Follow Us @soratemplates

Rabu, 21 April 2021

April 21, 2021 0 Comments

 

KARYA KREATIF LITERASI DENGAN “KARTINI” (KARTU MINI)

Oleh: Puji Narima Wati, M.Pd

 

Peringatan Hari Kartini setiap tanggal 21 April tentu memberikan banyak inspirasi terutama bagi para pegiat literasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sosok Kartini adalah salah satu pejuang literasi di zamannya. Namun, idenya tak lekang oleh zaman hingga bisa kita tiru dengan sedikit modifikasi di era digital ini. 


Bayangkan jika ia tidak menuliskannya maka perjuangannya tidak akan memberi banyak inspirasi sebanyak hari ini. Mungkin banyak pahlawan yang perjuangannya lebih dari Kartini, tapi mereka tidak menuliskannya sehingga kita tidak bisa banyak belajar dari pahlawan-pahlawan tersebut karena kurangnya referansi.


Pemikiran Kartini di bidang pendidikan memang sangat maju. Ia gigih memperjuangkan tentang hak perempuan dalam pendidikan. Menurut beliau, agar masyarakat menjadi maju, perempuan butuh dibekali pengetahuan dan pendidikan yang luas untuk menjadi manusia pembangunan baik di ranah publik maupun domestik.


Mencermati kisah Kartini, ada inspirasi yang bisa kita petik yaitu “Kartini berjuang lewat tulisan”. Kartini adalah pejuang literasi. Dengan penanya, ia tulis surat demi surat tentang gagasan pemikirannya yang cemerlang. Hingga kumpulan suratnya diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul, “Habis Gelap Terbitlah Terang.”


Kelebihan Kartini di bidang literasi adalah pada kegemarannya membaca dan menulis. Ia adalah wanita yang gemar membaca sekaligus kritis. Sikap kritisnya tersebut kemudian ia tuangkan ke dalam tulisan. Sungguh dari sini kita belajar bahwa sejatinya penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. 


Kadang ada ketidakseimbangan antara semangat menulis kita dengan semangat membaca kita. Kita sangat semangat menulis di awal kemudian terbentur kehabisan ide di tengah tulisan kita. Alasan kehabisan ide ketika menulis akan menghambat keinginan kita untuk menyelesaikan tulisan yang sedang kita buat.


Masalah lain yang paling sering muncul ketika kita sudah membaca kita sering lupa isinya. Kita lupa mengambil intisari dari buku yang kita baca. Termasuk kita lupa mengambil nilai hidup dari bahan bacaan kita. Padahal buku yang kita baca bagus dan memberikan banyak inspirasi. Sedangkan kemampuan otak kita dalam mengingat sangat terbatas.


Gambar 1. Penulis memegang Kartu Mini (KARTINI)


Nah, untuk mengatasi masalah tersebut kita bisa mencoba menuliskan ide atau intisari dari buku ke dalam Kartu Mini yang disingkat “KARTINI”. Kita bisa membuat kartu seukuran kartu nama dari kertas yang HVS atau kertas yang agak tebal. Bisa juga kita membeli kertas post it yang sudah jadi di toko alat tulis agar lebih berwarna. Apa kegunaan "KARTINI" tersebut?


Setelah Kartu Mini dibuat selanjutnya kita gunakan untuk menulis intisari dari buku atau artikel yang kita baca. Tidak perlu menulis banyak. Cukup satu sampai tiga kalimat saja. Ukuran tulisan bisa kita sesuaikan. Jika hanya satu kalimat mungkin lebih besar ukuran hurufnya. Jika dua kalimat atau kalimatnya panjang bisa kita perkecil ukuran hurufnya.


Lantas apa yang harus kita tulis? Tulis apa saja yang menurut kita penting, menarik, unik, bermanfaat, atau merupakan ide baru. Kalimat yang kita tulis itu nantinya bisa kita kembangkan menjadi tulisan yang lebih dalam dan luas pada lain waktu ketika kita sempat. Yang penting ikat ilmunya dulu. Ikat ide atau gagasannya dulu agar tidak lupa. Jika kita mempunyai waktu yang agak longgar baru kita kembangkan ide tersebut.


Misalnya, setelah kita membaca buku Cinta Dua Cahaya karya Ibu Ida Nur Laila kita mendapatkan informasi baru dan menarik di halaman 275, maka kita tulis di Kartu Mini seperti ini:


“Diskusi sengit berakhir baik. Dua jari kelingking tertaut dengan senyuman. Itu salah satu contoh pendakian.” (Ida Nur Laila. Cinta Dua Cahaya: 275)


Setelah menulis intisari dari buku yang kita baca jangan lupa sediakan ruang kosong untuk menulis satu kata kunci. Kata kunci berisi satu atau dua kata tentang nilai hidup atau tema yang ada pada bahan bacaan. Inilah yang dinamakan nilai karakter. Misalnya saja dari Kartu Mini tersebut kita tulis kata "berdamai". Nilai karakter lainnya bisa kita tulis seperti jujur, tekun, kerja keras, ikhlas atau pantang menyerah.


Nilai karakter inilah yang akan menjadi nyawa pada tulisan yang akan kita kembangkan nantinya. Nilai ini yang membuat tulisan kita nanti hidup dan penuh makna, Dampak dari tulisan yang bermakna salah satunya bisa bermanfaat sehingga orang terinspirasi setelah membaca tulisan kita. 


Beri tanda lingkaran atau kotak pada nilai karakter untuk menandai. Kelak ketika kita ingin menulis dengan tema jujur misalnya tinggal kita cari Kartu Mini dengan melihat kotak nilai karakter di sebelah atas. Kita akan lebih mudah dan cepat ketika mencari tema tertentu. 


Setelah selesai menuliskan nilai karakter dan kutipan selanjutnya tuliskan judul buku atau artikel, penulisnya, halaman dan tahun terbit di baris paling bawah dari Kartu Mini tersebut. Hal ini untuk memudahkan kita apabila ingin menulis kutipan pada tulisan kita nanti juga memudahkan kita dalam menulis daftar pustaka. Bisa juga untuk memudahkan kita ketika kita ingin membaca buku tersebut di lain waktu atau mencari informasi lebih dalam. 


Utuk penyimpanan Kartu Mini (KARTINI) kita bisa membeli dompet kartu nama. Kita masukkan satu per satu di setiap plastiknya. Bisa juga kita siapkan kotak khusus. Kita tata dengan rapi. Bisa kita urutkan sesuai tanggal membuat. Jika sudah banyak bisa kita klasifikasikan jenisnya sesuai warna kertas atau sesuai jenis buku. Sebenarnya tidak ada aturan khusus dalam penyimpanan, bebas saja sesuai dengan keinginan kita. Pilihlah yang termudah sehingga bisa membantu kita saat dibutuhkan.


Gambar 2. Kartu Mini (KARTINI) yang dibuat dengan power point


Jika kita kesulitan membawa Kartu Mini  dan pupen kemana-mana kita bisa membuat E-Kartini. Kartini Elektronik (E-Kartini) juga bisa dibuat lewat gawai kita. Kita bisa memakai aplikasi apa saja yang penting memudahkan.  Misalnya, bisa memakai Ms Word lalu kita buat tabel. Bisa juga kita memakai Excel yang sudah tersedia tabel hanya saja perlu memperbesar ukuran tabelnya. 


Jika ingin lebih cantik, bisa memakai aplikasi power point. Justru aplikasi ini memudahkan kita ketika kita ingin mencetak karena sudah tertata dalam bentuk kotak-kotak. Kita juga bisa menambahkan gambar dan tampilan background dengan sekali klik.


Jika kita kurang puas dengan aplikasi tersebut bisa memilih canva atau sejenisnya. Kita bisa berkreasi dengan berbagai jenis huruf dan ukuran. Tampilannya bisa lebih menarik. Misalnya gambar cover buku kita taruh di E-Kartini tersebut. Tambahkan pula gambar penulis bukunya. Bisa juga diberikan gambar sesuai dengan tema tulisan dalam kartu mini. 


Setelah selesai bisa kita unggah di media sosial. Biasanya banyak orang mengunggah  kutipan tanpa mencantumkan sumber. Seolah-olah kutipan tersebut adalah idenya sendiri padahal kutipan tersebut adalah hasil ide orang lain.


Nah, Kartu Mini ini menjadi solusi selain mengikat ilmu agar kita tidak lupa dengan intisari bacaan juga bisa menghargai ide pemikiran orang lain. Membiasakan menulis sumber asli kutipan membuat kita terhindar dari kebiasaan plagiat karya orang lain. 


Dalam dunia tulis menulis plagiarisme merupakan kejahatan besar. Jadi Kartu Mini bisa menjadi alternatif mengasah kebiasaan baik dalam dunia tulis menulis. Membiasakan mencantumkan ide orang lain. Hal tersebut tidak kemudian membuat tulisan kita turun kualitasnya karena mengutip tuilisan orang lain, justru kita sedang mengembangkan ilmu pengetahuan. Kita sedang meramu berbagai pemikiran orang lain dan meraciknya hingga bisa bermanfaat bagi pembaca.


Ide Kartu Mini (Kartini) ini muncul setelah penulis mempraktikkan media Book Game dan Kartu Catatan (KC) karya Peng Kheng Sun. Dalam media Book Game ada kartu kira-kira berukuran seperempat kertas A4 yang berisi bahan bacaan. Pembaca diminta mencari nilai karakter dari bacaan tersebut. Di dalam kartu hanya berisi bacaan yang lumayan panjang sekitar satu sampai tiga paragraf dan belum ada tulisan nilai karakter karena memang dijadikan permainan mencari karakter.


Sedangkan media Kartu Catatan (KC) adalah sebuah media yang digunakan untk menulis intisari dari bacaan yang kita baca. Ada pencantuman inisial nama pembuat KC, nomor urut, kode buku, tahun pembuatan KC, nama penulis/ buku yang dibuat KC, judul buku yang dibuat KC, halaman buku yang dikutip. Memang lengkap sekali dan informatif. Dalam KC juga belum tercantum nilai karakter secara khusus.


Terinspirasi dari Peng Kheng Sun, seorang inovator dan penulis yang luar biasa di Indonesia ini penulis kemudian melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Modifikasi Kartu Mini (Kartini) adalah menambahkan nilai karakter langsung ke dalam kartu. Manfaatnya agar memudahkan ketika kita ingin menulis dan mengembangkannya. Juga membiasakan kita mengambil nilai karakter dari setiap bahan bacaan yang kita baca.


Semoga dengan “Kartini dan E-Kartini” bisa menambah semangat kita dalam membaca. Juga membiasakan kita agar terbiasa mengikat ilmu. Sebagaimana pesan Ali in Abi Tholib ra, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Itu merupakan peringatan kepada kita bahwa ilmu mudah sekali lepas ketika tidak diikat. Adapun cara mengikatnya adalah dengan menuliskannya. 


Mari mengikuti jejak pahlawan Kartini dengan menulis Kartu Mini (Kartini) baik menulis secara manual maupun elektronik. Jika sehari satu Kartu Mini bisa kita buat maka sebulan ada 30 lembar dan setahun ada 365 lembar. Artinya ada 365 ide untuk menulis. Jadi tidak ada alasan lagi kehabisan ide dalam menulis. Karena kita sudah punya bank ide yaitu kumpulan Kartu Mini.


Gambar 3. Bersama rekan guru dan karyawan di SMPN 2 Selomerto, Wonosobo 
berfoto bersama dengan membawa Kartu Mini (KARTINI)


Kartu Mini yang kita buat bisa dipinjamkan kepada teman kita. Bisa juga saling tukar Kartu Mini. Semakin banyak Kartu Mini yang kita buat dan kita baca maka semakin banyak ide yang masuk di pikiran kita. Semakin banyak ide maka semakin mudak kita menulis. Semakin banyak tulisan yang kita buat tentu saja kita akan semakin produktif dan semakin bermanfaat untuk orang lain. Kuncinya adalah ketelatenan, membaca kritis, dan meluangkan waktu.


Akhirnya sosok Kartini harus menjadi inspirasi wujud pegiat literasi yang tangguh dan rajin menulis. Mari kita belajar merawat iklim intelektual melalui aktivitas mengikat pengetahuan dengan tulisan. Kita ikat ilmu dengan Kartu Mini (Kartini) baik manual maupun elektronik lalu kita kembangkan lewat tulisan sesuai dengan kapasitas pemikiran kita. 


Walaupun KARTINI bentuk dan ukurannya kecil namun bisa melahirkan karya besar. Setelah itu kita bagi tulisan kita ke seluruh penjuru dunia dengan bantuan teknologi. Setidaknya jika kita tidak mampu merubah dunia dengan tangan kita bisa jadi kita bisa merubah dunia lewat tulisan kita.


 Wallahu a'lam bi showab.


Artikel ini ditulis oleh Puji Narima Wati, M.Pd (alumni Mudilan School Angkatan 1) dalam rangka memperingati milad Mudilan School yang kelima. Terima kasih atas ilmu kepenulisan yang telah diberikan kepad penulis selama satu tahun pembelajaran. Semoga Mudilan School tambah sukses menjadi generasi penerus Kartini yang berjuang membudayakan literasi.


#LombaKaryaKreatifLiterasi

#MiladKeLimaMudilanSchool

Rabu, 18 September 2019

Bukan Homestay Biasa

September 18, 2019 0 Comments

Bukan Homestay Biasa


Homestay “Wonosobo Asri”

Homestay merupakan salah satu pilihan untuk tempat menginap. Homestay “Wonosobo Asri” yang terletak di Karangsari, Wonorejo, Selomerto, Wonosobo memang berbeda dibanding homestay lainnya. Pantas saja, setiap Sabtu dan Minggu banyak tamu yang memilih menginap di homestay kami tersebut.

Namun, kami menyadari kekurangan homestay kami yaitu letaknya yang cukup jauh dari lokasi wisata Dieng. Butuh waktu 30 menit agar sampai ke lokasi dibanding homestay lainnya. Kami tidak menutupi informasi tersebut. Biasanya kami sampaikan kepada tamu agar mereka tidak kecewa. Inilah cara kami melawan hoax dalam bisnis homestay.

Kami tidak ingin homestay yang letaknya tepat di depan rumah kami ini hanya ramai ketika akhir pekan saja. Sayang jika rumah tersebut kosong di hari Senin sampai Jumat. Oleh karena itu kami berusaha memakmurkan homestay dengan berbagai kegiatan yang positif. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar agar mempunyai kegiatan yang bermanfaat. Jika masyarakat pintar tentu akan selektif dalam memahami setiap informasi. Bisa memilih dan memilah mana yang hoax dan mana yang tidak hoax.

Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Homestay

Adapun program yang telah rutin kami laksanakan sejak tahun 2018 sampai sekarang sebagai berikut:

1.      Tempat Bermain Anak-Anak
Anak-anak bermain di homestay


Biasanya setiap Senin dan Rabu sore, anak-anak yang tinggal di sekitar homestay bermain Gross Motor Skills. Permainan yang cocok untuk mengaktifkan motorik kasar mereka. Sangat cocok untuk anak yang aktif. Namun, karena alat ini memiliki ukuran yang lumayan besar yaitu 4 meter x 3 meter maka cocok sekali dengan ruang tengah di homestay kami.

2.      Tempat Kajian Remaja Putri

Remaja putri biasanya karena sudah SMA mereka malu pergi ke TPA untuk belajar ilmu agama. Nah, daripada mereka terjebak pada pergaulan bebas, kami mengajaknya mengaji dan diskusi pengetahuan umum khususnya materi keputrian. Kajian rutin dilaksanakan di homestay setiap selasa jam 16.00 WIB setelah mereka pulang sekolah.

3.      Tempat Kajian Ibu-Ibu Muda

Ibu-ibu muda dan calon ibu banyak yang merasa kurang ilmu terkait rumah tangga. Di situlah saya tergerak untuk saling berbagi informasi. Setiap Jumat pukul 13.00 WIB dan Sabtu pukul 13.00 WIB kami berdiskusi bersama tentang problematika rumah tangga beserta solusinya. Alhamdulillah banyak yang ikut dan datang ke homestay kami bahkan dari luar desa.

4. Tempat Kegiatan PKK


Kegiatan PKK di homestay

Awalnya PKK dilaksanakan di mushola tetapi tidak semua ibu-ibu satu RT hadir. Alasannya ada beberapa ibu yang sedang haid tidak bisa duduk di mushola. Oleh karena itu, tempat PKK dialihkan di homestay kami agar semua bisa hadir. Waktu pelaksanaannya sebulan sekali di sore hari.

5. Tempat Rapat




Rapat di Homestay

Kebetulan saya dan suami aktif di beberapa organisasi sehingga sering sekali rapat diselenggarakan di homestay kami. Selain rapat organisasi juga sering dipakai untuk rapat bisnis. Kata mereka adem tempatnya. Jadi rapat rasanya tenang.

6. Tempat Les Bahasa Inggris

Les Bahasa Inggris di homestay

Lokasi homestay kebetulan berdekatan dengan beberapa sekolah seperti SMA 2 Wonosobo, SMP N 2 Selomerto, SD N 1 Kalierang, SD N 2 Kalierang, Mts Ma’arif. Mereka tahu jika saya mengajar bahasa Inggris di sebuah SMP. Jadi ketika ada PR Bahasa Inggris yang kiranya sulit tak segan mereka datang untuk menanyakan.

7. Tempat Baca dan Mewarnai


 
Membaca di teras homestay dan mewarnai di ruang tengah homestay

Saya juga membuka perpustakaan di rumah. Biasanya setelah meminjam buku mereka membaca di homestay. Tempat favorit untuk membaca adalah di ayunan telur dan di teras. Waktu peminjaman buku Senin hingga Jumat sore.

8.      Tempat Kegiatan Parenting

 
Orang Tua Membaca Asmaul Husna dari HP sebelum kegiatan parenting dimulai

Wali murid di kelas anak saya sepakat untuk membuat kelompok belajar yang fokus membahas tentang pendidikan anak. Tempatnya di homestay kami kadang bergiliran. Narasumbernya dari berbagai disiplin keilmuan, biasanya guru atau ustadz/ustadzah. Waktunya sebulan sekali. Biasanya orang tua belajar parenting anak-anak mewarnai.

9.      Tempat Kegiatan Yasinan

Kegiatan Yasinan adalah kegiatan membaca Quran surat Yasin secara bersama-sama yang diikuti oleh bapak-bapak di lingkungan sekitar tempat tinggal kami. Waktunya setiap Kamis malam. Kadang di homestay kami kadang bergiliran dari rumah ke rumah.

10.      Tempat Senam

Ibu-ibu biasanya suka senam dengan ruangan yang tertutup karena malu dilihat orang. Nah, homestay kami solusinya. Berbekal laptop dan pengeras suara sudah cukup.

Berbuat Baik Kepada Siapapun Juga Bagian dari Promosi

Alhamdulillah dengan berbagai kegiatan tersebut. Secara tak langsung setiap acara pasti ada dokumentasi. Tentu dengan senang hati mereka mempromosikan ke media sosial tanpa kami minta. Hal itu jauh lebih efektif dibandingkan kami sendiri yang promosi. Bagi teman atau saudara yang bisa menghadirkan tamu biasanya kami beri bonus.

Salah satu ustadz yang akan mengisi ceramah di Wonosobo

Keinginan untuk meraih keuntungan semata dari homestay tentu bukan tujuan utama kami. Ada beberapa tamu yang kami gratiskan. Misalnya pernah ada tamu bermalam dari Magelang dan Yogyakarta. Beliau menginap karena akan mengisi ceramah di Wonosobo. Juga khusus untuk keluarga besar dari pihak saya maupun suami juga gratis. Biasanya keluarga besar datang untuk silaturahim atau hendak berwisata di Dieng.

Banyak tamu memilih homestay kami karena menurut mereka lebih murah sekitar Rp. 400.000,00 per malam. Selain itu, bisa dihuni banyak orang, cocok untuk tempat berkumpul, lebih fleksibel masalah check in dan check out, bahkan bisa ditawar jika menginap lebih dari satu hari. Itulah beberapa alasan pelanggan tamu yang menginap di homestay kami. Bagi kami kunci kesuksesan pengelolaan homestay adalah sambutan yang hangat dan ramah agar tamu merasakan seperti di rumah sendiri.

Fasilitas Homestay

  

Homestay dengan konsep shabby chic cocok untuk tempat selfi

Homestay dengan konsep shabby chic, yang sering digunakan untuk tempat selfi ini memiliki banyak fasilitas. Fasilitas yang disediakan untuk para tamu di antaranya 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang tengah, ruang makan, dapur, 2 kamar mandi, area wudhu, gudang, garasi, air panas dan rental mobil. Apabila tamu menginginkan pemandu wisata kami juga menyediakan baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, bila tamu tidak butuh pemandu berikan peta wisata Wonosobo agar tamu tahu rute setiap tempat wisata yang akan dikunjungi.

Jadi, jangan khawatir bagi yang ingin mendirikan homestay tapi jauh dari tempat wisata. InsyaAllah dengan inovasi kreatif, tamu akan berdatangan. Jangan lupa sajikan megono, tempe kemul dan teh tambi di pagi hari dan mie ongklok serta carica di siang hari sebagai promosi makanan khas Wonosobo. Mari kita promosikan wisata Wonosobo agar bisa go internasional.

*Postingan blog ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Pameran Produk Inovasi Jawa Tengah 2019 dan saya melawan hoax dengan mengecek ulang kebenaran berita yang masuk via broadcast di grup aplikasi chat serta mengirim klarifikasinya ke grup tersebut.
#LombaBlogPPIJateng2019
#PPIJATENG2019WONOSOBO

#JawaTengahGayeng#JawaTengahIndah











Minggu, 03 Juni 2018

Dasar-Dasar Menulis

Juni 03, 2018 0 Comments


Mulai bulan Januari 2018 saya mengikuti Kelas Menulis Online. Ada sekitar 150 peserta yang mengikuti kelas tersebut. Admin menyebut kelas kami KMOJAN kepanjangan dari Kelas Menulis Online Januari. Di kelas menulis online ini kami dibimbing oleh penulis senior Bapak Cahyadi Takariawan dan Ibu Ida Nur Laila.  Menurut saya materi-materi yang diberikan sangat bagus.

Pak Cah, begitulah sapaan beliau,  menganggap semua peserta yang ikut  KMOJAN belum bisa menulis sama sekali, sehingga beliau mengajarkan materi yang benar-benar dari dasar, bahkan terlebih dahulu beliau membangkitkan semangat kami untuk berani menulis dan memiliki rasa percaya diri dengan tulisan sendiri yang dibuat. Beliau juga mengajari kami untuk mengatasi bad mood ketika proses menulis itu berlangsung. Materi yang diberikan kepada peserta kadang melalui video, materi pdf dan materi via whats app. Saya merasa beruntung mengikuti kelas KMOJAN ini.

Di kelas KMOJAN ada banyak tugas menulis yang harus kami selesaikan. Admin sering memberi tantangan dengan tema tertentu dan ketentuan khusus kepenulisan. Nah, kali ini admin KMOJAN meminta kami menonton video materi Pak Cah tentang kepenulisan lalu membuat resume dari materi tersebut.

Saya menonton video tersebut dengan seksama. Menyimak kata demi kata yang disampaikan Pak Cah. Pada awal tayangan video beliau banyak menyampaikan tentang pengalaman beliau menulis pertama kali sampai kemudian beliau istiqomah menulis sampai sekarang hingga lahirlah 46 buku. Beberapa diantaranya adalah buku-buku best seller. Sungguh luar biasa pengalaman beliau, sangat menginspirasi khususnya bagi penulis bpemula seperti saya.

Bagi Pak Cah sendiri menulis bertujuan untuk berbagi ilmu, informasi dan pengalaman khususnya tentang konseling. Beliau juga berpesan sebelum menulis yang harus dipikirkan oleh  penulis harus memiliki tujuan menulis. Kenapa seseorang harus memiliki tujuan menulis?

Nah, setidaknya ada delapan tujuan seseorang kenapa ia harus menulis.

1.      Tujuan Ideologis

Seseorang ingin menulis karena ia ingin mempengaruhi orang lain melalui tulisannya. Orang tersebut sudah mempunyai keyakinan hidup tertentu dan ia ingin mempengaruhi orang lain lewat tulisannya tersebut karena bermula dari keyakinan ideologinya. Misalnya keyakinan tentang agamanya, keyakinan tentang pandangan hidupnya, keyakinan tentang suatu kebenaran dan ia ingin orang lain juga meyakini kebenarannya yang ia miliki tersebut.

Biasanya orang yang menulis karena alasan ideologis ia tidak berfikir tentang suatu alasan yang sifatnya pragmatis. Misalnya, dia tidak berfikir bahwa tulisannya itu nanti akan dibayar atau tidak, apakah dia menjadi populer atau tidak, apakah dia menjadi orang yang diakses atau tidak, apakah dia mendapatkan likers atau haters yang terbanyak atau tidak. Dia tidak mempedulikannya karena tujuan ia menulis adalah ideologi.

Contoh orang yang menulis karena tujuan ideologis adalah para pendakwah. Ia menulis karena ingin berdakwah. Orang tersebut ingin mendakwahkan apa yang ia yakini agar orang lain terpengaruh dengan apa yang ia yakini.

2.      Tujuan Akademis

Tujuan menulis ini biasanya untuk kalangan akademisi seperti di sekolah atau kampus atau yang menyangkut masa depan kariernya. Sebut saja jurnal, artikel ilmiah atau bahan ajar adalah contoh dari tulisan yang dihasilkan.

Contoh lainnya adalah ketika para dosen membuat buku agar mahasiswanya lebih paham dan mempunyai referensi terhadap mata kuliah yang diampu. Guru membuat modul dan digunakan untuk pembelajaran siswanya. Termasuk juga guru, dosen dan profesi lain yang menulis dengan persyaratan tertentu untuk kenaikan pangkat atau kenaikan jenjang tertentu.

Menulis untuk tujuan akademis tentu terikat dengan sejumlah aturan-aturan akademis. Misalnya, bagaimana sistematika menulis, bagaimana cara menyajikan tulisan, bagaimana format bahasa dan bagaimana format penggunaan istilah. Aturan kepenulisan tentu disesuaikan dengan instansi atau lembaga terkait.

3.      Tujuan Ekonomis

Menulis dengna tujuan ekonomis maksudnya adalah seseorang menulis untuk mendapatkan keuntungan materi atau memperoleh pundi-pundi rupiah. Hal ini sah-sah saja dalam dunia kepenulisan, karena banyak penulis yang menggantungkan hidupnya melalui karya-karyanya.

Dengan menulis seseorang bisa dengan mudah mendapatkan royalti, honor kepenulisan dari media massa atau mendapatkan hadiah dari mengikuti lomba kepenulisan. Bahkan ada orang yang menjadikan menulis sebagai profesi untuk menghidupi biaya sehari-harinya.  

4.      Tujuan Psikologis

Menulis untuk menyalurkan emosi atau sesuatu yang mengganjal di hati, kalau secara psikologi dikenal dengan katarsis. Penulis sering menjadikan tulisannya untuk menyampaikan perasaan gembira, sedih, duka atau nestapa yang sedang ia rasakan. Ia mendapatkan kelegaan diri ketika sudah menulis. Misalnya orang yang sedang bahagia akan mendapatkan kebahagiaan yang optimal ketika dia menulis. Orang yang sedih lalu ia menuliskan kesedihannya itu mampu mengurangi kesedihan yang sedang ia rasakan. Seseorang yang menulis karena tujuan seperti ini dinamakan menulis karena tujuan psikologis.

5.      Tujuan Politis

Tujuan menulis ini adalah untuk kepentingan politik, seperti mengumpulkan massa dan simpatisan terhadap partai atau lembaga tertentu. Misalnya para politisi atau orang yang berkecimpung di dunia politik. Karena untuk tujuan politik mereka menggunakan cara-cara yang sifatnya politis. Menulis untuk tujuan politis biasanya terkait dengan event-event yang tujuannya politis atau bisa juga terkait dengan edukasi yang sifatnya politik. Jadi ada yang sifatnya untuk politik praktis ada yang sifatnya melakukan pendidikan politik untuk para pembaca.

6.      Tujuan Pedagogis

Menulis untuk memberikan edukasi kepada orang lain, mendidik dan mengajarkan orang lain terhadap sesuatu hal. Temanya apapun, bebas tapi tujuan menulisnya adalah mengedukasi. Misalnya saja mengedukasi tentang gaya hidup, mengedukasi nilai-nilai dan dia mengedukasi semua lapisan masyarakat..

7.      Tujuan Medis

Biasanya menuangkan emosi jiwa dalam tulisan akan membuat seseorang merasa lebih baik. Bukankah itu akan menjaga kualitas kesehatannya? Maka menulislah, kamu akan sehat. Menulis bagian dari terapi. Diyakini bahwa menulis itu mempunyai manfaat kesehatan. Bukan hanya kesehatan yang sifatnya spiritual, mental tetapi ada juga penyakit-penyakit fisik yang diyakini bisa disembuhkan karena menulis. Adapula yang meyakini bahwa dengan jalan menulis maka telah melakukan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu

8.      Tujuan Praktis / Pragmatis

Ini tujuan yang paling random di antara yang lain. Tujuan ini lebih beraneka ragam, sebut saja menulis karena ingin populer, menulis karena ingin mendapatkan posisi tertentu. Atau bisa juga ia menulis karena memenuhi tugas atau syarat tertentu sehingga ia harus menulis pada saat itu juga seperti mahasiswa di kampus yang disuruh dosennya untuk menulis.

Seorang penulis harusnya menetapkan alasan kenapa ia harus menulis. Delapan tujuan menulis bisa menjadi panduan kenapa seseorang harus menulis. Dan tujuan menulis itu tidak melulu satu tujuan saja, bisa saja satu tulisan merangkum beberapa tujuan, dan itu bukan masalah sama sekali. Yuk para penulis kita tetapkan tujuan kenapa kita menulis!,

Saya sendiri paling sering menulis dengan tujuan pedagogis. Mungkin karena profesi saya sebagai guru dan banyak tulisan saya tentang pendidikan anak, khususnya keempat anak saya. Saya sering menuliskannya di facebook dan di blog saya. Setiap hari saya sempatkan untuk menulis seperti nasehat pak Cah, “Asosiasikan waktu untu menulis”. Jadi jangan heran kalau saya kadang membuat tulisan malam-malam sambil menggendong bayi.

Keluarga dan sahabat saya sering menanyakan kepada saya, kenapa sih harus menulis? Memangnya nggak capek harus meluangkan waktu setiap harinya bermain dengan abjad kemudian merangkainya menjadi sesuatu yang bermakna? Keuntungan apa yang saya dapatkan dari berbagai tulisan saya itu?

Apakah saya mendapatkan sebuah popularitas atau uang? Apa keuntungan hobi nulis di blog dengan profesi saya sebagai guru? Sepertinya banyak orang memandang bahwa menulis itu pekerjaan sia-sia. Seolah menulis hanya membuang-buang waktu saya saja.

Semua mindset  itu berubah ketika saya menonton video Pak Cah. Pengetahuan saya menjadi bertambah, terutama mengenai manfaat menulis. Mengapa saya semangat menulis? Pertanyaan itu terjawab ketika saya tahu tujuan saya menulis dan tahu apa manfaat menulis. Pak Cah memberikan berbagai manfaat yang ternyata bisa kita peroleh dari dunia tulis menulis. Ini dia kemanfaatan menulis yang lebih bersifat spiritual/ nilai;

1.    Membuat kita banyak membaca dan banyak belajar.

Dari kegiatan membaca yang sering kita lakukan, otomatis kita akan banyak belajar tentang sesuatu hal. Banyak membaca dan belajar akan membuat seseorang kaya akan ilmu. Intinya, menulis akan membuat seseorang bertambah pengetahuannya. Jika seseorang jarang membaca lalu tiba-tiba menulis maka tulisannya tidak akan berkembang. Seseorang akan menulis pada pengetahuan yang dangkal karena tidak memiliki perluasan pengetahuan kita dari hasil pembelajaran dan bacaan.

Begitu kita menulis kita akan dituntut semakin banyak baca. Ketika kita semakin banyak baca maka semakin banyak pengetahuan yang kita miliki. Ketika pengetahuan kita semakin banyak semakin banyak pula kita memahami apa yang disciptakan Allah di dunia ini.

2.    Melatih berpikir logis dan sistematis.
Entah tulisan kita fiksi atau non fiksi membuat kita terlatih berfikir logis dan sistematis. Semakin banyak menulis maka kita akan semakin terlatih untuk berfikir sistematis apalagi untuk tulisan-tulisan yang panjang seperti buku, karya ilmiah, novel dll. Tulisan pendek sekalipun juga harus logis dan sistematis misalnya ketika membuat artikel. Artikel itu sependek apapun juga ada sistematikanya. Contoh ada bagian pendahuluan, lalu isinya mau seperti apa dan akan dibagi menjadi sub bagian apa saja, dan terakhir penutupnya mau seperti apa.

Walaupun kita tidak membuat outline (kerangka tulisan), secara sistematis dalam menulis artikel akan terdiri dari pendahuluan, isi lalu penutup. Kebiasaan inilah yang akan membuat kita terlatih untuk berfikir sistematis.

3.  Menulis membuat kita bisa mengikat makna. 

Jika membaca dapat membuat kita menangkap makna, maka menulis akan mengikat makna tersebut. Seorang guru ketika ia membaca buku sebelum mengajar maka ia sedang menangkap makna, tapi ketika ia menuliskan hasil bacaannya tersebut maka ia sedang mengikat makna. Jadi menulis itu untuk mengikat makna agar tersimpan di memori kita, tidak menguap dan tidak mudah hilang dari ingatan.  
         
4.  Sarana katarsis.

Ketika kita mencoba menuliskan kegelisahan kita, maka emosi itu serasa lepas, setidaknya bisa mengurangi beban kegelisahan yang kita rasakan dan akhirnya kita merasa lega dan nyaman. Inilah yang dinamakan katarsis yaitu sebuah bentuk meluapkan emosi jiwa. Biasanya penulis akan mengungkapkan perasaan lewat tulisan-tulisannya. Oleh karena itu orang yang menulis biasanya jauh dari stress dan depresi karena sesuatu yang mengganjal hati biasanya langsung ia tuangkan dalam bentuk tulisan.

5.  Sarana dakwah.

Kita bisa menulis dan dibaca oleh banyak kalangan dibanding kita ceramah dalam satu tempat saja. Ketika ada mubaligh yang keliling dari satu tempat ke tempat yang lain hanya aka nada beberapa kalangan saja yang bisa ia sentuh. Tetapi begitu ia menulis maka ia telah menyebarkan materi dakwahnya itu kepada semua kalangan yang bahkan ke tempat-tempat yang selama ini belum pernah ia kunjungi.

6.  Sarana edukasi dan berbagi.

Melalui tulisan kita dapat memberi manfaat kepada orang lain. Kita berbagi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Misalnya ketika seseorang mengisi seminar, ia hanya mampu mengedukasi kepada para peserta yang datang saja. Akan tetapi ketika ia menulis ia bisa mengedukasi puluhan ribu bahkan lebih orang yang membaca tulisannya karena tulisannya tersebar kemana-mana. Jadi menulis bisa menjadi sarana memberikan informasi tentang hal-hal yang bermanfaat.

7.  Mendapatkan kepuasan mental, kepuasan spiritual dan kepuasan intelektual. 

Melalui menulis seseorang bisa merasakan sebuah kepuasan tersendiri. Ketika tulisannya selesai ada kepuasan, ketika tulisannya dimuat ada kepuasan. Kadang ada kepuasan intelektual yang tidak bisa dibayar dengan sesuatu apapun. Mungkin buku itu tidak best seller tapi karena si penulis telah menuliskannya dengan penuh perjuangan, riset yang melelahkan, pencarian data dan referensi dari berbagai sumber, begitu buku tersebut selesai ditulis, rasanya puas sekali. Wow..jadi lebih termotivasi untuk menulis kan?

8.  Dikenal publik.

Ini pasti dong, apalagi kalau tulisan kita udah keren bingits. Semua orang bisa kenal dengan kita, mengagumi kita bahkan mengidolakan kita, hihihi. Tapi menurutku ini bonus. Jangan jadikan ini sebagai orientasi utama ya!

                  Nah sekarang alasan apalagi yang membuat kita menunda menulis? So segeralah menulis!. Dimana saja, kapan saja, yuk sempatkan diri untuk menyampaikan ide dalam bentuk tulisan. Jangan pernah takut untuk memulai menulis. Lihatlah, betapa banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sebuah kegiatan menulis. Teruslah menulis, kita akan mendapatkan hasil dari setiap karya kita.