Follow Us @soratemplates

Rabu, 21 April 2021

April 21, 2021 0 Comments

 

KARYA KREATIF LITERASI DENGAN “KARTINI” (KARTU MINI)

Oleh: Puji Narima Wati, M.Pd

 

Peringatan Hari Kartini setiap tanggal 21 April tentu memberikan banyak inspirasi terutama bagi para pegiat literasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sosok Kartini adalah salah satu pejuang literasi di zamannya. Namun, idenya tak lekang oleh zaman hingga bisa kita tiru dengan sedikit modifikasi di era digital ini. 


Bayangkan jika ia tidak menuliskannya maka perjuangannya tidak akan memberi banyak inspirasi sebanyak hari ini. Mungkin banyak pahlawan yang perjuangannya lebih dari Kartini, tapi mereka tidak menuliskannya sehingga kita tidak bisa banyak belajar dari pahlawan-pahlawan tersebut karena kurangnya referansi.


Pemikiran Kartini di bidang pendidikan memang sangat maju. Ia gigih memperjuangkan tentang hak perempuan dalam pendidikan. Menurut beliau, agar masyarakat menjadi maju, perempuan butuh dibekali pengetahuan dan pendidikan yang luas untuk menjadi manusia pembangunan baik di ranah publik maupun domestik.


Mencermati kisah Kartini, ada inspirasi yang bisa kita petik yaitu “Kartini berjuang lewat tulisan”. Kartini adalah pejuang literasi. Dengan penanya, ia tulis surat demi surat tentang gagasan pemikirannya yang cemerlang. Hingga kumpulan suratnya diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul, “Habis Gelap Terbitlah Terang.”


Kelebihan Kartini di bidang literasi adalah pada kegemarannya membaca dan menulis. Ia adalah wanita yang gemar membaca sekaligus kritis. Sikap kritisnya tersebut kemudian ia tuangkan ke dalam tulisan. Sungguh dari sini kita belajar bahwa sejatinya penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. 


Kadang ada ketidakseimbangan antara semangat menulis kita dengan semangat membaca kita. Kita sangat semangat menulis di awal kemudian terbentur kehabisan ide di tengah tulisan kita. Alasan kehabisan ide ketika menulis akan menghambat keinginan kita untuk menyelesaikan tulisan yang sedang kita buat.


Masalah lain yang paling sering muncul ketika kita sudah membaca kita sering lupa isinya. Kita lupa mengambil intisari dari buku yang kita baca. Termasuk kita lupa mengambil nilai hidup dari bahan bacaan kita. Padahal buku yang kita baca bagus dan memberikan banyak inspirasi. Sedangkan kemampuan otak kita dalam mengingat sangat terbatas.


Gambar 1. Penulis memegang Kartu Mini (KARTINI)


Nah, untuk mengatasi masalah tersebut kita bisa mencoba menuliskan ide atau intisari dari buku ke dalam Kartu Mini yang disingkat “KARTINI”. Kita bisa membuat kartu seukuran kartu nama dari kertas yang HVS atau kertas yang agak tebal. Bisa juga kita membeli kertas post it yang sudah jadi di toko alat tulis agar lebih berwarna. Apa kegunaan "KARTINI" tersebut?


Setelah Kartu Mini dibuat selanjutnya kita gunakan untuk menulis intisari dari buku atau artikel yang kita baca. Tidak perlu menulis banyak. Cukup satu sampai tiga kalimat saja. Ukuran tulisan bisa kita sesuaikan. Jika hanya satu kalimat mungkin lebih besar ukuran hurufnya. Jika dua kalimat atau kalimatnya panjang bisa kita perkecil ukuran hurufnya.


Lantas apa yang harus kita tulis? Tulis apa saja yang menurut kita penting, menarik, unik, bermanfaat, atau merupakan ide baru. Kalimat yang kita tulis itu nantinya bisa kita kembangkan menjadi tulisan yang lebih dalam dan luas pada lain waktu ketika kita sempat. Yang penting ikat ilmunya dulu. Ikat ide atau gagasannya dulu agar tidak lupa. Jika kita mempunyai waktu yang agak longgar baru kita kembangkan ide tersebut.


Misalnya, setelah kita membaca buku Cinta Dua Cahaya karya Ibu Ida Nur Laila kita mendapatkan informasi baru dan menarik di halaman 275, maka kita tulis di Kartu Mini seperti ini:


“Diskusi sengit berakhir baik. Dua jari kelingking tertaut dengan senyuman. Itu salah satu contoh pendakian.” (Ida Nur Laila. Cinta Dua Cahaya: 275)


Setelah menulis intisari dari buku yang kita baca jangan lupa sediakan ruang kosong untuk menulis satu kata kunci. Kata kunci berisi satu atau dua kata tentang nilai hidup atau tema yang ada pada bahan bacaan. Inilah yang dinamakan nilai karakter. Misalnya saja dari Kartu Mini tersebut kita tulis kata "berdamai". Nilai karakter lainnya bisa kita tulis seperti jujur, tekun, kerja keras, ikhlas atau pantang menyerah.


Nilai karakter inilah yang akan menjadi nyawa pada tulisan yang akan kita kembangkan nantinya. Nilai ini yang membuat tulisan kita nanti hidup dan penuh makna, Dampak dari tulisan yang bermakna salah satunya bisa bermanfaat sehingga orang terinspirasi setelah membaca tulisan kita. 


Beri tanda lingkaran atau kotak pada nilai karakter untuk menandai. Kelak ketika kita ingin menulis dengan tema jujur misalnya tinggal kita cari Kartu Mini dengan melihat kotak nilai karakter di sebelah atas. Kita akan lebih mudah dan cepat ketika mencari tema tertentu. 


Setelah selesai menuliskan nilai karakter dan kutipan selanjutnya tuliskan judul buku atau artikel, penulisnya, halaman dan tahun terbit di baris paling bawah dari Kartu Mini tersebut. Hal ini untuk memudahkan kita apabila ingin menulis kutipan pada tulisan kita nanti juga memudahkan kita dalam menulis daftar pustaka. Bisa juga untuk memudahkan kita ketika kita ingin membaca buku tersebut di lain waktu atau mencari informasi lebih dalam. 


Utuk penyimpanan Kartu Mini (KARTINI) kita bisa membeli dompet kartu nama. Kita masukkan satu per satu di setiap plastiknya. Bisa juga kita siapkan kotak khusus. Kita tata dengan rapi. Bisa kita urutkan sesuai tanggal membuat. Jika sudah banyak bisa kita klasifikasikan jenisnya sesuai warna kertas atau sesuai jenis buku. Sebenarnya tidak ada aturan khusus dalam penyimpanan, bebas saja sesuai dengan keinginan kita. Pilihlah yang termudah sehingga bisa membantu kita saat dibutuhkan.


Gambar 2. Kartu Mini (KARTINI) yang dibuat dengan power point


Jika kita kesulitan membawa Kartu Mini  dan pupen kemana-mana kita bisa membuat E-Kartini. Kartini Elektronik (E-Kartini) juga bisa dibuat lewat gawai kita. Kita bisa memakai aplikasi apa saja yang penting memudahkan.  Misalnya, bisa memakai Ms Word lalu kita buat tabel. Bisa juga kita memakai Excel yang sudah tersedia tabel hanya saja perlu memperbesar ukuran tabelnya. 


Jika ingin lebih cantik, bisa memakai aplikasi power point. Justru aplikasi ini memudahkan kita ketika kita ingin mencetak karena sudah tertata dalam bentuk kotak-kotak. Kita juga bisa menambahkan gambar dan tampilan background dengan sekali klik.


Jika kita kurang puas dengan aplikasi tersebut bisa memilih canva atau sejenisnya. Kita bisa berkreasi dengan berbagai jenis huruf dan ukuran. Tampilannya bisa lebih menarik. Misalnya gambar cover buku kita taruh di E-Kartini tersebut. Tambahkan pula gambar penulis bukunya. Bisa juga diberikan gambar sesuai dengan tema tulisan dalam kartu mini. 


Setelah selesai bisa kita unggah di media sosial. Biasanya banyak orang mengunggah  kutipan tanpa mencantumkan sumber. Seolah-olah kutipan tersebut adalah idenya sendiri padahal kutipan tersebut adalah hasil ide orang lain.


Nah, Kartu Mini ini menjadi solusi selain mengikat ilmu agar kita tidak lupa dengan intisari bacaan juga bisa menghargai ide pemikiran orang lain. Membiasakan menulis sumber asli kutipan membuat kita terhindar dari kebiasaan plagiat karya orang lain. 


Dalam dunia tulis menulis plagiarisme merupakan kejahatan besar. Jadi Kartu Mini bisa menjadi alternatif mengasah kebiasaan baik dalam dunia tulis menulis. Membiasakan mencantumkan ide orang lain. Hal tersebut tidak kemudian membuat tulisan kita turun kualitasnya karena mengutip tuilisan orang lain, justru kita sedang mengembangkan ilmu pengetahuan. Kita sedang meramu berbagai pemikiran orang lain dan meraciknya hingga bisa bermanfaat bagi pembaca.


Ide Kartu Mini (Kartini) ini muncul setelah penulis mempraktikkan media Book Game dan Kartu Catatan (KC) karya Peng Kheng Sun. Dalam media Book Game ada kartu kira-kira berukuran seperempat kertas A4 yang berisi bahan bacaan. Pembaca diminta mencari nilai karakter dari bacaan tersebut. Di dalam kartu hanya berisi bacaan yang lumayan panjang sekitar satu sampai tiga paragraf dan belum ada tulisan nilai karakter karena memang dijadikan permainan mencari karakter.


Sedangkan media Kartu Catatan (KC) adalah sebuah media yang digunakan untk menulis intisari dari bacaan yang kita baca. Ada pencantuman inisial nama pembuat KC, nomor urut, kode buku, tahun pembuatan KC, nama penulis/ buku yang dibuat KC, judul buku yang dibuat KC, halaman buku yang dikutip. Memang lengkap sekali dan informatif. Dalam KC juga belum tercantum nilai karakter secara khusus.


Terinspirasi dari Peng Kheng Sun, seorang inovator dan penulis yang luar biasa di Indonesia ini penulis kemudian melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Modifikasi Kartu Mini (Kartini) adalah menambahkan nilai karakter langsung ke dalam kartu. Manfaatnya agar memudahkan ketika kita ingin menulis dan mengembangkannya. Juga membiasakan kita mengambil nilai karakter dari setiap bahan bacaan yang kita baca.


Semoga dengan “Kartini dan E-Kartini” bisa menambah semangat kita dalam membaca. Juga membiasakan kita agar terbiasa mengikat ilmu. Sebagaimana pesan Ali in Abi Tholib ra, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Itu merupakan peringatan kepada kita bahwa ilmu mudah sekali lepas ketika tidak diikat. Adapun cara mengikatnya adalah dengan menuliskannya. 


Mari mengikuti jejak pahlawan Kartini dengan menulis Kartu Mini (Kartini) baik menulis secara manual maupun elektronik. Jika sehari satu Kartu Mini bisa kita buat maka sebulan ada 30 lembar dan setahun ada 365 lembar. Artinya ada 365 ide untuk menulis. Jadi tidak ada alasan lagi kehabisan ide dalam menulis. Karena kita sudah punya bank ide yaitu kumpulan Kartu Mini.


Gambar 3. Bersama rekan guru dan karyawan di SMPN 2 Selomerto, Wonosobo 
berfoto bersama dengan membawa Kartu Mini (KARTINI)


Kartu Mini yang kita buat bisa dipinjamkan kepada teman kita. Bisa juga saling tukar Kartu Mini. Semakin banyak Kartu Mini yang kita buat dan kita baca maka semakin banyak ide yang masuk di pikiran kita. Semakin banyak ide maka semakin mudak kita menulis. Semakin banyak tulisan yang kita buat tentu saja kita akan semakin produktif dan semakin bermanfaat untuk orang lain. Kuncinya adalah ketelatenan, membaca kritis, dan meluangkan waktu.


Akhirnya sosok Kartini harus menjadi inspirasi wujud pegiat literasi yang tangguh dan rajin menulis. Mari kita belajar merawat iklim intelektual melalui aktivitas mengikat pengetahuan dengan tulisan. Kita ikat ilmu dengan Kartu Mini (Kartini) baik manual maupun elektronik lalu kita kembangkan lewat tulisan sesuai dengan kapasitas pemikiran kita. 


Walaupun KARTINI bentuk dan ukurannya kecil namun bisa melahirkan karya besar. Setelah itu kita bagi tulisan kita ke seluruh penjuru dunia dengan bantuan teknologi. Setidaknya jika kita tidak mampu merubah dunia dengan tangan kita bisa jadi kita bisa merubah dunia lewat tulisan kita.


 Wallahu a'lam bi showab.


Artikel ini ditulis oleh Puji Narima Wati, M.Pd (alumni Mudilan School Angkatan 1) dalam rangka memperingati milad Mudilan School yang kelima. Terima kasih atas ilmu kepenulisan yang telah diberikan kepad penulis selama satu tahun pembelajaran. Semoga Mudilan School tambah sukses menjadi generasi penerus Kartini yang berjuang membudayakan literasi.


#LombaKaryaKreatifLiterasi

#MiladKeLimaMudilanSchool