitu pula jam operasional. Pasar tradisional hanya buka delapan jam, sedangkan pasarl modern bisa 24 jam. Jika aturan ditegakkan rakyat kecil pasti tidak akan tercekik.

Selain itu juga perlu pembatasan jenis dagangan. Di beberapa pasar modern sudah menjual sayur mayur, buah-buahan dan jenis komoditas lainnya yang biasa dijual di pasar tradisional. Bahkan pasar modern juga sudah menjual pulsa sekarang. Ini jelas telah merebut pangsa pasar para pedagang kecil. Oleh karena itu, pemerintah harus tegas dalam menegakkan aturan agar pasar tradisional tetap eksis dan mempunyai denyut di kotanya.

2.    Pedagang

Pedagang juga harus mempunyai strategi agar para pengunjung tertarik untuk berbelanja di pasar tradisional. Strategi yang dipakai pedagang pasar tradisional dalam menghadapi persaingan pasar modern adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen dengan sebaik-baiknya. Keramahan pedagang sangat diperlukan dalam melayani pembeli. Pedagang juga harus menjaga kualitas produk yang dijual agar pembeli merasa puas.
Selain itu, pedagang juga harus menjaga fasilitas umum yang disediakan pemerintah seperti toilet umum dan tempat ibadah. Dan yang tidak kalah penting, pedagang juga harus mempunyai tanggung jawab terhadap kebersihan pasar di lingkungan kiosnya dengan cara membuang sampah pada tempatnya.

3.    Pengunjung

Pengunjung pasar memang mempunyai hak untuk memilih ingin berbelanja di pasar tradisional atau pasar modern. Pasar tradisional adalah pilihan tempat belanja yang wajib dikunjungi. Perlu kesadaran untuk memilih pasar tradisional sebagai tempat belanja. Bagi yang masih memilih pasar modern, perlu kiranya merenungkan 7 alasan berikut:

a.       Pasar adalah tempat belanja dimana kita bisa tawar-menawar dengan penjual
Tawar menawar adalah seni yang tak bisa kita dapatkan di pasar modern. Tentunya tawar menawar yang dilakukan dengan harga yang masuk akal, jangan terlalu rendah. Kita harus bisa menentukan harga yang pantas dan sesuai dengan barang yang kita beli.

b.      Pasar bisa juga dijadikan tempat bertukar informasi dengan penjual
Terkadang kita menemukan penjual yang semangat dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kita bisa bercakap-cakap dengan penjual tersebut. Sebagai contoh, kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang bumbu masakan tertentu dan cara mengolah sayur dari penjual. Ilmu tersebut bisa jadi tidak kita dapatkan di bangku sekolah tentunya.

c.       Di pasar tradisional, fashion nomer sekian
Kita sering melihat banyak ibu-ibu belanja di pasar modern dengan pakaian modis, sepatu atau sandal high heels dan juga make-up tebal. Tapi di pasar tradisional kita akan jarang menemukannya. Di pasar tradisional, para pengunjung lebih memilih pakaian sederhana yang nyaman digunakan. Bahkan lebih sering kita lihat ibu-ibu memakai daster sebagai kostum saat berbelanja di pasar tradisional.

Walaupun ibu-ibu memakai dasterpun tau bapak-bapak memakai kaos oblong tak ada satu pun pengunjung yang mencela. Bahkan sering mendapat harga lebih murah dibanding  ketika kita berbelanja sepulang dari kantor dengan mengenakan seragam kantor.

d.      Banyak pilhan dan lebih lengkap
Beberapa orang menganggap pasar modern lengkap, tetapi kalau kita mau menjelajah pasar tradisional justru lebih lengkap dan banyak pilihan, mulai dari sayur, ikan, daging, bumbu dapur hingga peralatan rumah tangga. Kita juga bisa memilih berbagai ikan dengan berbagai macam ukuran dan harga yang bersahabat jika kita pandai menawar.

e.       Buka lebih pagi
Keuntungan lain dari pasar tradisional adalah jam buka yang bisa dibilang terlalu pagi bahkan saat yang lain masih tertidur. Ini cocok sekali bagi mereka yang sibuk bekerja berangkat pagi dan menuntut pulang sore. Mereka mempunyai kesempatan untuk berbelanja di awal pagi. Berbelanja di pagi hari juga memberikan keuntungan akan mendapatkan barang-barang belanjaan yang lebih segar bahkan masih berembun karena penjual biasanya mendatangkan barang sejak dini hari.

f.       Tidak semua pasar tradisional kotor
Walaupun pasar tradisional sudah terkenal kumuh dan lain-lain yang membuat kita enggan belanja disana, nyatanya kalau kita cermat masih bisa menemukan beberapa lorong kios yang bersih dan rapi. Lantainya juga kering dan keramik. Jadi sebagai pembeli juga jangan lelah mencari sudut-sudut pasar yang rapi dan bersih yang membuat belanja menjadi nyaman.

g.      Belanja di pasar tradisional mendukung usaha rakyat kecil
Ini seharusnya menjadi landasan utama bagi kita dalam memilih pasar tradisional sebagai tempat belanja. Menolong pedagang-pedagang yang omzetnya kecil merupakan perbuatan mulia. Jika kita belanja di pasar modern kita semakin mendukung para pedagang yang omzetnya sudah besar bahkan memiliki cabang dimana-mana.. Ini membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Jika omzet pedagang kecil turun akan berimbas pada petani dan peternak yang mengandalkan pasar tradisional untuk menjual produk mereka. Dengan belanja di pasar tradisional berarti kita telah mendukung produsen lokal juga.

4.      Aktivis Pro Pasar Tradisional

Di beberapa kota sudah ada paguyuban atau organisasi kemasyarakatan yang intens memperjuangkan pasar tradisional termasuk juga ormas. Jika paguyuban-paguyuban dan ormas bisa saling bekerjasama untuk mengkampanyekan tentang kesadaran masyarakan agar lebih mengutamakan pasar daripada mall insyaAllah pasar tradisional akan tetap ada.

Sejumlah wakil rakyat yang pro dengan pasar tradisional juga perlu digandeng. Idealnya mereka tidak cukup hanya menampung aspirasi saja dari pedagang kecil tetapi harus menjadi jembatan yang mempertemukan para pedagang dengan pemerintah agar terlahir kebijakan yang pro dengan rakyat kecil.

Walaupun sebagian besar pedagang pasar dan masyarakat menolak keberadaan pasar modern, jangan sampai melakukan langkah sendiri dalam menindak keberadaan pasar modern tetapi harus bersinergi. Jika ada mall-mall baru yang hendak berdiri segera bersatu dan mengadakan audiensi dengan pemerintah terkait pembangunan mall tersebut. Apalagi pembangunan mall yang belum mengantongi ijin tapi sudah berani membangun. Dengan bersatunya seluruh pihak, kemungkinan besar pembangunan mall bisa dihentikan tergantung kebijakan pemerintah setempat.

Begitulah jika semua pihak bekerja sama, pasar tradisional akan tetap eksis dan tetap ada di hati masyarakat. Adanya pasar modern memang menjadi ancaman bagi pasar tradisional. Namun, jika semua pihak bersinergi ancaman tersebut bisa diubah menjadi tantangan yang justru akan membuat pasar tradisional semakin menata diri dan semakin baik lagi.