Follow Us @soratemplates

Sabtu, 28 April 2018

Antara Sagusabu dan Bayiku

April 28, 2018 0 Comments


Sekitar 25 hari yang lalu, seorang rekan guru mengirim 2 gambar buku baru hasil karyanya via whats app. Judul bukunya “Bajang” dan“Dawet Ayu”. Beliau hendak meminta doa saya karena mengikuti sayembara penulisan buku. Tentu saja saya mendoakan semoga beliau memenangkan lomba tersebut. Kata beliau doa seorang ibu yang sedang hamil biasanya mustajab. Saya langsung tertawa membaca isi pesan beliau tersebut.

Saya kemudian membayangkan betapa bahagianya jika saya bisa menulis buku seperti beliau. Walaupun saya pernah menulis buku ilmiah sebelumnya, saya sangat tertantang menulis buku ilmiah populer.  Saya berharap di kota saya diadakan workshop penulisan buku sehingga bisa menulis buku seperti beliau.



Alhamdulillah berita baik saya dengar bahwa akan ada Diklat Penulisan Buku Satu Guru Satu Buku (Sagusabu)  tanggal 28 – 29 April 2018 dengan tema Wonosobo Menuju Budaya Literasi. Penyelenggara kegiatan ini adalah Forum Ilmiah Guru Kabupaten Wonosobo yang bekerjasama dengan media guru. Nah masalahnya saya mendapatkan informasi diklat 2 minggu setelah saya melahirkan. Dalam hati saya pesimis, apakah saya bisa ikut sedangkan saya baru saja melahirkan. Bagaimana nasib bayi saya sedangkan ASI (Air Susu Ibu) saya belum begitu lancar akibat operasi cesar yang saya jalani.

Motivasi untuk ikut Sagusabu semakin menggelora. Saya izin suami dan diperbolehkan untuk ikut dengan catatan bayi saya tetap mendapatkan asi yang mencukupi. Kami memang sepakat bahwa bayi kami harus asi eksklusif selama 6 bulan. Kami tidak rela jika bayi kami harus minum susu formula. Suami terus menyemangati saya dan meyakinkan saya bahwa saya InsyaAllah bisa ikut dengan menyiapkan asi jauh-jauh hari.

Waktu dua minggu saya gunakan untuk memerah asi semaksimal mungkin. Awalnya sehari cuma mendapatkan seperempat botol. Alhamdulillah sampai hari pelaksanaan Diklat bisa meninggalkan 4 botol penuh untuk bayi saya. Saya bisa mengikuti Diklat dengan tenang tanpa menelantarkan anak saya. Semoga dengan mengikuti Diklat ini saya bisa menerbitkan satu buku inspiratif.


Penulis adalah peserta “Sagusabu Wonosobo”

Jumat, 27 April 2018

Mendidik Tidak Mendadak

April 27, 2018 2 Comments

Tak mudah mendidik buah hatiku
Dalam meniti keberhasilan
Butuh perjuangan indah
Berbalut talenta kesabaran, kesungguhan dan keikhlasan

Kupetik bulan tiap malam
Agar kilaunya menyinari wajah anakku
Meninabobokkannya dengan penuh kelembutan
Hingga pagi datang menjelang

Ku dendangkan lantunan syahadat dan shalawat
Ku panjatkan doa-doa suci penembus langit
Agar telinganya terbiasa mendengar
Hingga mereka mengenal siapa Rabb-nya

Adzan Subuh dari surau dekat rumah
Senantiasa terdengar setiap fajar
Ku kecup hangat satu per satu dahi mereka yang bidang
Mengajak mereka tunaikan kewajiban pertamanya

Mendidik  mereka bangun pagi tak mudah
Mungkin aku adalah ibu super tega
Membangun kebiasaan di pagi buta
Saat anak lain tertidur pulas melingkar di selimutnya

Aktivitas pagi dimulai bak pertunjukan sirkus
Dua tangan ini disulap menjadi seribu tangan
Kaki dan pikiran sibuk berlomba melayani
Semua dilakukan agar anak tidak terlambat

Lalu kubiarkan kaki-kaki kecil mereka
Melangkah pergi menimba ilmu
Ku tatap mereka sampai tak terlihat
Namun doa senantiasa terucap

Kubiarkan mereka tertatih menapaki jalan panjang berliku
Melalui hari-hari melelahkan
Mengikuti langkah matahari sepanjang perjalanan
Hingga pulang saat sore menjelang

Ku didik mereka dengan masalah
Agar mereka kuat setegar karang yang dihempas ombak
Agar jiwa mereka lapang seluas samudera
Agar hati mereka sebening embun

Aku takkan pernah berhenti mendidiknya
Walau butuh pengorbanan waktu tenaga pikiran dan biaya  
Mendidik tidak mendadak membuat mereka langsung bisa
Karena keberhasilan adalah proses itu sendiri

Senin, 23 April 2018

5 Cara Dahsyat Menanamkan Nilai Moral Pada Anak

April 23, 2018 0 Comments
Gambar : Ajarkan Kejujuran
Sumber Photo : katalogqirani2017.wordpress.com


Pendidikan moral sangat penting diajarkan kepada anak sejak usia dini. Terutama di masa sekarang dimana pengaruh teman atau media sosial sangat besar. Sehingga anak menjadi lupa sopan santun dan memiliki moral yang kurang baik. Padahal memiliki anak yang sopan dan santun serta memiliki moral yang baik tentu menjadi idaman bagi setiap orang tua. 

Namun, tidak selalu hal tersebut dapat terjadi. Belum lama ini kita mendengar kabar tentang seorang siswa yang memukul gurunya hingga meninggal. Tentu kita tidak ingin anak-anak kita mengalami krisis moral seperti murid tersebut bukan?

Penulis sendiri memiliki 4 anak dengan 4 karakter yang berbeda. Penulis merasa lebih mudah mengajarkan materi pelajaran di sekolah daripada mengajarkan nilai-nilai moral pada masing-masing anak. 

Pendidikan moral merupakan salah satu pendidikan yang berhubungan dengan perilaku seseorang baik itu perkataan ataupun perbuatan. Mengajarkan nilai-nilai moral lebih sulit karena tidak hanya teori tetapi justru lebih menekankan pada praktek di kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian dalam mengajarkannya.

Menanamkan nilai moral pada anak harus dilakukan sejak dini karena pada usia dini, anak-anak masih mudah diarahkan dibanding ketika mereka sudah remaja. Nilai-nilai moral yang orang tua ajarkan sejak dini akan membekas sampai anak tumbuh dewasa. 

Akan tetapi, jika caranya tidak tepat maka anak-anak tidak bisa menerimanya. Hal ini karena anak-anak belum bisa sepenuhnya menerima dan mencerna semua hal yang diajarkan kepada mereka apalagi terkait hal-hal yang bersifat abstrak.

Oleh karena itu, sebagai orang tua yang baik sangat perlu untuk memahami cara menanamkan nilai moral pada anak dengan cara yang paling efektif.  Kita tidak mungkin menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan moral kepada sekolah. Karena pondasi pendidikan moral sebaiknya muncul pertama kali dari lingkungan keluarga. 

Nah berikut ini ada 5 cara dahsyat yang bisa dilakukan orang tua untuk menanamkan nilai moral pada anak:
1.       Ajarkan Kejujuran

Hal mendasar yang menyebabkan seseorang berbohong adalah kebiasaan di waktu kecil sehingga terbawa sampai dewasa.. Oleh karena itu penting sekali mengajarkan kebiasaan bersikap jujur pada anak-anak sejak usia dini.

Orang tua perlu memberikan penjelasan bahwa kejujuran akan membawa kepada kebahagiaan dan kebohongan hanya akan indah di awal tetapi membawa penderitaan sepanjang hidup. Sekecil apapun kebohongan tetap saja akan membawa dampak yang besar bagi kehidupan.

Pernah salah satu dari anak kami melakukan kebohongan. Saya terpukul sekali waktu itu. Rasanya pengin marah. Setelah berdiskusi dengan suami kami memanggil anak tersebut dan mencari tahu alasan kenapa ia berbohong. Setelah berbagai pertanyaan terjawab, lalu kami jelaskan akibat dari perbuatannya itu. Kami sangat bersyukur ia mau mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi kembali. Hal yang kami tekankan adalah sekali saja berbohong sulit bagi orang lain untuk percaya kembali. Jadi usahakan untuk bersikap jujur dimanapun dan kapanpun.

2.       Latihlah Tanggung Jawab

Tanggung jawab penting sekali diajarkan kepada anak sejak dini. Orang tua bisa mengajarkan pada anak untuk senantiasa meminta maaf apabila melakukan kesalahan terhadap orang lain. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa meminta maaf adalah bentuk dari tanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat.

Di keluarga kami budaya meminta maaf setiap berbuat salah sudah mulai terbangun. Bahkan ketika saya sebagai orang tua salah tidak perlu malu untuk meminta maaf kepada anak. Budaya meminta maaf ini tidak serta merta terbangun tetapi butuh waktu yang panjang dan diulang-ulang sampai menjadi kebiasaan. Kami berharap kebiasaan meminta maaf setiap berbuat salah ini akan membentuk pribadi anak yang memiliki sifat rendah hati dan mau mengakui kesalahan sendiri.

3.       Mengajarkan Sikap Menyayangi

Gambar : Bersalaman
Sumber Photo : parentingclub.co.id

Jarak usia anak kami memang sangat dekat. Anak pertama dan kedua terpaut 14 bulan, anak kedua dan ketiga terpaut 3 tahun sedangkan anak ketiga dan keempat terpaut 5 tahun.  Jadi setiap hari rumah sangat ramai dan sering sekali terjadi pertengkaran. Pertengkaran biasanya muncul karena saling iri, berebut mainan, secara tidak sengaja menyenggol hingga jatuh, saling mengejek dan lain sebagainya. Walaupun demikian tidak berapa lama mereka akan rukun kembali dengan cara bersalaman.

Nah, di sinilah perlunya orang tua mengajarkan sikap saling menyayangi di antara anggota keluarga. Saling menyayangi merupakan salah satu sikap untuk menciptakan persaudaraan  antar sesama manusia. 

Sebagai orang tua, kita juga harus mengajarkan kepada anak bahwa menyakiti orang lain adalah sikap yang tidak benar dan akan berdampak buruk. Ajarkan bahwa menyakiti itu bentuknya tidak hanya perbuatan tetapi juga perkataan misalnya mengejek. Akhirnya, anak akan menghargai dengan orang yang usianya lebih tua dan menyayangi dengan yang usianya lebih muda.

4.       Tanamkan Disiplin

Dengan mengajarkan anak disiplin maka pola hidup anak lebih teratur. Sehingga moralitas anak akan terbiasa disiplin berkelakuan yang baik dan benar. Sepertinya hal ini sepele namun sikap disiplin ini merupakan kunci anak patuh pada orang tua.

Sebagai orang tua jangan bosan untuk mengajak anak bangun di awal pagi, jangan lelah untuk mengajak anak sholat 5 waktu setiap hari, jangan letih untuk mengajarkan anak disiplin dalam belajar, mengaji, makan, tidur dan aktivitas harian lainnya. 

Apa jadinya jika orang tua menyerah dan putus asa untuk mengajak anak dalam kebaikan? Bisa jadi hari ini anak tidak menuruti ajakan kita tetapi bisa jadi esok atau lusa ia patuh dengan perintah kita. Jadi jangan pernah berhenti untuk mengajak anak menjadi lebih disiplin.

5.      Ajaklah Bergaul

Cara lain untuk menanamkan nilai moral yaitu dengan mengajarkan anak bergaul dengan orang lain. Orang tua yang sering mengajak anak bergaul membiasakan anak berkomunikasi dengan orang lain dan memahami cara menghargai sesamanya. Ajarkan anak berteman dengan baik tanpa memilih status sosial teman mainnya. Supaya anak bersikap baik terhadap sesama orang.

Salah satu dari anak kami sedikit mengalami gangguan sosialisasi dengan teman sekampung. Ia lebih asyik membaca buku di rumah berjam-jam. Setiap kami minta untuk bermain dengan teman sebayanya di luar rumah paling hanya tahan beberapa menit lalu pulang dan baca buku lagi. Akhirnya kami sebagai orang tua sering mengajak anak tersebut untuk berkunjung ke rumah saudara, menjenguk bayi teman, takziah orang meninggal, pergi ke pesta pernikahan, menjenguk orang sakit dan acara kunjungan lainnya.

Kami berharap nantinya ia berani sendiri untuk bergaul dengan tetangga sekitar. Selain itu anak juga akan memiliki empati terhadap keadaan orang lain. Kami tidak ingin anak-anak kami tidak peduli dengan kondisi sekitar. Karena hal ini bisa terbawa sampai ia dewasa nanti. Dengan rajin bergaul anak akan mempunyai empati sehingga ia dapat menempatkan diri pada posisi orang lain.

Selain empati dampak dari rajin bergaul adalah mempunyai sikap ramah. Ketika berkomunikasi dengan orang lain ajarkan pada anak agar bersikap santun dan terbiasa menyapa lebih dahulu. Dengan demikian anak akan terbiasa ramah pada semua orang  dan memiliki moral yang baik. Jangan sampai anak memicu pertengkaran dengan tetangga di sekitarnya karena sikap kurang ramahnya.
.
Setelah 5 cara tersebut diterapkan, orang tua juga harus memberikan contoh perbuatan baik pada anak sehingga anak mudah menerima apa yang diajarkan orang tua. Teladan jauh lebih efektif daripada ribuan nasehat dan teori tentang nilai moral. Selain itu dalam mengajarkan nilai moral pada anak harus dilakukan secara perlahan dan bertahap supaya anak bisa mengerti setiap pengajaran yang diterapkan.

Demikian beberapa cara menanamkan nilai moral pada anak. Semoga anak-anak kita tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan emosional yaitu memiliki moral yang baik. 

Minggu, 22 April 2018

Kartini dan Maternal Mortality

April 22, 2018 0 Comments
Sumber : brilio.net

Hingga saat ini kematian ibu (maternal mortality) merupakan suatu permasalahan yang kompleks. Penyebab kematian ibu dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung yaitu akibat perdarahan, eklampsi / preeklampsi, abortus, infeksi, partus lama / persalinan macet dan penyebab lain. Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu oleh faktor rendahnya pendidikan ibu atau sosial ekonomi keluarga yang rendah.

Peringatan Hari Kartini setiap tanggal 21 April adalah sebuah peringatan terhadap sosok perempuan yang bernama Ibu Kartini. Beliau diakui sebagai pahlawan perempuan Indonesia yang berjasa mengangkat martabat kaum perempuan dan memperjuangkan emansipasi perempuan.
Kartini wafat pada hari keempat pasca persalinan, artinya wafatnya Kartini masih dalam proses yang berkaitan dengan maternal mortality. Kartini mengalami kehamilan pertama dan dalam proses persalinan meninggal setelah melahirkan putra pertamanya, Raden Mas Soesalit pada tanggal 13 September 1904. Kemudian tanggal 17 September 1904, di usianya ke 25 tahun Kartini wafat.

Penyebab Kematian Ibu Melahirkan

Bila dilihat dari waktu dan proses kejadian pasca persalinan, ibu Kartini wafat pada hari keempat pasca bersalin. Kartini wafat akibat mengalami infeksi pasca persalinan. Tanpa bermaksud menyalahkan taqdir Allah swt, mungkin jika beliau masih hidup beliau masih bisa melanjutkan perjuangan hingga lebih lama. Akan tetapi, di waktu lampau tentu pelayanan kesehatan dan ilmu tentang persalinan masih sangat minim.

Oleh karena itu, sebagai perempuan penting kiranya mengetahui penyebab kematian ibu melahirkan agar bisa melakukan langkah antisipasi sebelumnya. Kematian ibu (maternal mortality) yang dimaksud disini adalah kematian yang terjadi akibat kehamilan, saat proses persalinan, maupun pasca persalinan (masa nifas). Kematian ibu merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan suatu bangsa. Jika Angka Kematian Ibu (AKI) sedikit maka bisa dikatakan kesejahteraan masyarakat meningkat.

Ibu atau calon ibu juga perlu mengetahui faktor lain dari penyumbang angka kematian ibu secara tidak langsung. Faktor lain tersebut adalah adanya  5T yaitu Terlalu muda usia ibu saat kehamilan (batasan reproduksi sehat 20-35 tahun); Terlalu tua (kehamilan beresiko pada usia di atas 30 tahun); Terlalu sering (jarak ideal melahirkan 2 tahun); Terlalu banyak (jumlah persalinan lebih dari 4 kali) dan Terlambat upaya penanganan.

Penulis sendiri baru saja melahirkan anak keempat dan masuk pada zona melahirkan dengan resiko tinggi. Oleh sebab itu, penulis intens konsultasi dengan dokter spesialis kandungan agar mendapatkan upaya pencegahan yang benar dan tepat. Selain itu penulis juga bergabung di group whats app ibu hamil dan menyusui agar mendapat ilmu yang lebih banyak terkait melahirkan dan menyusui. Alhamdulillah, dengan izin Allah bisa melahirkan dengan selamat.

Saat Kartini melahirkan mungkin tidak ada dokter spesialis kandungan yang ada waktu itu sehingga sangat disayangkan beliau wafat pasca persalianan terlepas dari taqdir Allah swt. Tetapi di jaman sekarang dengan berbagai fasilitas yang jauh lebih baik, langkah antisipatif untuk mencegah kematian ibu bisa diupayakan. Informasi juga bisa diperoleh baik dari tenaga kesehatan maupun dari internet. Jika sudah ikhtiar tetapi Allah berkehendak lain, itu menjadi hak prerogatif Allah swt.

Solusi Mengatasi Kematian Ibu Akibat Masalah Reproduksi

Ada beberapa solusi untuk mengatasi  masalah kematian ibu akibat proses reproduksi antara lain: menyusui bayi sedini mungkin dengan program IMD (Inisiasi Menyusui Dini), setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, setiap terjadi masalah dalam persalinan mendapatkan fasilitas kesehatan dan pelayanan yang memadai. Selain itu bagi perempuan usia subur sebaiknya mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Bila sebagian besar masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi ibu dan pentingnya pelayanan kesehatan maternal yang berkualitas, maka sejarah suramnya kesehatan reproduksi yang dialami oleh Kartini dapat dicegah. Jika semua usaha sudah dilakukan ibu semaksimal mungkin hasilnya tinggal pasrahkan kepada Allah swt. InsyaAllah Ia akan memberikan yang terbaik bagi hambanya.

Jika ibu bisa melahirkan dengan selamat dan sehat tentu ia bisa melanjutkan cita-cita Kartini. Ibu-ibu yang sehat akan menjadi pahlawan-pahlawan baru bagi Indonesia. Ia akan terus memberikan kontribusi positif untuk negaranya. Ia juga akan menjadi ibu yang produktif dengan menghasilkan karya-karya besarnya. Mari menjadi ibu yang siap melanjutkan perjuangan Kartini untuk Indonesia yang lebih baik.

Artikel ini telah tayang di http://www.gurusiana.id/article/category/opini tanggal 22 April 2018 pukul 18.16 WIB

Kamis, 05 April 2018

Surat Cinta Untuk Putriku

April 05, 2018 0 Comments

Assalamu’alaikum Putriku?

Surat ini berasal dari seorang ibu yang biasa kamu panggil Umi. Umi selalu menyayangimu sepenuh hati tanpa syarat. Umi menulisnya di kegelapan malam seusai sholat Lail dan setelah memandangimu yang sedang tertidur lelap dengan indahnya. Entah di usia berapa engkau akan membaca surat umi ini.

Putriku, saat umi menulis surat ini usiamu genap 10 tahun kurang 1 minggu. Umi menulis surat ini juga untuk mengenang masa-masa menakjubkan yang telah engkau lalui sejak engkau dilahirkan. Sepertinya tak cukup hanya beberapa lembar surat untuk menggambarkanmu butuh jutaan buku untuk menggambarkan betapa umi bersyukur memilikimu.

Putriku, banyak orang mengatakan bahwa memiliki anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah swt kepada orang tua. Bagi umi lebih dari itu. Oleh karena itu, umi bahagia sekali diberi kesempatan untuk mengandungmu. Betapa indah hidup ini ketika umi tahu akan menjadi ibu.

Umi mulai memperhatikan setiap aktivitas yang umi lakukan. Umi juga mulai memperhatikan kesehatan umi agar kamu di dalam rahim umi juga tetap sehat. Umi sangat menjaga asupan makanan agar ketika kamu lahir di dunia tumbuh sehat. Bahkan sayuran yang umi tidak suka tapi kiranya itu baik umi rela memakannya. Karena umi berfikir bahwa perjuangan umi masih belum seberapa dibanding melihat engkau terlahir sehat.

Bulan berganti bulan akhirnya waktu melahirkan pun tiba. Malam itu umi merasakan perut sakit. Abi membawa umi ke bidan. Bidan menyuruh kami pulang karena perkiraan lahir masih esok hari. Kami pun pulang. Semalaman umi merasakan kontraksi karena desakanmu segera ingin lahir ke dunia. Abi dengan sabar menenangkan umi dan mengajak umi untuk terus berfikir setiap rasa sakit itu datang.

Pagi setelah subuh abi membawa umi kembali ke bidan. Rasa sakit semakin menjadi pertanda engkau ingin segera dilahirkan. Akan tetapi tiba-tiba bidan yang merawat umi sakit vertigonya kambuh sehingga tidak bisa membantu persalinan. Beliau menghubungi beberapa bidan lainnya untuk membantu persalinan umi. Kami menunggu bidan datang dengan harap-harap cemas. Sekitar dua jam kemudian dua bidan datang. Mereka membantu umi melahirkan.

Hari Senin tanggal 14 April 2008 pukul 13.40 WIB kamu lahir. Persalinanmu terbilang sulit karena lehermu terlilit tali pusar dan berat badan mu cukup besar kal itu sekitar 3,8 kg dengan panjang 51 cm. Akhirnya umi mengalami pendarahan hebat. Bidan pengganti bingung mencari letak obat-obatan karena bukan di tempat praktik bersalin mereka. Akhirnya abi diminta membeli infus di apotik terdekat. Bidan tersebut menyuntik berkali-kali agar umi kuat.

Umi hampir tidak kuat untuk menahan kantuk. Rasanya belum pernah merasakan kantuk yang luar biasa seperti waktu itu. Menurut bidan, itu karena umi mengeluarkan darah yang begitu banyak sehingga rasa kantuk yang luar biasa datang. Mereka menampar umi berkali-kali sebagai cara untuk membangunkan umi agar jangan sampai tertidur. Pipi umi sampai sakit dan kemerah-merahan. Menurut bidan jika sampai tertidur berbahaya.

Setelah diglontor infus beberapa botol dan disuntik vitamin berkali-kali, Alhamdulillah umi bisa membuka mata kembali dan bisa melihat malaikat kecil yang cantik, dan itu adalah engkau, putriku. Umi segera menggendong dan menciumimu. Tangismu menjadi semangat hidup bagi umi.


Wahai putriku, Syahida Asma Amanina, begitu kami memberimu nama. Kami ingin engkau menjadi seorang putri yang senantiasa hadir dalam setiap perjuangan dakwah Islam. Kami ingin engkau menjadi saksi tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Kami juga ingin engkau menjadikan syahid sebagai cita-citamu tertinggi.

Umi dan abi mendapatkan namamu dari sebuah nasyid penyemangat favorit kami yang berjudul “Bingkai Kehidupan”.  Salah satu liriknya “Al mauti fii sabilillah asma amanina…” yang artinya “Mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi. Semoga ini senantiasa menjadi spirit bagimu, putriku. Karena pilihan kita hanya ada dua hidup mulia atau mati syahid.

Putriku, kini engkau tumbuh kian besar. Masih ingatkah engkau ketika umi menyuapimu makan dan engkau berlari-lari minta dikejar? Masih ingatkah engkau ketika umi memandikanmu dan basah seluruh baju umi karena disiram air dan engkau malah tertawa lucu? Masih ingatkah engkau ketika umi mengantarmu sekolah, mengajarimu hafalan surat pendek dan bacaan sholat, mengajarimu bermain kosakata bergambar, mengajarimu memakai jilbab dan bermain sepeda? Semua memori indah itu umi simpan di dalam benak hati umi yang paling dalam. 

Mungkin engkau tidak ingat ketika dulu engkau demam tinggi hingga kejang. Umi merasa sangat khawatir dengan kondisimu. Umi langsung menggendongmu lupa kalau umi sedang mengandung adikmu 7 bulan. Umi juga lupa tidak memakai alas kaki karena sangat panik. Umi meminta tolong tetangga untuk mengantar kita ke rumah sakit terdekat. Umi menangis sepanjang jalan menuju rumah sakit karena engkau pingsan. Pikiran umi sudah bermacam-macam saat itu. Alhamdulillah Allah masih memberi kesempatan umi untuk merawatmu hingga sehat kembali.

Kini, tak terasa waktu 10 tahun begitu cepat. Engkau tumbuh kian besar menjadi anak yang cantik dan pintar. Sekarang engkau sudah kelas 4 SD. Sekarang kita berada dalam era digital yang sungguh luar biasa tantangannya. Begitu banyak kemaksiatan terjadi menimpa dunia remaja saat ini. Berbagai kenakalan remaja begitu marak dilakukan dan menjadi pemandangan sehari-hari.  Lalu apa yang akan terjadi 10 atau 20 tahun yang akan datang terhadapmu?

Memang semua orang tidak akan tahu apa yang akan terjadi nanti. Jangankan 10 atau 20 tahun lagi, bulan depan pun yang tinggal beberapa hari lagi kita tidak tahu apa yang bakal terjadi. Karena, apa yang akan terjadi nanti merupakan kekuasaan Allah SWT, Yang Menguasai alam ini. Tetapi, bagaimana Indonesia 20 tahun yang akan datang bisa kita prediksi. Prediksi adalah perkiraan berdasarkan kenyataan yang terjadi pada saat sekarang ini. Namun, karena masih berbentuk prediksi dan belum menjadi kenyataan, kemungkinan lain pun masih bisa terjadi.

Wahai putriku, umi sebenarnya ngeri membayangkan kehidupan yang akan datang dimana kemaksiatan semakin merajalela seperti perjudian, narkoba dipandang bukan lagi hal yang haram. Bencana terjadi dimana-mana baik banjir, tanah longsor, angin topan maupun gunung meletus. Pejabat yang korupsi semakin banyak dan merajalela. Ke depan akan banyak orang yang berfikir siapa yang kuat dialah yang menang dan siapa yang mempunyai uang dia akan mendapatkan segala-galanya. Dan yang paling umi khawatirkan kamu berada pada jaman itu.

Dua puluh tahun yang akan datang, tidak akan heran lagi jika engkau melihat laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim berciuman mesra di tepi jalan. Bahkan melakukan perzinaan di arena terbuka. Engkau akan melihat bahwa nantinya agama, norma dan adat istiadat yang selama ini menjadi filter dalam menjalani kehidupan tidak lagi berfungsi dengan baik. Semua orang individualis, sibuk mengurusi urusannya masing-masing.

Nah, umi berharap engkau mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi jaman yang penuh dengan tantangan tersebut. Jangan ikuti arus generasi bermental rapuh. Bahkan ketika engkau dianggap berbeda, kuatlah dan beranilah untuk tetap berbeda.

Wahai putriku, prediksi umi bukan untuk menakut-nakutimu mu. Umi hanya ingin engkau mempersiapkan segala sesuatunya sedini mungkin. Karena masih ada kesempatan agar prediksi tersebut tidak menjadi kenyataan. Oleh karena itu, siapkan perbekalan sebanyak mungkin.  

Selama ini, umi sebagai orang tua berusaha mendidik dan membina engkau agar tidak terjerumus kepada perilaku yang negatif dengan keterbatasan ilmu yang umi miliki. Janganlah engkau merasa ini sebagai beban dan menganggap sebagai paksaan. Nasehat dari umi ini adalah bentuk kasih sayang agar engkau bisa memiliki bekal untuk hidup di masa yang akan datang dengan tetap berpegang teguh pada Alquran dan al hadits.

Wahai putriku, sungguh umi sangat bahagia dikaruniai seorang anak perempuan sepertimu. Engkau adalah pelindung umi dari api neraka. Tahukah Engkau jika seorang pasangan suami istri diberi anugerah Allah dengan titipan seorang anak perempuan dan mampu melewati ujian Allah dalam hal menuntun dan mendidik anak perempuannya tersebut pada jalan Allah, maka ia akan menjadi pelindung kedua orang tuanya dari api neraka. Untuk itu, janganlah engkau marah bila umi memintamu untuk selalu mematuhi perintah Allah dimanapun engkau berada. Umi berusaha mendidikmu dengan kasih sayang karena umi ingin engkau menjadi anak sholihah yang memiliki hati yang lembut.

Wahai putriku, memiliki anak perempuan sepertimu merupakan kebahagiaan. Allah menjamin surga bagi orang tua yang memiliki anak perempuan kemudian memperlakukannya dengan baik dan tidak lebih mengutamakan anak laki-lakinya. Untuk itu, umi berpesan janganlah engkau iri dengan dua adikmu yang laki-laki. Mereka adalah saudaramu. Tak ada maksud umi untuk membeda-bedakan kasih di antara kalian. Jadi hidup rukunlah dengan mereka sampai kalian dewasa kelak.

Wahai putriku, sebentar lagi engkau akan memiliki adik perempuan, jika Allah mengijinkan. Jagalah ia dengan baik. Anak perempuan adalah pelindung di hari kiamat. Umi diberikan amanah Allah anak perempuan agar dididik dengan sabar. Umi diminta memberi makan dan minum serta pakaian pada kalian. Untuk itu, janganlah kalian saling mendengki satu sama lain. Janganlah kalian saling berprasangka buruk terhadap makanan, minuman dan pakaian yang umi berikan. InsyaAllah umi berusaha untuk adil dalam memberikan semua itu.

Wahai putriku, anak perempuan seharusnya memiliki hati yang lembut. Secara umum anak perempuan terbiasa bermain segala sesuatu yang berhubungan dengan keindahan seperti boneka yang cantik atau bermain masak-masakan. Umi mengarahkan mainan tersebut karena hal itu adalah cermin kelembutan hati yang ingin umi tanamkan sejak kecil sebagai ciri khas anak perempuan. Umi tahu kamu cenderung menyukai permainan anak laki-laki dan cenderung bangga dikatakan tomboy. Tapi pada hakekatnya Allah tidak menyukai perempuan yang menyerupai laki-laki. Perbanyaklah teman perempuan agar fitrahmu terjaga.

Wahai putriku, bukan maksud umi untuk membuatmu menderita dengan pekerjaan rumah tangga. Walaupun kita punya khadimat (pembantu) di rumah, umi masih tetap menyuruhmu melakukan ini dan itu. Itu semua ada maksud agar engkau kelak mudah dalam membantu orang tua atau bahkan ibu mertuamu. Engkau mungkin marah ketika umi memintamu membantu memasak di dapur. Engkau mungkin juga marah ketika umi memintamu menyapu rumah. Umi hanya ingin mengarahkanmu agar berlatih membiasakan hal-hal baik tentang kewajiban perempuan sejak dini seperti membersihkan rumah dan memasak. Kelak engkau akan merasakan manfaatnya ketika sudah berkeluarga.

Wahai putriku, berbanggalah menjadi seorang perempuan dengan menghiasi diri dengan ilmu yang berlimpah. Janganlah bosan untuk belajar dan belajar. Janganlah merasa bahwa hak pendidikan hanya dimiliki laki-laki. Kelak banyak perempuan yang memiliki kesempatan sama dengan laki-laki baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Kejarlah terus 3 cita-citamu, menjadi hafidzah, dokter dan penulis sekaligus. Jangan berfikir itu tidak mungkin. Yakinlah dengan pertolongan Allah.

Wahai putriku, tidaklah mudah mendidik seorang anak perempuan. Melihat berita di televisi dan membaca berita di koran tentang pergaulan remaja putri membuat hati umi selalu cemas setiap malam. Tetapi umi yakin bahwa engkau adalah jalan untuk berbuat baik. Engkau adalah ladang pahala yang besar buat umi. Umi berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Untuk itu janganlah engkau lelah untuk terus berbuat baik bagi orang lain. Jangan biarkan waktumu diisi hal-hal yang tidak bermanfaat agar kemaksiatan tidak punya ruang sedikitpun di dalam benakmu.

Wahai putriku, betapa besar sayangku padamu. Umi tahu engkau memiliki sifat yang manja. Oleh karena itu janganlah marah ketika umi selalu mengkhawatirkan keseharianmu. Janganlah curiga jika umi mengawasimu dalam bergaul dan berteman. Janganlah marah ketika umi tidak membelikanmu handphone saat ini dan umi memilih mengawasi percakapanmu dengan teman-temanmu lewat whats app umi. Itu semua umi lakukan agar bisa mencegah mu terhadap hal-hal yang berbahaya dalam pergaulan. Bagi umi mencegah lebih baik daripada mengobati. Kelak ketika engkau sudah kuliah dan engkau sudah memahami manfaat handphone engkau boleh memilikinya.

Wahai putriku, seorang perempuan itu dimuliakan oleh Allah. Untuk itu janganlah engkau menghinakan dirimu. Jelas dari berbagai ayat di dalam Alquran dan hadits bahwa perempuan selalu dimuliakan dan dilindungi. Hal tersebut berlaku sejak kecil, selama masa dewasa juga setelah anak perempuan tersebut berkeluarga. Jagalah dirimu dan keluargamu dari perbuatan hina sekecil apapun.

Wahai putriku, sebuah kebahagiaan bagi umi jika mempunyai anak yang baik dan penurut. Umi berharap engkau lebih cerdas dalam ilmu dan dalam menerima nasehat. Jika engkau mempunyai kecenderungan menjadi anak yang penurut engkau akan mudah dalam menerima ilmu dan dalam menerima nasehat. Oleh karena itu jangan pernah membantah nasehat orang tua. Bahkan ketika kamu merasa benar. Bantahlah dengan cara yang baik yang tidak menyakiti hati orang tua.

Wahai putriku, wanita adalah aurat jadi jagalah. Umi memakaikan jilbab kepadamu sejak bayi sampai sekarang. Umi ingatkan setiap engkau keluar rumah atau jika ada tamu datang. Engkau mungkin kesal dengan kecerewetan umi. Pernah umi melarangmu untuk mengikuti lomba fashion show agar engkau tidak berlenggak lenggok, tapi engkau tidak patuh. Walaupun demikian, umi tetap mengantarmu ke lomba tersebut demi menjaga hubungan kita. Alhamdulillah kalah. Kalau sampai menang pasti engkau akan ikut lagi ke jenjang berikutnya. 

Pernah juga engkau ikut audisi lomba menyanyi. Umi melarang karena suara wanita adalah aurat. Engkaupun tetap melanggarnya. Alhamdulillah kalah lagi. Untuk itu, cukuplah lomba-lomba yang mempertontonkan aurat diikuti. Kelak ketika dewasa engkau akan paham kenapa umi melakukan ini. Sekarang engkau boleh marah terhadap apa yang umi larang dan perintahkan tetapi suatu hari engkau akan mengambil hikmahnya.

Wahai putriku, umi senantiasa mendoakanmu dengan doa yang special. Doa yang tak pernah lekang di setiap sujud. Doaku agar engkau diberikan umur yang barokah, diberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat serta dipertemukan dengan jodoh yang sholih. Oleh karena itu, berdoalah juga untuk kebahagianmu. Ingatlah bahwa doa yang akan mengetuk pintu langit. Percayalah pada kekuatan doa setiap kali engkau mendapat ujian dari Allah.

Wahai putriku, jika engkau nanti sudah siap untuk berkeluarga. Pilihlah suami yang baik agamanya. InsyaAllah dia akan memberikanmu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Umi sudah menceritakan kepadamu tentang bagaimana pernikahan umi dan abi yang begitu sederhana, tidak berlebihan, tidak meninggalkan waktu sholat, tidak bercampur baur antara tamu laki-laki dan perempuan, tidak tabaruj dan tidak memperdengarkan musik-musik yang mengandung maksiat. Untuk itu, janganlah engkau meniru sesuatu yang tidak ada tuntunannya dari Allah dan Rasulullah dan hanya sekedar ikut-ikutan trend yang ada di masyarakat . Fokuslah pada esensi pernikahan yaitu membina sebuah keluarga agar menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah wa dakwah.

Itu pesan umi kepadamu wahai putriku. InsyaAllah, jaman mau berubah seperti apapun jika engkau masih memiliki segenggam iman kepada Allah engkau akan diberi petunjuk. Dampak kecanggihan teknologi di masa depan tentu sangat dahsyat, tetaplah jadikan Alquran dan Al hadits sebagai pijakanmu. Penanaman ilmu agama sejak dini baik di lingkungan rumah maupun sekolah umi harap menjadi bekal untukmu kelak.

Umi meminta maaf belum bisa menajdi ibu yang baik untukmu. Maafkan umi yang tidak bisa menjadi ibu yang sempurna di matamu. Tapi umi ingin mengucapkan terima kasih karena engkau telah menjadi putri kecil umi yang sempurna. Umi selalu menyayangimu dan mencintaimu.

Wassalamu’alaikum

Ummu Syahida